Ledakan di Bandara Brussels, Aksi Balas Dendam?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Belgia menduga ledakan di bandara Brussels merupakan aksi balas dendam atas ditangkapnya pelaku teror Paris
JAKARTA, Indonesia – Ledakan terjadi di ruang keberangkatan Bandara Internasional Brussels, Belgia pada Selasa pagi waktu setempat, 22 Maret, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Ledakan itu terjadi empat hari setelah penangkapan seseorang di Brussels yang diduga terlibat dalam serangan di Paris, Prancis, November lalu, yang menewaskan sedikitnya 130 orang.
Polisi Belgia mewaspadai pembalasan atas penangkapan tersebut.
Saleh Abdessalam, tersangka utama serangan Paris November lalu yang masih hidup, ditangkap polisi Belgia setelah terlibat baku tembak pada Jumat, 18 Maret lalu.
Pada hari Senin, 21 Maret, Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon menyatakan bahwa pemerintah dalam keadaan siaga tinggi terhadap kemungkinan serangan balasan setelah penangkapan Abdessalam.
“Kita tahu bahwa menghentikan satu sel dapat mendorong sel lain untuk bertindak. “Kami sadar hal itu terjadi dalam kasus ini,” kata Jambon.
Penyidik asal Prancis, Francois Molins, dalam jumpa pers di Paris, Sabtu pekan lalu, menyatakan Abdessalam lahir di Prancis dan besar di Brussels.
Tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban
KBRI Brussel menyatakan, sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban ledakan di dua lokasi berbeda tersebut. Padahal lokasi ledakan bom tak jauh dari KBRI Brussel, hanya 10 menit jika menggunakan kendaraan.
Meski begitu, KBRI hanya melakukan sedikit imbauan kepada sekitar 1.630 WNI yang tinggal di Brussel dan Luksemburg.
“Pertama, tingkatkan kesadaran dan kehati-hatian terhadap keamanan lingkungan di rumah masing-masing. Kedua, sedapat mungkin menghindari kawasan keramaian umum yang berpotensi menjadi sasaran aksi terorisme seperti lokasi konser, pusat kota, bandara, stasiun, terminal bus, dan pusat perbelanjaan. Kawasan ini dikunjungi jika ada kebutuhan mendesak, jelas perwakilan KBRI Brussel dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler, Selasa, 22 Maret.
Ketiga, lanjut KBRI Brussel, agar WNI memberitahukan keberadaannya kepada keluarga, dan keempat, bekerjasama dengan otoritas setempat dalam melakukan pemeriksaan keamanan di wilayah perbatasan. Terakhir, kelima, selalu membawa tanda pengenal pribadi atau paspor untuk memudahkan identifikasi oleh otoritas Belgia.
KBRI Brussels juga telah membuka nomor kontak hotline yang aktif 24 jam di nomor kontak tersebut +32 (0) 478 957 214 atau di nomor kontak +32 (0) 478 4057 28. Mereka juga akan terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai WNI yang menjadi korban.
Pihak berwenang di Belgia juga menaikkan status keamanan ke level 4 atau peringatan paling berbahaya.
Indonesia mengutuk ledakan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengecam aksi teroris di Brussel yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.
“Pemerintah dan masyarakat Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan pemerintah Belgia, khususnya kepada para korban dan keluarganya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat.
Indonesia, kata Arrmanatha, dengan tegas menolak tindakan terorisme atau kekerasan dalam bentuk apapun dan alasan apapun. Hal ini tidak dapat ditoleransi.
“Pemerintah Indonesia mengajak dunia internasional untuk meningkatkan kerja sama mengatasi radikalisme dan memerangi terorisme,” kata diplomat yang bertugas di New York dan Jenewa itu. —AFP/Rappler.com melaporkan
BACA JUGA: