Memahami pentingnya branding untuk kelangsungan hidup produk
- keren989
- 0
Jakarta, Indonesia –Merek sangat penting jika ingin sebuah brand atau produk tidak hanya dikenal oleh masyarakat, tetapi juga memiliki umur yang panjang.
Dasar, merek adalah cara bagi merek tertentu untuk menyampaikan makna suatu produk sehingga memiliki jiwa. Makna-makna tersebut harus dibuat menarik dan diceritakan dengan cara baru agar tetap relevan di masyarakat.
Untuk memiliki pengetahuan lebih tentang bagaimana apa yang dibutuhkan dalam proses merek, simak beberapa jawaban dari para ahli di bidangnya merek dibawah sini!
Berakar kuat di masyarakat
Menurut Ardi Wirda Mulia, a ahli strategi pemasaran berbasis penelitian, berakar, satu merek harus diketahui terlebih dahulu. Pengakuan tersebut untuk membentuk sikap dan asosiasi terhadap merek.
“Merek kuat ditandai dengan sikap positif dan asosiasi yang kuat relevan dengan tujuan konsumsi,” jelas Ardi saat diwawancarai. Rappler melalui surat elektronik.
Ardi melanjutkan, pengakuan ini tetap perlu dibangun melalui strategi brand management agar implementasinya solid.
Selain itu, data dan penelitian juga berperan penting dalam proses rooting merek yang kuat. Untuk Monita Moerdani, kepala merek sebuah perusahaan perdagangan elektronik Di Indonesia, sebelum menyampaikan arti sebuah brand perlu diketahui target konsumennya.
Penting untuk mengetahui siapa target yang dituju, gaya hidup dan nilai apa yang mereka junjung tinggi agar tepat sasaran. Jika Anda ingin memasarkan produk ke anak muda, Anda perlu mengetahui tahap kehidupan orang-orang ini dan apa yang mereka cari, apakah mereka anak muda yang haus akan kreativitas atau tipe anak muda yang ingin memulai bisnis. ?
“Kadang-kadang orang memiliki kesalahpahaman bahwa untuk a merek hanya perlu visual yang bagus. Sebenarnya ada tugas yang panjang yaitu membuat data, itu penting jadi merek tetap relevan dan pengenalannya tidak ketinggalan zaman,” ujar Monita saat ditemui usai mengisi panel diskusi di SCBD, Jakarta Selatan.
Sementara itu, ikatan emosional antara produk dan konsumen penting bagi para ahli merek, Subiakto Priosoudarsono. Subiakto melanjutkan dan menjelaskan bahwa sebuah produk harus dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumennya.
Memiliki dasar yang kokoh
Sebuah merek atau produk harus memiliki dasar yang kuat sebelum memulai prosesnya merek kepada masyarakat. Salah satunya menurut Monita adalah membuat positioning merek sehingga produk sepenuhnya disampaikan kepada konsumen.
Selain itu, perlu untuk mengetahui apa yang Anda inginkanmenyorot atau berfokus pada produk untuk memfasilitasi proses pemasaran.
Monita mengatakan, pesan yang diberikan a merek tidak bisa “ngomong aja,” atau dengan kata lain harus terlihat dan dapat diwujudkan. Dia mengambil contoh merek mobil Volvo yang memposisikan diri sebagai mobil teraman di dunia dan hal ini dibuktikan dengan penggunaan teknologi yang didesain untuk memberikan keamanan maksimal bagi pengemudinya.
“Jadi kita tetap harus punya pesan yang menarik, tapi dari segi produk kita harus bisa menyampaikan pesan itu,” katanya.
Berbicara tentang pemosisian merek, Subiakto juga berpendapat bahwa ini adalah strategi yang diperlukan agar merek tertanam kuat di benak konsumen.
Sementara menurut Ardi, merek harus memiliki esensi, sederhananya, untuk memberi tahu publik apa yang bisa merek itu berkontribusi pada dunia. “Dari situ baru desain Identitas merek. Itu menjadi acuan dalam membangun narasi tentang ‘siapa’ brand itu dan ‘apa’ yang dilakukannya,” lanjut Ardi.
Setelah itu, tindak lanjutnya adalah menyelaraskan elemen-elemen identifikasi merek seperti logo dan pastikan semuanya sesuai dengan cerita merek itu. Cerita merek menurutnya, hal yang ingin ditanamkan oleh asosiasi kepada masyarakat disebut sebagai narasi karena harus ada pesan yang harus disampaikan dan tetap relevan dengan tujuan dari brand yang bersangkutan.
“Misalnya, kuatnya narasi Air Asia dan membaca ‘Sekarang semua orang bisa terbang’, itu adalah narasi atau pesan yang kuat.”
Namun perlu diperhatikan bahwa narasinya berbeda dengan slogannya. Jika slogan bersifat sementara, naratif merek harus menjadi sesuatu yang berkelanjutan.
Pengenalan keberadaan produk
“Pengaktifan merek bertujuan untuk meningkatkan keterikatan emosional di benak konsumen melalui inkorporasi nilai di alam bawah sadar melalui slogan, lonceng, atau tampilan visual,” jelas Subiakto tentang peluncuran produk.
Bagi Ardi, pengakuan tersebut terutama dicapai melalui pengenalan penggunaan dan keberadaan produk dalam kehidupan sosial konsumen. Pengakuan ini juga dapat dicapai melalui komunikasi pemasaran.
Masuk komunitas
ada beberapa merek yang berhasil membuat pengikut kultus setia dan mendarah daging dengan merek mereka seperti Harley Davidson untuk fashion pakaian jalanan, Tertinggi.
Menurut Monita, eksklusivitas dan loyalitas konsumen berasal dari membangun relasi dengan komunitas.
“Benda itu adalah cara yang sangat efektif untuk membangun massa. Saat kita membangun minat dan didukung Komunitas-komunitas yang mungkin tidak begitu terkenal, namun besar dan memiliki loyalitas dan solidaritas yang tinggi, biasanya tercipta di sana pengikut kultus,” Monita menjelaskan. —Rappler.com