Lima alasan menjadi lajang baik untuk kemajuan karir
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Apa manfaat menjadi lajang bagi karier Anda?
JAKARTA, Indonesia – Desakan melepas gelar jomblo kini tak hanya datang dari teman dan keluarga. Baru-baru ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Salahudin Uno melontarkan ide peluncuran Kartu Jakarta Jomblo (KJJ) yang menyasar warga yang belum memiliki pasangan. Menurutnya, program KJJ nantinya bisa menjadi ajang perkenalan dan pendekatan kepada individu yang masih sendiri.
Meskipun kritik dan komentar Warganet terkait diperkenalkannya ide ini, tak ada salahnya menyandang status jomblo, apalagi jika yang menyandangnya sedang bersenang-senang. Kesepian ini bahkan mungkin mendorong sedikit banyak kemajuan karier.
Tentu saja, hal ini bukan berarti Anda langsung menyerah pada impian Anda untuk berkeluarga di masa depan. Hanya saja jika saat ini Anda masih memiliki status sendiri dan merasa nyaman dengan gelar tersebut, fakta-fakta berikut bisa mendukung Anda.
1. Gaji mungkin lebih tinggi bagi karyawan perempuan
A Pendidikan Hasil kerjasama antara University of Virginia dan American University menunjukkan bahwa masih ada pegawai perempuan lajang memperoleh gaji yang sedikit lebih tinggi dibandingkan kolega perempuan yang sudah menikah.
2. Gangguan minimal
Apa pun tujuan karir Anda, apakah itu promosi dalam setahun atau mendapatkan tender untuk proyek besar, Anda dapat memberikan 100 persen fokus ke dalamnya tanpa merasa bersalah. Tanpa hubungan romantis yang berpotensi menjadi gangguan, tidak ada yang akan meminta perhatian Anda saat Anda sedang sibuk.
Yakinlah bahwa hubungan romantis yang sukses membutuhkan waktu dan kerja keras, jadi jika Anda tidak siap untuk itu semua, karier dan kehidupan pribadi Anda bisa jadi kacau balau.
3. Tidak terikat dalam mengambil keputusan
Saat Anda sudah menikah atau berkeluarga, beberapa keputusan karier penting tidak hanya memengaruhi masa depan Anda, tapi juga masa depan orang-orang terdekat Anda. Katakanlah Anda ditawari pekerjaan bergengsi di luar negeri.
Anda mungkin tidak bisa langsung menerimanya dan masih harus memikirkan dampaknya terhadap anggota keluarga. Terkadang pilihannya bahkan ekstrem: pilih karier atau keluarga.
Jika masih berstatus lajangAnda hanya bertanggung jawab pada diri sendiri dan lebih bebas bertindak sesuai kepentingan pribadi.
4. Lebih banyak waktu pribadi
Di tengah kesibukan pekerjaan dan tuntutan sosial, sulit untuk menyisihkan waktu untuk diri sendiri. Bayangkan jika Anda masih harus memberikan waktu pribadi Anda untuk menjalin ikatan dengan orang lain dan keluarga?
Tentu saja tidak ada salahnya menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta, namun total waktu sendirian pasti berkurang banyak. Namun, Anda dapat menggunakan waktu sendirian untuk benar-benar bersantai dan melakukan introspeksi terhadap pencapaian dan rencana karier Anda di masa depan. Jangan anggap remeh waktu istirahat, apalagi jika Anda sering disibukkan dengan pekerjaan.
5. Kepuasan kerja yang lebih tinggi
Riset menunjukkan bahwa pegawai yang tidak mempunyai keluarga mempunyai kecenderungan untuk merasa lebih puas terhadap pekerjaannya karena cenderung bekerja murni menurut kepentingan atau minatnya sendiri, tanpa pengaruh tuntutan nafkah keluarganya.
Mereka juga cenderung termotivasi untuk melakukan tugas-tugas yang lebih menantang dibandingkan hanya didorong oleh motif finansial. – Rappler.com
Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di www.qerja.com