Megawati meresmikan patung Bung Karno dan meminta agar Pancasila dimasukkan dalam kurikulum
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Patung itu tidak dimaksudkan untuk mengagungkan Bung Karno
BLITAR, Indonesia — Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Bung Karno ‘Putra Fajar’ di Kota Blitar, Selasa, 6 Juni 2017. Patung tersebut berdiri di pintu masuk Kota Blitar, Jalan Sudanco Supriadi, Bendogerit. Sanan Wetan.
Patung setinggi sembilan meter ini dibuat oleh seniman asal Yogyakarta selama delapan bulan dengan menggunakan bahan baku perunggu sebanyak lima ton. Tak heran, biaya pembuatan patung tersebut mencapai Rp 2 miliar.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan kain penutup patung. “Menghafal Sukarno saja tidak cukup dengan membuat patung secara simbolis. “Tetapi bacalah buku dan pemikiran Bung Karno,” kata Megawati. “Buku, pemikiran, dan pidato Bung Karno kini banyak dicari. Di masa lalu semuanya disembunyikan.”
Megawati mengatakan, pembuatan patung ini bukan untuk memuja Bung Karno melainkan sebagai penghormatan kepada bapak bangsa. Semua negara maju, kata Megawati, mengagumi dan menghormati para pendiri negaranya.
Bung Karno, lanjut Megawati, disingkirkan dan diasingkan oleh Orde Baru. Kini, lambat laun masyarakat kembali mengingat dan mencintai Presiden Sukarno.
Mengawati mengatakan, pasca peristiwa 1965, seluruh buku pengajaran Bung Karno dibakar dan disembunyikan. Orang-orang takut. Bung Karno berusaha mengusir pikirannya. “Orang-orang tidak melihatku. Teman-teman menjauhlah,” katanya.
Ketakutan masyarakat, lanjut Megawati, juga terlihat saat ia bergabung dengan partai politik. Saat menjadi calon legislatif di Dapil PDI Jawa Tengah, yang hadir hanya 50 orang. Semua orang takut, tidak mau hadir karena Megawati adalah anak Bung Karno.
“Tidak bisa berpikir jernih. Saat itu belum ada yang berani menyampaikan kebenaran, kata Megawati. Padahal, di awal kemerdekaan, Sukarno dipuji dan diapresiasi.
Megawati tampak emosional saat menyebut PDI Perjuangan dituding sebagai sarang PKI. Menurut dia, dalam AD ART tersebut terlihat jelas bahwa PDI Perjuangan berideologi Pancasila.
“Bu, berpikirlah jernih dan bersihkan hati. Ini bukan waktunya untuk berpikir bingung dan tidak yakin. Tunjukkan padaku kemana arah perjuanganmu, kata Megawati dengan suara tinggi.
Ia meminta agar pendidikan Pancasila dimasukkan kembali ke dalam kurikulum pendidikan. Agar generasi muda mengetahui dan memahami Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila, kata dia, diambil dari jati diri masyarakat. “Kalau diringkas, intinya gotong royong,” ujarnya.
Wali Kota Blitar Saman Hudi Anwar menjelaskan, tanggal 6 Juni merupakan hari ulang tahun Bung Karno. Patung menghadap ke timur, sebagai lambang Bung Karno sebagai Putra Fajar. “Ini patung Bung Karno yang kelima di Blitar,” ujarnya.
Patung pertama berdiri di makam Bung Karno, kedua di Balai Kota, ketiga di Istana Gebang, dan keempat di persimpangan empat jalan di Sumatera. Patung Bung Karno Putra Sang Fajar, kata dia, merupakan wujud rasa terima kasih masyarakat Blitar kepada sang khatib.
“Bukti kecintaan masyarakat terhadap para founding fathers bangsa. “Semua PNS Blitar setiap hari memakai pin Bung Karno,” ujarnya. Selama 15 tahun, warga Blitar rutin memperingati hari lahir Pancasila, 1 Juni. Ia bersyukur pemerintah menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional.
Selain itu, masyarakat Blitar juga rutin mengadakan pengundian Bung Karno. Sejauh ini, orang-orang telah berpartisipasi dalam takeout tersebut. Mereka membawa tumpeng sendiri. “Tumpengnya ada ribuan. “Tumpeng ini sejajar dari makam Bung Karno hingga Istana Gebang,” ujarnya. —Rappler.com