Kuburkan jenazah korban gempa Aceh
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kuburan massal sedang disiapkan untuk 15 korban di salah satu wilayah Pidie Jaya
PIDIE JAYA, Indonesia – Mobil ambulans bergegas melewati pintu masuk Madrasah Kuta Pangwa di Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, Aceh pada Rabu sore, 7 Desember.
Sirene berbunyi dan meminta kerumunan warga di lapangan madrasah memberi jalan. Ambulans kembali mengangkut satu korban gempa berkekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Aceh pada Rabu pagi.
Di halaman madrasah ambulans berhenti. Beberapa paramedis bergegas membawa jenazah tak bernyawa ke dalam tenda dan membaringkannya di sana, di atas sajadah dan sajadah yang terbentang.
Jenazah merupakan korban ke-15 yang datang ke Madrasah Kota Kuta Pungwa. Jenazah itu dibaringkan di samping 14 jenazah lainnya. Mereka ditutupi dengan kain.
Beberapa warga memadati tenda. Ibu dan anak menangis. Seorang wanita duduk di samping tubuh suaminya sambil membacakan doa.
Wanita itu tak kuasa menahan air matanya saat melihat jasad suaminya yang sudah tak bernyawa dimandikan bersama 14 korban lainnya. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya kecuali gumaman lirih ayat suci yang dihafalnya.
Seorang warga menjelaskan, saat gempa terjadi, perempuan tersebut sedang bersama suaminya di rumahnya. Dia hanya selamat karena terjebak di antara dua tembok, sedangkan suaminya terkubur di bawah reruntuhan.
“15 korban ini berasal dari 9 keluarga berbeda. Mereka semua terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka,” kata Sekretaris Kota Kuta Pangwa Zulkifli kepada Rappler pada Rabu malam.
Zulkifli dan keluarganya juga menjadi korban gempa tersebut. Saat kejadian itu, kata Zulkifli, ia sedang berbaring di tempat tidurnya menunggu adzan subuh. Saat hendak berwudhu, tiba-tiba terjadi guncangan yang kuat.
Tubuhnya tersentak dan tembok rumahnya roboh. Salah satu cinderblock jatuh menimpa kakinya. “Pada saat itu saya berusaha sangat keras untuk mengangkat balok itu dan puing-puing lainnya. Alhamdulillah dalam waktu 10 menit saya sudah bisa berdiri, bahkan berlari,” kata Zulkifli.
Ia bersyukur tidak ada satupun anggota keluarganya yang meninggal dalam kejadian tragis tersebut. “Karena kami tidak terkena puing-puing secara langsung,” ujarnya.
Percakapan Rappler dengan Zulkifli terhenti ketika seseorang meneleponnya dan memberitahunya tentang kuburan massal yang sedang dipersiapkan. Zulkifli bergegas menuju pemakaman yang disiapkan untuk 15 korban gempa yang baru saja dimandikan.—Rappler.com