• November 26, 2024

Lahirnya kompetisi sepak bola di Indonesia

Bagian 2 dari 6
BACA Bagian 1: Sejarah Sepakbola Indonesia

Jakarta, Indonesia – Sebelum ada kompetisi, sepak bola awalnya hanya dimainkan oleh kalangan bangsawan dan penjajah. Apa yang dilakukan di Eropa – pendirian klub dan pendirian asosiasi sepak bola – juga dilakukan di Hindia Belanda.

Oleh karena itu, keturunan Tionghoa dan pedagang Arab di Hindia Belanda pun tak mau ketinggalan. Mereka mengikuti untuk mendirikan asosiasi.

Kompetisi era Hindia Timur Belanda

Berdirinya asosiasi tersebut mengantarkan beberapa kota di Hindia Belanda ikut serta dalam berdirinya asosiasi sepak bola resmi saat itu.

Kompetisi sepak bola lokal pertama diadakan di Surabaya pada tahun 1902, kemudian di Batavia pada tahun 1904, dan Medan pada tahun 1907.

NIVB, organisasi sepak bola Hindia Belanda, lahir sebelum PSSI

Pada tanggal 20 April 1919, empat federasi sepak bola kota terpenting di pulau Jawa; yaitu Batavia (WJVB), Surabaya (SBV), Bandung (BVB), dan Semarang (Semarangsch Voetbal-bond dan Omstreken/SVO) yang membentuk badan nasional bernama Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB).

Statuta mereka secara resmi diakui oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 20 Oktober 1919. NIVB juga diangkat menjadi anggota Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pada tanggal 15 April 1924, dan didirikan pada tanggal 24 Mei 1924.

Jumlah federasi anggota NIVB meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1930, NIVB mempunyai 7 federasi anggota, yaitu:

  • Batavia (VBO)
  • Surabaya (SBV)
  • Bandung (BVB)
  • Semarang (SVO)
  • Malang
  • Yogyakarta
  • Sukabumi

Sedangkan 4 federasi lainnya sedang dalam proses menjadi anggota, yaitu:

  • Federasi Sumatera Timur (berbasis di Medan)
  • Makasar
  • Banjarmasin
  • Semarang (HNVB)

Pra kemerdekaan: Persatuan Olahraga Seluruh Indonesia (PSSI)

Setelah Janji Pemuda dicanangkan pada tahun 1928, tekad untuk melakukan gerakan Indonesia merdeka dilakukan oleh berbagai elemen, termasuk melalui ranah sepak bola.

Namun wajah kolonial tetap mengedepankan eksklusivitas masyarakat Belanda dan tidak ingin pribumi lebih unggul, meski lewat sepak bola.

Fasilitas yang kurang mendukung prestasi klub-klub Belanda tidak menyurutkan niat masyarakat Bumiputera untuk berkiprah di dunia sepak bola.

Timbul rasa keterhubungan antara klub pribumi satu dengan klub pribumi lainnya untuk bersatu. Dorongan tersebut antara lain karena perlunya persatuan demi persaingan melawan Belanda. Hubungan antar klub dipengaruhi oleh pergerakan nasional yang memasuki kehidupan sepak bola Bumiputera.

Proses awalnya masih sporadis hingga pendekatan bergabung dalam satu panji organisasi.

Klub-klub perwakilan Jakarta dan Bandung sangat setuju dengan cita-cita persatuan sepak bola. Perwakilan Surabaya menjelaskan bagaimana inisiatif pembentukan Java Voetbal Bond untuk membentuk serikat yang lebih luas akan selalu didukung sedapat mungkin.

Sisi lain menjelaskan bahwa NIVB melarang keras anggotanya untuk berkompetisi atau bertemu bersama warga asli.

Pada tanggal 10-11 April 1930 bertempat di gedung Handrepojo Yogyakarta diadakan pertemuan yang berujung pada terbentuknya panitia persiapan dengan ketua HA Hamid dan sekretaris Amirnoto untuk mengadakan konferensi pembentukan organisasi sepak bola untuk bergabung menyamai NIVB.

Kemudian delegasi dari 7 perkumpulan di Indonesia berkumpul dan mendirikan Persatuan Olahraga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tanggal 19 April 1930.

Ketujuh delegasi klub sepak bola tersebut antara lain:

  • Sepak Bola Indonesia Jakarta (VIJ)
  • Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Bandung (BIVB)
  • Persatuan Sepak Bola Mataram (PSM Yogya)
  • Asosiasi Sepak Bola Voersland (VVB Solo)
  • Madioensche Voetbalbond (VVB), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Magelang (IVBM)
  • Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Surabaya (SIVB)

Ketua Umum yang dipilih pada saat berdirinya PSSI adalah Ir. Suratin.

Statuta dan sistem kompetisi antar kota diselesaikan pada tahun 1931 dalam sebuah konferensi di Solo. Pada kongres berusia delapan puluh tahun tahun 1938, Sueratin menginisiasi dan mengajak serta mendidik masyarakat melalui sepak bola.

Untuk urusan pendanaan, iuran keanggotaan, kontribusi donor, uang dari pendapatan kontes dan upaya sah lainnya digunakan.

Beberapa ciri terbentuknya PSSI adalah pertama, organisasi ini didirikan karena besarnya dukungan pimpinan pergerakan Indonesia sebagai tindak lanjut Sumpah Pemuda tahun 1928.

Kedua, PSSI merupakan organisasi otonom yang tidak bergantung pada kerja sama organisasi sepak bola kolonial seperti NIVB. Bukti kejadian seperti contoh pertama Perjanjian Tuan-tuan pada tanggal 15 Januari 1937 antara PSSI dan Nedherlands Indishe Voetbal Unie (NIVU), nama baru NIVB.

Hal itu terjadi karena NIVU mengajak PSSI untuk bekerja sama mengatur dan memantau perkembangan pemain dewasa. Perjanjian tersebut membuktikan adanya hak dan derajat persamaan secara de facto dan de jure di antara keduanya.

Sebelum Piala Dunia 1938 terjadi pembatalan Perjanjian Tuan-tuan oleh Soeratin akibat perselisihan nama tim yang akan dikirim ke Prancis. PSSI bertekad wakil di Piala Dunia adalah PSSI, bukan NIVU, namun FIFA mengakui NIVU sebagai wakil Hindia Belanda (Netherlands East Indies).

Soeratin menolak menggunakan nama NIVU karena ketika NIVU punya hak, komposisi pemain yang menentukan adalah Belanda. Perjanjian tersebut kemudian dibatalkan oleh PSSI.

1931-1994 Bersatu

Pada tahun 1931, PSSI membentuk kompetisi sepak bola amatir yang dikenal dengan nama United. Kompetisi ini melibatkan ratusan klub di Indonesia yang dikelola oleh pemerintah daerah dan terbagi dalam beberapa tingkatan.

Juara pertama Persatuan adalah VIJ Jakarta yang merupakan cikal bakal Persija Jakarta. Kompetisi ini berlangsung hingga musim 1993-1994 dimana Persib Bandung menjadi juaranya.

1979-1994 Galatama

Premier Soccer League (Galatama) merupakan kompetisi semi-profesional pertama yang berlangsung di Indonesia. Galatama pertama kali diperkenalkan pada musim 1978-1979.

Galatama bermain dalam satu divisi (kecuali musim 1983 dan 1990 yang terdiri dari 2 divisi). Galatama adalah pionir kompetisi semi-profesional dan profesional di Asia. Selain Liga Hong Kong.

Klub-klub yang ada di kompetisi ini bersifat mandiri dan tidak mengandalkan pendapatan daerah.

Namun minimnya animo penonton membuat Galatama sulit berkembang. Pamor kompetisi ini kalah dengan Liga Bersatu yang mengusung fanatisme daerah.

Pemenang pertama kompetisi ini adalah Warna Agung. Kompetisi ini berakhir pada musim 1993-1994 dengan terbentuknya Liga Indonesia yang merupakan gabungan dari kompetisi United dan Galatama.

Liga Indonesia 1994-2008

Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan Persatuan dan Galatama dan membentuk Liga Indonesia, menggabungkan fanatisme serikat dan profesionalisme Galatama, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.

Kompetisi ini terdiri dari 4 tingkatan yaitu Divisi Utama, Divisi I, II dan III. Tim pertama yang menjuarai kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia adalah Persib Bandung. Liga Indonesia beberapa kali mengalami perubahan format dan jumlah peserta.

2009-sekarang

Sepak bola Indonesia sudah memasuki era profesional. Format yang diterapkan mirip kompetisi sepak bola di Eropa, yakni satu musim penuh. —Rappler.com

BACA JUGA:

Hongkong Prize