• October 4, 2024
Korps Lalu Lintas Polri mengidentifikasi dua penyebab kemacetan di awal libur akhir tahun

Korps Lalu Lintas Polri mengidentifikasi dua penyebab kemacetan di awal libur akhir tahun

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sistem pengelolaan jalan tol dapat membantu mengantisipasi kemacetan lalu lintas

JAKARTA, Indonesia — Banyaknya volume kendaraan dan kurangnya kesiapan menampung lalu lintas di jalan tol diyakini menjadi penyebab kemacetan panjang di awal libur Natal dan akhir tahun beberapa waktu lalu. Sejumlah langkah antisipasi menghadapi arus balik telah disiapkan.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol. Condro Kirono mengatakan di Jakarta saja terdapat 3,228 juta mobil, 12 juta sepeda motor, dan sekitar 1,2 juta truk dan bus. Pada hari-hari biasa, sebagian pemilik kendaraan roda empat menggunakan angkutan umum sebagai sarana menunjang aktivitas sehari-hari.

“Nah, saat mereka berlibur bersama, mereka seperti diberi isyarat. Katakanlah 4 juta kendaraan roda empat keluar secara bersamaan, maka terjadilah kemacetan. Kalaupun tidak liburan, kalau jalan-jalan bareng, itu sudah fix, kata Condro kepada Rappler.com, Selasa, 29 September, di Jakarta.

Soal alasan sebelumnya tidak dilarangnya operasional truk padahal dikabarkan menimbulkan kemacetan, Condro meminta Kirono mengingat kembali pengalamannya mengatur lalu lintas saat libur akhir tahun pada tahun-tahun sebelumnya.

Coba tahun 2013, 2014, tidak ada larangan truk melintas saat libur akhir tahun, ujarnya. Lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1984 ini menekankan manajemen lalu lintas di jalan tol terkait kemacetan saat awal libur.

Dia mengingatkan, jalan tol menjadi kewenangan instansi tersendiri. Pengelola jalan tol memiliki sistem pemantauan yang mencakup volume kendaraan yang menggunakan jalan tol.

Di setiap gerbang tol dapat terdata perkembangan volume kendaraan yang melintas. “(Datanya) bisa sampai ke kantor pusat. Di situlah Anda bisa mengetahuinya. Apakah peningkatan volume lalu lintas sepadan dengan kapasitas jalan? Siapa tahu? Apakah polisi tahu?” kata Condro.

Nah, yang menjadi penyumbang permasalahan ini adalah pihak pengelola jalan tol, dalam hal ini PT Jasa Marga, Condro memilih tak menjawab. Wakil Ketua KADIN Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan, arus angkutan Natal dan Tahun Baru secara historis tidak sebesar angkutan lebaran.

“Hal inilah yang membuat Kementerian Perhubungan dan Lalu Lintas tidak menerapkan kebijakan seperti saat lebaran karena biasanya tidak sibuk. “Untuk Natal dan Tahun Baru, umumnya bandara sibuk,” ujarnya kepada Rappler.com beberapa waktu lalu.

Dia mengapresiasi langkah Kementerian Perhubungan yang mengeluarkan larangan truk beroperasi saat Tahun Baru. “Memang ada sebagian pihak yang menganggap jangka waktu pelarangan itu terlalu lama, tapi kami melihatnya sebagai langkah wait and see pemerintah agar kejadian seperti kemarin bisa diminimalisir,” ujarnya.

Condro Kirono memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada Kamis, 31 Desember. Untuk mengantisipasi kepulangan, sejumlah langkah antisipatif telah disiapkan PT Jasa Marga. Ini termasuk pemeliharaan aliran balik di sejumlah titik Tol Cikampek.

Kemudian penambahan gerbang di Cikarang Utama sebanyak 7 gardu induk. Dan juga memberikan uang kembalian senilai Rp 300 juta untuk gerbang Cikarang Utama. — Rappler.com

BACA JUGA

Data Sidney