Lima Insiden Atlet Indonesia Dicelakai Wasit di SEA Games 2017
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Sebagai tuan rumah SEA Games 2017, Malaysia punya keunggulan bermain di hadapan publiknya sendiri. Namun, bukan hanya dukungan masyarakat saja yang diuntungkan Malaysia, mereka juga berhak menolak ide olahraga dari negara lain, dan menetapkan aturan turnamen yang mereka selenggarakan.
Indonesia menjadi salah satu korban dari kemajuan Malaysia. Bukan hanya pada saat pra-SEE Games dimana peraturan dan cabang olahraga yang akan dipertandingkan mulai ditentukan, namun juga saat ajang olahraga se-Asia Tenggara resmi dimulai. Berikut lima kejadian Malaysia yang diduga berbuat curang saat SEA Games 2017:
1. Tendangan takraw
Tim sepak takraw putri Indonesia memilih walk out (WO) saat menghadapi timnas Malaysia pada Minggu 20 Agustus. Pasalnya, pelatih timnas Indonesia ini merasa wasit asal Singapura memberikan keputusan yang dinilai menguntungkan tim negeri jiran tersebut. Sebanyak delapan kali salah satu pemain sepak takraw putri, Lena, dianggap kesalahan.
Keberatan tersebut coba disampaikan oleh manajer dan pelatih tim sepak takraw putri, namun tidak dihiraukan oleh wasir.
“Sejak set pertama sudah ada indikasi kecurangan, saat anak hendak melakukan servis. Wasit sangat terlihat di lini pertahanan tuan rumah (Malaysia). “Tekong kami beberapa kali dianggap pelanggaran,” kata asisten pelatih tim sepak takraw putri, Abdul Gani.
Akibat pilihan walk out (WO), wasit kemudian memutuskan timnas Malaysia menjadi pemenang pada laga yang digelar Minggu kemarin. Jika bertahan dan kalah, Indonesia berpeluang meraih medali perunggu saat menghadapi timnas Filipina. Namun, keputusan WO menghancurkan semua peluang tersebut.
2. Pencak Silat
Pasangan pencak silat Indonesia Hendy dan Yolla Primadona terjatuh di laga puncak ganda putra setelah kalah dari atlet Malaysia Mohd Taquiyuddin Bin Hamid dan Rosli Bin Mohd Sharif. Pasangan ganda putra Indonesia kalah dengan skor 582-544 dan mempertanyakan penilaian wasit di laga final.
Biarkan publik yang menilai, pasangan Malaysia sebelumnya selalu kalah. Sekarang mereka menang dengan skor yang sangat tinggi. Ini belum pernah terjadi sebelumnya, kata Yolla tentang rekor poin Malaysia pada pertandingan itu.
Rasa kecewa tak bisa dihapus dari wajah Hendy dan Yolla. Pasalnya, mereka sudah berlatih keras selama dua tahun terakhir untuk bisa mengulang kesuksesan meraih medali emas SEA Games 2015.
Keduanya terekam video menangis setelah diumumkan hanya meraih medali perak. Bahkan, secara blak-blakan, Yolla menolak naik podium dan menerima medali. Namun, dia berubah pikiran setelah ditenangkan oleh manajer tim.
3. Sepak Bola
Sebagai tuan rumah, Malaysia diuntungkan dalam menentukan mekanisme pembagian grup sehingga bisa mendapatkan lawan yang lebih ringan. Hasil pembagian kelompok awal ini diprotes negara tetangga.
Terakhir, mekanisme pengundian menggunakan cara yang sama seperti pada SEA Games 2015. Namun Malaysia tetap terhindar dari grup neraka tersebut dengan menghadapi Thailand, Vietnam, dan Indonesia di babak penyisihan grup.
Saat turnamen dimulai, Indonesia mulai merasakan ketidakadilan dari pihak penyelenggara. Salah satunya terjadi di lapangan saat wasit Malaysia Nagor Amin Bin Noor Mohamed mengira Evan Dimas memulai perkelahian usai dijegal pemain Timor Leste. Faktanya, Evan tidak melakukan apa pun.
Dalang serangan tim asuhan Luis Milla itu akhirnya absen pada laga melawan Vietnam yang berakhir imbang tanpa gol.
“Jelas keputusan wasit merugikan Evan yang sebenarnya menjadi korban. “Saya sudah meminta staf pelatih untuk mengajukan banding atas hal ini,” kata Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga, yang menyaksikan langsung pertandingan tersebut.
Banding Indonesia ditolak. Faktanya, Indonesia masih berhasil melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan Kamboja 2-0.
Kini, saat menghadapi Indonesia di babak semifinal, tuan rumah membatasi jumlah tiket yang dijual kepada suporter Garuda Muda.
4. Panahan
Panahan menjadi sumber emas bagi Indonesia di SEA Games kali ini. Mereka sebenarnya berpeluang menambah medali di ajang beregu recurve putri.
Namun saat Indonesia berusaha mengejar ketertinggalan, wasit meninjau skor di set ketiga yang berakhir imbang 55-55. Wasit mengatakan satu tembakan tim Malaysia berada di antara delapan dan sembilan. Jadi, sesuai aturan, jika menyentuh garis, yang dihitung adalah nilai tertinggi.
Alhasil, Indonesia kalah dengan total skor 1-5. Atlet Indonesia, Diananda Choirunisa memuji tim Malaysia atas hasil ini.
“Malaysia adalah tim yang sangat bagus bukan? “Mereka dilatih oleh pelatih Korea dan memang negara papan atas, juara dunia,” kata Diananda yang dihibur tim putra menyanyikan lagu ‘Aku Ra Po Po’ karya Julia Perez.
5. Taekwondo & Karate
Selain pencak silat, kiprah Indonesia di dua cabang olahraga bela diri lainnya, taekwondo dan karate, juga sempat menemui kendala menjelang SEA Games dimulai. Aturan Taekwondo di SEA Games 2017 hanya memperbolehkan negara peserta mengirimkan masing-masing tiga atlet putra dan putri, padahal ada 11 medali yang diperebutkan. Lima medali untuk nomor putra dan enam medali untuk taekwondo putri.
Namun, pengelola pelatnas Taekwondo, Rahmi Putera tak mempermasalahkan aturan tersebut.
Sama halnya di Singapura, tuan rumah selalu diuntungkan, ujarnya.
Sementara itu, Manajer Tim Indonesia Zulkarnaen Purba mengatakan pada cabang olahraga karate Indonesia tidak mengirimkan wakilnya pada ajang kumite karate SEA Games 2017. Indonesia sebenarnya sudah lama mendaftar, namun tiba-tiba nama atlet Indonesia dicoret dan tidak ada informasi lebih lanjut.
Zulkarnaen mengatakan, seluruh persyaratan telah dipenuhi dan Menpora memberikan pendampingan, namun tidak membuahkan hasil.
“Mereka tahu bahwa tim kumite putri kami memiliki dua karate peringkat dunia. “Mereka tidak ingin kita mendapatkan emas,” kata Zulkarnaen tentang hal itu.
Berbagai aksi kubu tuan rumah menimbulkan reaksi dari warganet yang meminta Menpora Imam menarik atlet Indonesia dari SEA Games. Namun Imam memilih melayangkan permintaan kepada Dewan Olimpiade Asia untuk menghapus nama-nama wasit yang diduga melakukan kecurangan agar tidak ikut Asian Games 2018. – Rappler.com