KPK-Polri menjajaki kerja sama dalam bentuk “rapid respon unit”
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Tim tersebut bertugas memetakan modus korupsi yang terjadi di pemerintahan daerah
JAKARTA, Indonesia – Pimpinan Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepakat membentuk tim gabungan yang disebut unit respon cepat. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan, tim gabungan bertugas memetakan modus korupsi yang terjadi di pemerintah daerah.
Tim kemudian mempelajari bagaimana memperbaiki sistem anggaran agar cara seperti itu tidak terulang kembali, katanya, Senin, 4 Januari 2016 di Mabes Polri, Jakarta.
Badrodin mencontohkan program bantuan sosial (Bansos) atau hibah yang kerap menjadi permasalahan kepala daerah, salah satunya terjadi di Pemprov Sumut pada masa kepemimpinan Gatot Pudjo Nugroho.
“Bansos misalnya, perlu diteliti. Syaratnya apa, siapa yang mengawasi, siapa yang memverifikasi. “Sistemnya harus diteliti secara menyeluruh agar kedepannya tidak ada lagi kasus korupsi melalui bansos,” kata Badrodin.
Contoh lainnya adalah sistem rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (PNS). Diakui Badrodin, proses rekrutmen sarat dengan praktik kolusi dan nepotisme. Tim gabungan ini diharapkan dapat memberikan sistem yang lebih sempurna.
Agus Raharjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, mengatakan kerja sama seperti ini sangat baik untuk penegakan hukum. Apalagi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi yang membutuhkan tenaga ekstra.
“Ini semacam pilot project untuk menangani daerah yang banyak kasus korupsinya,” kata Agus Raharjo. Sebelumnya, Pimpinan KPK bertemu dengan pimpinan Polri di Kompleks Mabes Polri pada Senin sore.
Pertemuan tersebut dihadiri penuh oleh pejabat dari kedua institusi. Lima pimpinan KPK dan wakilnya hadir. Begitu pula dengan Polri. Pertemuan tersebut berlangsung selama satu jam dan tersembunyi dari perhatian kamera jurnalis.
Tadi ada pimpinan KPK mulai dari ketua, wakil ketua, komisioner hingga wakil penuh hadir di sini dalam rangka silaturahmi dan koordinasi, kata Badrodin usai rapat terbatas.
Badrodin mengaku sangat mengapresiasi pertemuan tersebut. Sebab, harus ada kerja sama antar aparat penegak hukum agar penindakan pemberantasan tindak pidana korupsi bisa terlaksana dengan efisien.
“Masing-masing lembaga penegak hukum punya kelebihannya masing-masing. “Alangkah baiknya jika sinergi seluruh penegak hukum terlaksana dengan baik,” kata Badrodin.
Agus Raharjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, mengatakan komunikasi seperti ini sangat baik dalam konteks kerja pemberantasan korupsi. Tak hanya dengan Polri, pihaknya juga akan bertemu dengan lembaga penegak hukum lainnya.
“Besok kita akan ke Kejaksaan Agung, lalu ke Pengadilan Tinggi, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial dan lain-lain. “Ini merupakan wujud kerja sama itu,” kata Agus.
Pertemuan tersebut berlangsung sekitar satu jam. Pertemuan itu bisa dikatakan dihadiri para petinggi Polri dan KPK. Dari Polri hadir Wakapolri Komjen Budi Gunawan dan pejabat tingkat I, juga dari KPK. — Rappler.com
BACA JUGA