• November 23, 2024

Kompetisi! Barangsiapa mengungkap pembunuh gajah Bunta, maka…

Hadiah ratusan juta bagi yang mampu memberikan informasi akurat tentang pembunuh gajah Bunta

JAKARTA, Indonesia—Bunta, seekor gajah peliharaan yang bertugas di kamp Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, ditemukan terbunuh pada Sabtu pagi, 9 Juni 2018. Gajah jantan tersebut diduga mati. karena dia diracun. Saat ditemukan, salah satu gading gajah Bunta telah dipotong oleh pelaku pembunuhan.

Polisi dibantu tim penegak hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dikerahkan untuk memburu pelaku. Namun hampir seminggu kemudian, pelaku pembunuhan belum diketahui identitasnya.

Menyikapi kemarahan besar masyarakat, sejumlah kompetisi digelar berbagai pihak untuk mengungkap kasus ini. Hadiah hingga puluhan juta disiapkan bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi akurat mengenai pembunuhan gajah Bunta.

Bagaimana kronologi kematian gajah Bunta?

Jenazah gajah Bunta yang tak bernyawa pertama kali ditemukan Mahot (selaku pawang gajah) Saifuddin, di Dusun Batang, Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.00 WIB, 9 Juni. Saat itu, Saifuddin Bunta ingin pindah. Namun di TKP, pawang menemukan Bunta sudah mati dan salah satu gadingnya hilang.

Hasil autopsi ditemukan racun di tubuh Bunta. Polisi menduga pelaku melakukan pembunuhan dengan cara memasukkan racun ke dalam buah mangga dan pisang yang dimakan Bunta. Setelah hewan besar tersebut roboh, pelaku kemudian memotong bagian pipi gajah Bunta untuk diambil gadingnya.

Mengapa masyarakat marah?

Bunta adalah seekor gajah yang telah bertugas di CRU Serbajadi selama bertahun-tahun. Gajah jantan bertugas memediasi konflik antara manusia dan hewan yang sering terjadi di kawasan hutan. ‘Tugas’ lainnya, tugas Bunta sehari-hari adalah mencegah hewan liar memasuki pemukiman warga.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo pun mengecam pembunuhan keji tersebut. “Bagaimana gajah, yang sebenarnya membantu manusia mengatasi konflik, tega dibunuh?” kata Sapto seperti dikutip Warta Aceh.

Marah atas kematian Bunta juga diungkap oleh sejumlah selebriti. Melalui akun Instagram bisnis @tuluscompanyindonesia, musisi sekaligus penyanyi solo Tulus mengajak masyarakat untuk mendukung pengusutan kasus pembunuhan gajah bunta hingga tuntas dengan menandatangani petisi di laman tersebut. change.org/ripBunta.

Pada tahun 2016, Bunta menjadi salah satu penyambut Leonardo di Caprio saat aktor Hollywood itu berkunjung ke Aceh. Leonardo bahkan berfoto selfie dengan Bunta. Saat itu, sekembalinya dari Aceh, Leonardo mengingatkan jika perusakan hutan di Sumatera tidak dihentikan, satwa liar seperti orangutan, harimau, dan gajah akan kehilangan tempat tinggalnya.

Berapa hadiah untuk pemenang kontes?

Lomba mengungkap pembunuh Bunta pertama kali diumumkan Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo melalui laman Facebook pribadinya. Awalnya, Sapto berjanji akan memberikan uang sebesar itu Rp. 10 juta. Namun, Sapto menaikkan nilai hadiah menjadi Rp 30,5 juta, Rabu 13 Juni 2018. Sapto mengatakan, uang hadiah tersebut berasal dari kantong BKSDA dan mitra swasta.

IRWANDI.  Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pun turut menggelar lomba tersebut.  Foto Facebook Irwandi Yusuf

Langkah Sapto menggelar kompetisi kemudian disusul Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Irwandi tak henti-hentinya menjanjikan hadiah Rp100 juta kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi akurat yang bisa mengarahkan polisi ke pembunuh gajah Bunta.

Apakah ada kasus serupa?

Bunta bukan satu-satunya gajah yang diracun sampai mati untuk diambil gadingnya. Berdasarkan catatan Forum Masyarakat Gajah Indonesia (FKGI), lebih dari 700 ekor gajah mati selama sepuluh tahun terakhir, baik karena konflik dengan warga maupun sengaja dibunuh untuk diambil gadingnya. Kematian gajah umumnya terkonsentrasi di Aceh, Lampung, dan Riau.

Pada tahun 2013, muncul petisi mengutuk pembunuhan gajah dan mendapat perhatian luas ketika seekor gajah bernama Papa Genk ditemukan terbunuh di Sampoinet, Kabupaten Aceh Jaya. Tiga tahun kemudian, pembunuhan seekor gajah bernama Yongki pun menuai reaksi serupa dari masyarakat. Namun, baru pada kasus terbunuhnya gajah Bunta barulah diadakan kompetisi untuk mengungkap pembunuh mamalia besar tersebut.

—Rappler.com

slot online gratis