• November 24, 2024

Kurniawan Dwi Yulianto memanfaatkan popularitas

Apakah sudah saatnya Federasi Sepak Bola dipegang oleh sosok yang benar-benar menggemari sepak bola?

JAKARTA, Indonesia – Nama Kurniawan Dwi Yulianto cukup membawa angin segar di antara nama-nama lain yang akan bersaing menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebab, dia satu-satunya calon yang memang berasal dari kalangan sepak bola.

Kurus, begitu ia akrab disapa, merupakan mantan pemain sepak bola Tanah Air. Ia termasuk salah satu yang beruntung bisa mengikuti program Primavera PSSI dengan belajar sepak bola di Italia. Bahkan, ia sempat membela klub Serie A Italia, Sampdoria.

Di Indonesia, Kurus sudah memperkuat sejumlah tim, mulai dari Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, hingga PSM Makassar. Pria kelahiran Magelang ini biasa menempati posisi andalan sebagai striker.

Nama Kurniawan muncul di menit-menit terakhir. Saat hari terakhir pendaftaran calon ketua umum, wakil ketua, dan exco PSSI digelar pada 6 September, Kurniawan termasuk salah satu calon yang persyaratannya tinggal mendekati akhir.

Rupanya dia belum menyerahkan surat keterangan tidak pernah menjadi tahanan ke pengadilan negeri.

Dengan kerja keras, akhirnya surat itu keluar pada malam harinya dan diberikan kepada panitia pemilihan sesaat sebelum pendaftaran ditutup. Usahanya terbukti tidak sia-sia, dari verifikasi berkas dan persyaratan, Kurniawan dinyatakan berhasil. Ia akan bersaing dengan tujuh kandidat lain yang sudah terverifikasi dan lolos.

Saat dikonfirmasi, Kurniawan mengaku sangat senang dan tujuannya adalah untuk meningkatkan tumbuh kembang anak usia dini dan meningkatkan mentalitasnya. pihak yang berkepentingan masih terjaga, setidaknya sampai hari ini.

“Mudah untuk segera ditetapkan sebagai calon sah. Nanti kita akan bergerak lebih masif demi sepak bola Indonesia yang lebih jujur, ujarnya.

Kurniawan sangat peduli dengan perkembangan sepak bola anak usia dini. Padahal, dia ingin pembinaannya memiliki standar yang sama. Sebab saat ini banyak Sekolah Sepak Bola (SSB) yang hanya melatih sepak bola saja, tanpa memiliki kurikulum khusus untuk menangani anak.

Padahal, pembinaan tanpa standar justru akan menambah permasalahan baru. Alih-alih menghasilkan talenta-talenta muda, pembinaan yang tidak terkontrol justru menjauhkan anak-anak dari esensi paling dasar dari sepak bola: kegembiraan.

Selain itu, standardisasi juga berguna untuk sepak bola anak usia dini tingkat lanjut. Kalau dari bawah ke atas bagus, level selanjutnya tinggal melanjutkan apa yang sudah dimulai. Tanpa itu, berurusan dengan talenta sepak bola akan menjadi liar. Tidak ada arah. Bahkan mungkin saja itu salah.

Standar-standar ini juga berguna dalam membangun persaingan pada tingkat tersebut. Kurniawan menyatakan, persaingan di tingkat SSB harus ada. Memang saat ini ada persaingan, namun hanya bersifat kondisional dan tidak konsisten.

“Vietnam dan Thailand telah melakukan standarisasi pengembangan anak usia dini. Makanya perkembangan sepak bola mereka jauh di atas kita, ujarnya.

Melawan para jenderal

Jadi bagaimana peluang di antara lawan-lawan senior?

Ia menegaskan, dirinya tidak takut bersaing dengan siapapun. Bahkan para jenderal yang saat ini berada di coketum PSSI. Mereka adalah Letjen Edy Rahmayadi, Jenderal (Purn) Moeldoko, dan Brigjen (Purn) Berhard Limbong.

“Saya tidak takut bersaing dengan siapa pun. Yang pasti karena saya mantan pesepakbola dan pesepakbola, saya punya program sendiri untuk meningkatkan prestasi Indonesia sepuluh tahun ke depan, ujarnya.

Kurniawan sebenarnya punya modal besar, yakni popularitas. Namanya sangat populer di kalangan penggemarnya. Sebuah jajak pendapat media menempatkan namanya sebagai calon idola di antara nama calon ketua umum lainnya.

Masalahnya, calon Ketua Umum PSSI tidak ditentukan melalui jajak pendapat. Pemilihnya adalah anggota PSSI, bukan masyarakat umum. Oleh karena itu, Kurniawan perlu membawa modal popularitas tersebut ke tingkat yang lebih konkrit: merangkul masyarakat pemilih.

“Saya tidak ingin khawatir tentang peluang. Yang terpenting saat ini adalah memberikan waktu dan konsentrasi untuk sepak bola Indonesia, ujarnya.—Rappler.com

Toto HK