Leicester City vs West Bromwich Albion: Teori ‘underdog’ Claudio Ranieri
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Setiap hari, bagi kami, adalah final,” kata Claudio Ranieri, manajer Leicester City.
JAKARTA, Indonesia – Satu per satu tim yang mendekati Leicester City di puncak klasemen terus terpuruk. Mulai dari Manchester City hingga Arsenal. Kali ini tim lain hampir saja melakukannya Rubah, Tottenham Hotspur. Apakah nasibnya akan sama?
Manajer Leicester Claudio Ranieri sekali lagi menerapkan strategi perang psikologis. Bukan sesumbar timnya akan menang. Namun kenyataannya justru sebaliknya. Tim tidak mempunyai modal untuk menyelesaikan kompetisi sebagai juara.
“Spurs difavoritkan untuk menang. “Semua orang membicarakan Leicester, tapi tidak ada yang membicarakan mereka,” kata Ranieri seperti dikutip BBC.
Setelah Arsenal kalah 2-3 dari Manchester United dan Spurs memenangi dua laga terakhir, tim asal London Utara itu bisa dibilang menjadi rival terdekat Wes Morgan dan kawan-kawan. Spurs hanya tertinggal dua poin.
Dengan situasi ini, kedua tim hanya terpaut satu kemenangan.
“Kami hanyalah tim kejutan. “Fantastis, tapi kandidat juaranya adalah Manchester City, Arsenal, dan Spurs,” dia berkata.
Ini bukan kali pertama Ranieri berusaha bersikap rendah hati. Ia berulang kali mengatakan bahwa timnya tidak layak dianggap sebagai calon juara. Saat masih bersama Arsenal, ia menyebut timnya tidak pernah merasakan tekanan untuk meraih kemenangan. “Yang berada di bawah tekanan dan berusaha memenuhi ekspektasi untuk menjadi juara adalah tim-tim besar. Bukan kita,” dia berkata.
Manajer Arsenal Arsene Wenger sebenarnya mengetahui taktik tersebut. Apa yang coba dilakukan Ranieri, kata Wenger, adalah melepaskan beban ekspektasi dari pundak para pemainnya. Jadi, di setiap pertandingan mereka tetap tampil bebas seperti biasanya. Tanpa beban.
Faktanya, menjadi yang teratas di papan peringkat selalu sulit. Arsenal sangat memahami tekanan ini.
“Saat Anda berada di puncak, Anda mulai berharap. Dan ketika Anda berharap, Anda takut gagal. Saya bertanya-tanya bagaimana mereka (Leicester) akan mengatasinya. Karena semua tim di papan atas pernah mengalaminya, kata manajer asal Prancis itu sebelumnya pertandingan melawan Leicester14 Februari lalu.
Leicester akhirnya kalah dari tim berjuluk itu Penembak itu 1-2. Mereka membalasnya dengan memenangkan pertandingan berikutnya melawan Norwich City 1-0. Kekuatan mereka di puncak klasemen masih tetap terjaga. Setidaknya sampai lima minggu terakhir.
Klub yang tergabung dalam konsorsium Thailand, Asian Football Investment, kembali menghadapi ujian saat menghadapi West Bromwich Albion (WBA) pada Rabu, 2 Maret pukul 02:45. Tim tamu datang ke King Power Stadium setelah menang 3-2 atas Crystal Palace di Hari pertandingan sebelum.
STATISTIK: #lcfc hanya kalah satu kali dalam 16 pertandingan terakhirnya @Premierliga pertandingan kandang (M11 D4 K1). #LeiWba pic.twitter.com/QZXAoOrGVB
— Kota Leicester (@LCFC) 29 Februari 2016
Dalam laga tersebut, striker WBA Saido Berahino mencetak satu gol. Manajer WBA Tony Pulis memuji penampilan Berahino. Ia berharap pemain berusia 22 tahun itu bisa kembali tampil tajam di laga-laga berikutnya.
“Kami berharap padanya di pertandingan ini,” kata Pulis.
N’Golo Kante terancam absen
Skuad Ranieri tidak akan lengkap. Gelandang bertahan N’Golo Kante tidak bisa diturunkan karena cedera. Andy King kemungkinan besar akan menggantikan pemain asal Prancis tersebut.
Absennya Kante jelas menjadi kerugian besar bagi Leicester. Di samping itu sayap Riyad Mahrez dan striker Jamie Vardy, Kante menjadi pemain kunci ketiga di tim. Kekuatan roamingnya yang tinggi membuat ia bisa membantu dalam bertahan dan menyerang.
Ranieri sangat bergantung pada Kante. Dari 27 pertandingan Leicester musim ini, Kante selalu masuk dalam 24 pertandingan di antaranya starter. Dan dalam banyak pertandingan dia hanya diganti dua kali di tengah permainan.
King jelas masih jauh dari Kante dari segi kualitas. Musim ini ia baru bermain sebanyak 6 kali starter. Dia memasukkan total 13 sebagai pemain pengganti.
“Dia memiliki gaya yang berbeda.” kata Claudio @10_kerajaan akan memberi #lcfc sesuatu yang lain. https://t.co/3CcuiUdjv5 #LeiWba pic.twitter.com/4y3L6ZzA7J
— Kota Leicester (@LCFC) 29 Februari 2016
Meski demikian, Ranieri tetap yakin mentalitas juang timnya akan menentukan siapa pemenang di laga ini. “Semua tim bisa menang, seri atau kalah. Yang penting adalah bagaimana Anda bertarung di lapangan.” dia berkata.—Rappler.com
BACA JUGA: