• March 10, 2025
Lawan pelecehan jalanan dengan Hollaback!  Jakarta

Lawan pelecehan jalanan dengan Hollaback! Jakarta

Bahkan sesuatu yang sederhana seperti berjalan ke ruang publik tanpa menghadapi catcall pun bisa jadi sulit.

JAKARTA, Indonesia — Menjadi perempuan di Indonesia tidaklah mudah. Tidak perlu membahas hal-hal rumit seperti kesetaraan gender dan persamaan hak, hal-hal sederhana seperti berjalan di ruang publik tanpa saling menatap mata panggilan rasanya sulit.

Sejak pertengahan tahun 2016, warga negara Amerika yang tinggal di Indonesia, Angie, menggagasnya Hollaback! Jakarta; sebuah situs web yang memuat cerita pelecehan atau kekerasan seksual yang dialami perempuan di ruang publik.

“Kami percaya setiap orang berhak merasa aman di ruang publik—itu bagus on line maupun di jalanan,” katanya kepada Rappler pada Rabu, 1 Maret.

Hollaback! adalah gerakan anti pelecehan yang dimulai pada tahun 2005 di New York, Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan bentuk-bentuk pelecehan tersebut, serta membentuk strategi yang memastikan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama terhadap ruang publik.

“Kami percaya setiap orang berhak merasa aman di ruang publik – baik saat online maupun di jalan,” kata Angie, penggagas Hollaback! Jakarta.

Selain memposting artikel tentang pelecehan dan kesetaraan gender, perempuan yang mengalami pelecehan juga dapat berbagi kisahnya di forum Internet. Dengan cara ini, para korban termotivasi untuk mengakhiri sikap diamnya.

Seiring berjalannya waktu, Hollaback! juga muncul di beberapa kota dan negara lain, termasuk Jakarta.

Bagi Jakarta, perempuan tidak hanya berbagi cerita di forum internet. Dengan Hollaback! mereka pun melakukan berbagai kegiatan mulai dari menulis slogan dengan kapur di jalan, hingga mengadakan acara Pawai Wanita Kecil di akhir Januari Kemudian.

Angie meninjau kemajuan Hollaback! di Jakarta perlahan tapi pasti. “Kami mulai mendapatkan banyak perhatian, yang membantu menyebarkan pesan bahwa pelecehan di jalan tidak dapat diterima dan setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk memberantasnya,” katanya.

Salah satu bentuk pelecehan yang sering diterima perempuan adalah panggilan, atau menggoda pria di jalan. Misalnya saat seorang wanita sedang berjalan, ada seseorang atau sekelompok pria yang bersiul dengan maksud menggoda atau mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar.

Meski jumlah staf di komunitas ini masih sedikit, namun kerja sama dengan organisasi lain seperti Campaign ID, Lentera Sintas Indonesia dan Jakarta Feminist Discussion Group (JFDG) telah melahirkan suara Hollaback! Jakarta bergema keras.

Salah satu proyek besar yang akan mereka laksanakan bersama adalah Women’s March di Jakarta pada Sabtu 4 Maret mendatang. Aksi ini sekaligus menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret.

Perempuan menuntut kesetaraan

Pada hari itu, perempuan akan berjalan kaki dari Gedung Sarinah hingga Istana Negara sambil bernyanyi, menari, dan membawa plakat berisi pesan kesetaraan gender. Sebelumnya berbagai kegiatan menarik telah dilakukan seperti pembuatan poster bersama dan merajut topi topi kucing—topi merah muda dengan telinga kucing.

Tuntutan para perempuan ini beragam. Mulai dari tuntutan toleransi dan keberagaman; menghapuskan kekerasan dan memberikan perlindungan terhadap perempuan; pemerataan hak di berbagai bidang; untuk menghapuskan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.

“Kami mendukung semua klaim. “Dan kami juga akan terus berjuang setiap hari untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dengan memerangi pelecehan seksual di jalanan,” kata Angie.

Harapannya, Angie dan aktivis isu perempuan lainnya dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk sadar akan isu kekerasan terhadap perempuan dan bekerja sama untuk mengubahnya. Ia mengaku senang ketika mulai bermunculan gerakan-gerakan lain, namun dengan semangat yang sama.

“Seperti proyek Lumiere yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswi. Mereka fokus pada pertarungan panggilan kucing dengan materi kampanye yang menarik,” akunya.

Setelah Women’s March, Hollaback! Jakarta telah merencanakan beberapa kegiatan menarik lainnya, seperti menulis slogan anti-pelecehan dengan kapur pada Pekan Anti-Pelecehan Jalanan Internasional. Untuk kegiatan ini, Hollaback! bekerja sama dengan Bersama Project dan Lentera.

Selain itu, juga akan ada rangkaian tweet setiap minggunya Twitter dengan tagar #fightharassment yang mengedukasi masyarakat mengenai hal ini.

Kini sudah lebih dari setengah tahun sejak Angie dan teman-temannya memulai gerakan melawan pelecehan di jalanan. Saat ditanya apakah kondisi di Jakarta sudah membaik dibandingkan saat awal berdirinya, ia mengatakan belum ada jawaban positif.

“Seperti sekarang, ketika saya menjawab pertanyaan Anda, ada beberapa omong kosong yang ‘Psst’ saya dan berkata ‘Hei, kawan! Ssst sst!’” kata Angie.

Situasi di Jakarta tidak berubah, namun kesadaran akan pentingnya memerangi pelecehan di jalanan semakin meningkat. Ia merasa semakin banyak orang yang membicarakan topik ini.

“Ini adalah langkah positif ke arah yang benar,” katanya. —Rappler.com


lagutogel