• November 25, 2024

Kunjungi Surili di penangkaran di Pusat Primata Jawa

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Jika konservasi primata tidak dilakukan, kita mungkin tidak bisa melihat mereka berkeliaran di alam liar dalam 10 tahun ke depan.”

BANDUNG, Indonesia – Surili berbaring di pangkuan pengasuhnya. Jari kelingkingnya menggenggam botol berisi susu. Selimut biru memeluk tubuh mungilnya.

Hewan langka asal Jawa Barat ini baru berumur dua bulan sehingga perlu perawatan khusus. Misalnya Surili harus diberi susu setiap tiga jam. Dia juga ditempatkan di klinik bersuhu ruangan hangat.

Selain itu, Anda juga harus memperhatikan pola makan Anda. Sebab, jika salah memberikan makanan, perut akan mudah kembung.

Surili Kecil saat ini tinggal di cagar alam primata yang terletak di tempat yang agak tersembunyi yaitu di belakang kawasan resor Patuha di Jalan Ciwidey-Ranca Bali.

“Tempat rehabilitasi kami sengaja jauh dari pemukiman warga, agar proses pemulihan primata tersebut lebih cepat,” kata Wildan, salah seorang penjaga satwa, Selasa 14 November 2017.

Wildan mengatakan, suaka yang dikelola Pusat Primata Jawa (PRPJ) ini memiliki luas 12 hektare dan berdiri tepat di tepi hutan lindung Gunung Tikukur.

Selain Surili, lanjut Wildan, penangkaran ini juga memelihara dua satwa lainnya yakni Owa Jawa dan Lutung Jawa. Monyet Jawa dan Lutung berada dalam status rentan. Sedangkan status Owa Jawa terancam punah.

Untuk membantu pelestarian satwa tersebut, Yayasan Aspinall kemudian membangun Pusat Primata Jawa (PRPJ). Suaka ini dihuni oleh 36 ekor satwa yang terdiri dari sembilan belas owa jawa, 15 lutung, dan dua surili.

Salah satu dari dua surili itu masih berumur dua bulan. Sebentar lagi dia akan dibebaskan. “Sengaja kami latih untuk menjauhi manusia, karena setelah dilepasliarkan mereka tidak akan mendekati manusia,” kata Wildan.

Tempat rehabilitasi dan penangkaran primata semacam ini diperlukan untuk konservasi satwa. Menurut Wildan, jumlah Owa Jawa saat ini hanya sekitar 2000 ekor.

“Jika kita tidak bertindak sekarang untuk melestarikan dan merehabilitasi primata, kita mungkin tidak dapat melihat mereka berkeliaran di alam liar dalam 10 tahun mendatang,” katanya.

Selain menjaga kelestarian satwa, penangkaran juga penting untuk menjaga kestabilan hutan. Karena primata merupakan penyebar benih yang paling baik.

Selain surili, Pusat Primata Jawa (PRPJ) juga merawat siamang jawa dan lutung jawa.  Foto oleh Agung Fatma Putra/Rappler

Surili yang berusia dua bulan duduk di pangkuan pengasuhnya di Pusat Primata Jawa (PRPJ).  Foto oleh Agung Fatma Putra/Rappler

Selain surili, Pusat Primata Jawa (PRPJ) juga merawat siamang jawa dan lutung jawa.  Foto oleh Agung Fatma Putra/Rappler

Lokasi Pusat Primata Jawa (PRPJ) cukup tersembunyi di balik kawasan Patuha Resort di Jalan Ciwidey-Ranca Bali.  Foto oleh Agung Fatma Putra/Rappler

—Rappler.com

sbobet88