Kunjungan Raja Salman: membangun hubungan melalui investasi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Situasi politik di Amerika Serikat diyakini menjadi motif yang mendorong Raja Salman berkeliling Asia
JAKARTA, Indonesia – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Rabu sore, 1 Maret 2017. Kedatangan Raja Salman ke Indonesia merupakan bagian dari tur Asia yang akan dilakukannya sepanjang Maret mendatang.
Raja Salman memulai turnya di Asia dengan mengunjungi Malaysia pada 26-28 Februari. Kemudian ia dan rombongan terbang ke Jakarta pada 1 Maret. Raja Salman akan berada di Jakarta hingga 4 Maret.
Setelah itu, ia akan berlibur ke Bali dan baru akan meninggalkan Indonesia pada 9 Maret mendatang. Tujuan Raja Salman selanjutnya adalah Jepang yang akan dikunjunginya selama dua hari, yakni 12-14 Maret. Setelah itu, ia akan terbang ke China, Brunei Darussalam, dan Maladewa.
Apa yang membuat Raja Salman berkeliling Asia? Wartawan BBC Karishma Vaswani dan Frank Kane dari ArabNews mengatakan motif di balik safari Raja Salman ke Asia adalah alasan ekonomi. Ia ingin menjalin kerja sama investasi dengan sejumlah negara Asia yang ia kunjungi.
Pasalnya saat ini Rusia dan Iran mulai menyaingi posisi Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar bagi China. Raja Salman pun merasa perlu berangkat ke China untuk memastikan negara tirai bambu itu terus mengimpor minyak dari mereka.
Seperti diketahui, perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco, berencana melakukan launching penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 2018. Kunjungan Raja Salman ke Asia juga diyakini akan menarik minat negara-negara tersebut untuk berinvestasi di Saudi Aramco.
Situasi politik Amerika saat ini juga diyakini menjadi motif yang mendorong Raja Salman berkeliling Asia. Saudi dan Amerika telah lama bekerja sama. Namun, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden mempertanyakan hubungan ini.
Posisi Trump tentang “anti-perdagangan” (anti perdagangan luar negeri) menciptakan ketidakpastian itu. Hal ini terlihat dari keputusan Raja Salman mengunjungi Asia sebelum Amerika sejak Donald Trump terpilih.
Seorang jurnalis yang berspesialisasi dalam bisnis di Dubai, Krane, mengatakan Arab Saudi bertujuan untuk menjadi pusat dunia Arab dan Islam pada tahun 2030, penghasil investasi dan penghubung tiga benua (Asia, Afrika dan Eropa).
Untuk mewujudkan impian besar tersebut, Saudi perlu menjalin hubungan bisnis dan kerja sama yang baik dengan negara-negara Asia. Berdasarkan hal tersebut, antara lain Raja Salman ‘turun gunung’ dengan mengunjungi negara-negara Asia. —Rappler.com