• October 8, 2024
Leicester siap mengatasi tantangan Tottenham Hotspur

Leicester siap mengatasi tantangan Tottenham Hotspur

Tottenham Hotspur belum pernah menang atas Leicester City di semua kompetisi. Peluang pasukan Claudio Ranieri melaju ke babak keempat Piala FA terbuka lebar.

JAKARTA, Indonesia – Kejutan Leicester City musim ini menuntut sebuah monumen. Setidaknya harus ada satu gelar untuk menandai kebangkitan mereka bersama Claudio Ranieri. Jika gelar Premier League terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, inilah saatnya melihat peluang di Piala FA.

Selain itu, klub memiliki julukan Rubah Mereka belum pernah memenangkan Piala FA sejak 1969, yakni 47 tahun lalu. Memenangkan Piala FA menandai awal kebangkitan mereka setelah diakuisisi oleh konsorsium asal Thailand, Asian Football Investment (AFI), pada 2011.

Peluang untuk mencapai hal tersebut terbuka. Di babak ketiga Piala FA, Leicester akan menghadapi lawan yang sangat mereka kenal: Tottenham Hotspur.

Laga yang digelar Kamis 21 Januari pukul 02.45 WIB ini merupakan laga ketiga kedua tim dalam kurun waktu 10 hari. Laga ini digelar karena pertemuan pertama kedua tim di Piala FA pada 10 Januari lalu berakhir imbang 2-2.

Sebelumnya, kedua tim juga bertemu di Premier League pada 14 Januari. Leicester mampu menang di kandang Spurs – julukan Tottenham – White Hart Lane, dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang Robert Huth membuat Leicester terus menyamai Arsenal di puncak klasemen.

Kemenangan ini menunjukkan manajer Spurs Mauricio Pochettino tak mampu menemukan solusi menghadapi strategi Ranieri. Pada pertemuan pertama di Piala FA, pasukan Pochettino hanya mampu bermain imbang 1-1.

Manajer asal Argentina itu semakin frustrasi karena Ranieri terus mengubah komposisi pemainnya setiap kali menghadapi Spurs. Pada pertemuan pertama di Piala FA, manajer asal Italia itu tidak bermain pembom ketua Jamie Vardy. Ia bahkan berani menggunakan pemain cadangan di hampir semua posisi.

Ujung tombak serangan yang biasa diisi Vardy diserahkan kepada striker Uruguay Jose Ullhoa dalam skema 4-2-3-1. Empat baris bek terdiri dari Ritchie De Laet, Marcin, Wasilewski, Yohan Benalouane, dan Ben Chilwell.

Mantan gelandang Napoli Gokhan Inler dipasang sebagai pendamping N’Golo Kante. Sedangkan trio lini tengah di belakang Ullhoa terdiri dari Nathan Dyer, Andy King, dan Demarai Gray.

Sebaliknya, pemain utama di Liga Inggris sudah dipasang. Empat bek adalah Danny Simpson, Wes Morgan, Robert Huth dan Christian Fuchs. N’Golo Kante dan Danny Drinkwater mengisi dua posisi gelandang jangkar.

Trio lini tengah kembali diisi Riyad Mahrez, Shinji Okazaki, dan Marc Albrighton. Striker utama kembali dipegang oleh Vardy. Alhasil, Leicester mengalahkan tim berjuluk itu Keluarga Lilywhite itu di hadapan pendukungnya sendiri dengan skor 1-0.

Lalu bagaimana dengan pertemuan ketiga kedua tim pagi ini?

Ranieri akan menggunakan pemain cadangan

Ranieri mengisyaratkan akan melakukan renovasi berdiri dalam barisan timnya Selain itu, gelandang Matty James bisa diturunkan setelah cederanya ligamen cruciatum anterior (ACL) pada akhir musim lalu.

James bisa mendampingi Kante di lini tengah sebagai gelandang bertahan. Edge sering melakukan hal ini tumpang tindih dan menyerang James bisa menjadi penghalang bagi pertahanan Leicester.

“Saya melihat bagaimana dia bermain sangat baik bersama Esteban Cambiasso. “Kami akan sangat senang menyambutnya kembali ke tim,” kata Ranieri seperti dikutip Cermin.

Mantan manajer Inter Milan, Chelsea, dan AS Roma itu tak segan-segan menggunakan pemain cadangannya lagi. Pasalnya, hasil 2-2 pada pertemuan pertama melawan Spurs menunjukkan level kedua tim sangat kompetitif.

Meski demikian, Ranieri menegaskan penggunaan pemain cadangan bukan berarti Leicester tak mengejar gelar Piala FA. Menurutnya, kompetisi kelas dua setelah Liga Inggris juga menjadi incaran klub.

Prioritas kami adalah Premier League, tapi kami juga memikirkan Piala FA. Fans tahu bahwa kami sekarang mulai berani bermimpi memenangkan gelar.” dia berkata.

Pochettino mengandalkan tradisi

Di kubu Spurs, Pochettino mengakui keberanian Ranieri bermain dengan susunan pemain berbeda pada dua pertemuan sebelumnya. Perbedaan ini menunjukkan bahwa keseluruhan tim Leicester cukup kompetitif.

“Di game kedua mereka mengubah segalanya berdiri dalam barisan. Hanya penjaga gawang yang tersisa. Tapi dengan cara itu mereka bisa mengalahkan kami.” kata Pochettino.

Padahal Leicester lebih unggul kepala ke kepala musim ini, namun Spurs memiliki tradisi yang lebih kuat di Piala FA. Dalam tujuh pertemuan di salah satu turnamen tertua di Inggris itu, klub London utara itu menang tujuh kali atas Leicester. Sebaliknya, Leicester baru tiga kali menang.

Situasi inilah yang membuat Pochettino tetap optimis. Menurutnya, peluang tetap ada meski harus bermain tandang. Pasalnya Spurs belum pernah kalah di kandang sendiri melawan lawannya sejak laga pertama di kompetisi domestik.

“Kami siap bertanding besok. Kami mempunyai peluang bagus untuk lolos ke babak berikutnya. Piala FA penting bagi kami, kata Pochettino lagi.

Rappler.com

BACA JUGA:

Sidney prize