• November 26, 2024
Mantan tapol Pulau Buru menerima penghargaan HAM dari UGM

Mantan tapol Pulau Buru menerima penghargaan HAM dari UGM

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Piagam yang diterimanya juga menjadi wujud upaya perjuangan melupakan tragedi pembunuhan massal tahun 1965.

JAKARTA, Indonesia – Universitas Gadjah Mada memberikan penghargaan kepada mantan tahanan politik (tapol) Hersri Setiawan sebagai “Inspirasi perjuangan hak asasi manusia bagi generasi muda”.

Penghargaan tersebut diberikan bersamaan dengan bedah buku Memoar Pulau Buru yang dia tulis sendiri.

Penghargaan diserahkan langsung kepada Hesri oleh Dekan FISIP UGM Erwan Purwanto, disaksikan oleh Kepala Pusat Kajian Kepemudaan (YOUSURE) FISIP UGM Najib Azca dan Dirjen Kebudayaan FISIP UGM. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, Jumat, 11 Maret.

Usai menerima penghargaan, Hesri mengaku tak hanya bersyukur atas sertifikat yang diterimanya, namun juga atas penerimaan keluarga kampus Fisipol UGM terhadap dirinya yang merupakan mantan tahanan politik.

“Sore ini adalah hari yang penting bagi saya yaitu ‘pulang’ ke ‘rumah’ besar almamater saya bernama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, setelah 51 tahun ‘anak hilang’ ditemukan oleh ‘anaknya’. ibu’,” katanya.

“Lima puluh satu tahun adalah waktu yang lama dalam sejarah. Dan waktu itu bisa lebih lama lagi jika kita tidak melakukan sesuatu. “Jika kita tidak berani mengambil tindakan, putuskan rantai keheningan,” ujarnya.

Piagam yang diterimanya, kata dia, juga merupakan wujud upaya memerangi melupakan tragedi pembantaian tahun 1965.

“Dengan mengapresiasi karya-karya saya dan maknanya, beliau memberikan ruang leluasa bagi para ulama dan generasi muda untuk mengetahui dan mengkajinya. “Karena selama lima puluh tahun kita telah menjadi bagian dari sistem politik yang menentukan apa yang harus diingat dan apa yang harus dilupakan,” ujarnya.

“Oleh karena itu, kita kehilangan kesadaran dan ingatan akan masa lalu yang sangat penting untuk menata kembali kehidupan kita saat ini dan masa depan,” ujarnya lagi.

Penghargaan ini juga ia serahkan kepada seluruh korban tragedi 1965, khususnya mereka yang tinggal bersamanya saat ini di Pulau Buru.

Catatan atas kelupaan Hesri di Pulau Buru

Buku Memoar Pulau Buru adalah catatan pribadi Hersri Setiawan tentang kehidupannya sebagai tahanan politik Orde Baru. Buku ini mencoba mengungkap sejarah manusia dan umat manusia.

Melalui catatan-catatan tersebut, Hersri berusaha mengumpulkan seluruh tenaga, ingatannya, dalam upaya menulis ulang pengalaman pengasingannya oleh pemerintahan Orde Baru.

Linda Christanty, penulis dan jurnalis, mengomentari buku ini.

Memoar ini sangat berharga. Sebuah karya berkualitas yang tidak hanya mengungkapkan pengalaman pribadi penulisnya, tetapi juga biografi masyarakat Indonesia yang diasingkan ke Pulau Buru, kamp penjara politik, dengan harapan bisa meninggalkan pulau itu hidup-hidup, demikian tulisan Linda.

Siapa saja tapol yang terlibat?

“Mereka terdiri dari pejuang kemerdekaan, penulis, seniman, intelektual, tuna wisma dan siapa saja.”

Memoar Hesri dinilai penting karena merekam situasi kelam saat kudeta militer Mayjen Soeharto mengakhiri pemerintahan Presiden Soekarno.

“Memoirs of Buru Island merupakan monumen kemanusiaan yang menginspirasi kita untuk memperjuangkan harkat dan nilai kemanusiaan tanpa henti,” tegas Linda. —Rappler.com

BACA JUGA:

Live Result HK