• April 30, 2025
Kronologi pembakaran hidup-hidup di Bekasi

Kronologi pembakaran hidup-hidup di Bekasi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Dua orang terduga pelaku ditetapkan sebagai tersangka

JAKARTA, Indonesia – Polda Metro Jaya menangkap dua terduga pelaku pembakaran hingga tewas M Alzahra alias Joya (30 tahun) di Kampung Muara Bakti, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kedua pelaku masing-masing berinisial NMH dan SH. Keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Kabupaten Bekasi.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, dari dua terduga pelaku tersebut, akan diketahui siapa pelaku pembakaran M Alzahra.

“Kami masih mendalami berapa jumlah pelakunya. “Dari dua orang ini kita kembangkan, siapa pun,” kata Argo di Mabes Polda Metro Jaya, Senin, 7 Agustus 2017.

Argo mengatakan, sejauh ini kedua tersangka mengaku tidak pernah berencana melakukan penganiayaan terhadap Joya. Keduanya spontan bersatu menyerang Joya yang diduga mencuri amplifier Musala Al-Hidayah.

Argo, dari keterangan NMH dan SH diketahui ada pelaku yang membawa bensin dan korek api saat kerusuhan massal itu terjadi. Namun polisi masih mencari pelaku yang membawa bensin dan pelaku kebakaran.

“Jadi yang kita tangkap, dia spontan saja karena ada yang mencuri dari musala sehingga dia pukul. “Kalau ada yang menyiram bensin, kita tunggu saja,” kata Argo.

Seperti diketahui, Joya tewas dibakar massa di Muara Mark, Kabupaten Bekasi pada Selasa sore, 1 Agustus 2017. Dia dibakar hidup-hidup setelah dituduh mencuri amplifier musala.

Kronologi kejadian

Awalnya Joya datang ke Musala Al-Hidayah saat waktu salat Asar. Kemudian, bersama marbot musala, R yang juga menjadi saksi kasus meninggalnya Joya melakukan salat Asar.

Usai salat, musala sepi. Saat itulah Joya rupanya ingin mengambil amplifier atau speaker musala. Kemudian saksi (kanan) melihat tidak ada amplifier di musala, kata Argo Yuwono.

Karena pengeras suara tidak ada, R bergegas mencari orang terakhir yang bersamanya saat itu. Pria itu adalah Joya. Namun R tidak menemukan orang yang dimaksud.

Namun R tidak berhenti mencari. R kemudian mengajak warga untuk datang dan mencari Joya. “Kemudian R dan warga mencari pelaku hingga menemukannya di pasar murah. Terduga pelaku membawa amplifier. “Setelah dicek ternyata sama dengan yang ada di musala,” ujarnya.

Di sanalah warga yang tak terima, akhirnya main hakim sendiri terhadap Joya. Pemukulan tersebut akhirnya berujung pada hilangnya nyawa Joya. Sebab, penganiayaan yang mereka lakukan secara spontan, kata Argo. —Rappler.com

Keluaran Sidney