Megawati mengatakan Ahok-Djarot adalah pilihannya
- keren989
- 0
Ahok meminta agar isu sara tidak lagi diangkat pada Pilkada 2017. Persaingan murni dari segi program.
JAKARTA, Indonesia – Pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat resmi terdaftar sebagai calon gubernur dan wakil gubernur yang maju pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Keduanya tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta pada Rabu, 21 September 2016, pukul 13.00 WIB. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pun turut mendampingi keduanya.
Sejumlah pendukung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat juga mendatangi kantor KPUD Jakarta. Namun Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno tidak mengizinkan semua orang masuk. “Hanya 40 orang yang bisa naik ke kamar,” kata Sumarno.
Para suporter yang tak bisa masuk langsung berdiri saat Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, dan rombongan tiba di KPUD Jakarta. Mereka bersorak, “Ahok-Djarot…Ahok-Djarot.”
Ahok mengenakan kemeja kotak-kotak, sedangkan Djarot mengenakan kemeja merah khas PDI Perjuangan. Bersama Megawati, keduanya langsung menuju lantai dua tempat pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Usai registrasi, mereka kemudian menggelar konferensi pers. Politisi PDI Perjuangan mencoba mendandani Ahok dengan jas merah. Namun Ahok menolak. Dia meletakkan jaket itu di kursi. Melihat hal itu, Megawati pun bangkit dan mengenakan jas merah pada Ahok.
Kali ini Ahok tak menolak. “Ini sebagai bentuk apresiasi kepada Ibu, agar saya seragam dan mempunyai visi yang sama,” kata Ahok. Dalam kesempatan itu, Ahok juga meminta agar isu sara tidak lagi diungkit. “Karena landasan kami adalah Bhinneka Tunggal Ika.”
Dalam pendaftaran ini, pasangan Ahok dan Djarot mendapat dukungan dari PDI Perjuangan, Hanura, Golkar, dan NasDem.
permintaan Megawati
Usai memecat Ahok, Megawati mengaku sudah meminta khusus kepada Partai Banteng untuk mencalonkan Ahok dan Djarot. “Saya menggunakan hak prerogratif saya sebagai ketua umum tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan anggota lain,” ujarnya di ruang pendaftaran KPU.
Ia mengaku turut merasakan semangat nasionalisme yang terlihat dari tindakan Ahok. PDIP, lanjutnya, juga mengedepankan pluralisme dalam menentukan calon.
Namun, dia tidak berkomentar lebih jauh mengapa dirinya secara khusus mendampingi kedua kandidat tersebut saat pendaftaran. Ia hanya berharap Pilkada 2017 mendatang bisa berlangsung damai.
Ahok menjawab ingin kritik terhadap pilkada tidak didasarkan pada sentimen suku, agama, dan ras (SARA), melainkan murni kritik terhadap program yang dihadirkan. “K“Kalau kita terpilih kembali, itu membuktikan kita lebih maju dari Amerika yang baru 200 tahun bisa menerima perbedaan,” candanya.
Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengaku sudah menerima berkas kedua calon tersebut. “Dari pemeriksaan cepat ada ijazah, KTP dan berkas lainnya,” ujarnya.
Setelah pendaftaran ditutup tengah malam tanggal 24 September, KPU akan melakukan pemeriksaan kelengkapan selama kurang lebih seminggu. Setelah itu, calon yang masih membolos atau melakukan kesalahan berkesempatan menyelesaikan berasnya hingga 4 Oktober.
Namun Sumarno belum bisa menjawab apakah Ahok dan Djarot menyertakan surat cuti dalam berkasnya. Saat ini Ahok tengah mengajukan uji peninjauan kembali ke Mahkamah Konstitusi terkait hal tersebut. Ia tidak ingin cuti menjadi hal yang wajib, melainkan opsional.
“Saya belum tahu, nanti kita lihat,” kata Sumarno.
Sementara hingga pukul 17.00, belum ada calon lain yang datang mendaftar. Sejauh ini, KPU DKI Jakarta baru menerima kabar dari Partai Gerindra yang dikabarkan baru akan mendaftarkan calon seusai salat Dzuhur, Jumat pekan depan.
Sumarno belum bisa menyebutkan nama calon yang akan datang. “Itu dinamis, nanti masih bisa berubah. Kurang yakin, tanya saja ke Gerindra,” ujarnya.–Rappler.com