• September 24, 2024

Membuktikan darah sepak bola ‘Ronaldo Asia’

JAKARTA, Indonesia—Sejak kecil, sayap Tim Nasional Korea Selatan (Korea Selatan) Son Heung-min bermimpi mengikuti jejak ayahnya, Son Wong-jung, sebagai pesepakbola. Namun, muncul keraguan di benak Woong-jung tentang keputusan putranya. Berulang kali, Wong-jung mempertanyakan ketulusan Heung-min.

“Dia (Wong-jung) senang, tapi dia berkata: ‘Apakah kamu yakin? Menjadi pemain sepak bola itu sulit. Kamu mengerti?’ Dia menjelaskan betapa sulitnya menjalani profesi sebagai pesepakbola, baik secara mental maupun fisik,” kata Heung-min menirukan ucapan ayahnya saat itu, seperti dikutip. Standard.co.uk

Saat itu, Heung-min tidak terpengaruh. Seperti ayahnya, dia merasakan darah sepak bola mengalir dalam dirinya. Sejak kecil, selain bermain sepak bola, hampir tidak ada olahraga atau hobi lain yang diminati Sonny, sapaan akrab Son Heung-min.

“Sepak bola ada dalam darah saya. Saya belajar berjalan (sebagai seorang anak), melihat bola dan terus menendang. Saya tidak tertarik pada permainan komputer atau bermain dengan mobil mainan, hanya sepak bola dan saya seratus persen yakin ingin bermain secara profesional,” kenang Sonny.

Keputusan Sonny manis. Di usia 16 tahun, Sonny pindah ke Jerman dan bermain bersama Hamburg dan Bayer Leverkusen sebelum akhirnya bergabung dengan Tottenham Hotspur pada 2015. Di Jerman, Sonny sekaligus memenuhi impian ayahnya yang bermimpi bermain di Liga Jerman untuk bermain.

Seperti putranya, Woong-jung mencicipi profesi sebagai pemain sepak bola profesional. Namun, karir Wong-jung cukup singkat. Pada tahun 1990, Wong-jung harus gantung sepatu setelah lama cedera. Saat itu, Wong-jung baru berusia 28 tahun.

Bagi publik Korea Selatan kala itu, Liga Jerman jauh lebih mentereng ketimbang Liga Inggris, tempat Sonny berkarier saat ini. Wong-jung tidak terkecuali. Selain itu, pesepakbola legendaris Korea Selatan Cha Bum-kun juga bermain di Bundesliga. Bum-kun, bisa dibilang, adalah salah satu pemain terbaik dari daratan Asia yang bermain di Eropa sebelum Park Ji-sung.

Kepada putranya, Wong-jung mengungkapkan mimpinya untuk mengalahkan prestasi Bum-kun, idolanya. Namun, cedera membunuh ambisi Wong-jung. Ia kemudian memutuskan untuk mencurahkan seluruh tenaganya untuk membimbing Sonny menjadi pemain sepak bola yang handal.

“Jadi ketika saya mulai bermain di Jerman, dia selalu berkata: ‘Ini adalah impian kami untuk bermain di Eropa.’ Saya mungkin bukan pemain terbaik (di Korea Selatan) tapi saya ingin mewujudkan impiannya (Wong-jung) untuk bermain di sana,” kata Sonny.

Bawa Spurs ke Liga Champions

Kini Sonny telah merumput bersama Tottenham Hotspur di bawah asuhan Maurizio Pochettino selama lebih dari dua tahun. Banderol sebesar £22 juta ditebus manajemen Spurs untuk mendatangkan pemain kelahiran 8 Juli 1992 itu. Harga tersebut sepadan dengan performa Sonny di lapangan.

Pada musim 2017/2018, Sonny yang berposisi sebagai winger mencetak 18 gol untuk Tottenham dan sukses membawa Keluarga Lilywhitejulukan Tottenham Hotspur, ke pentas Liga Champions musim depan.

Dari Kemasyhuranpembawa nomor punggung 7 ini bahkan diibaratkan sebagai legenda sepak bola Kemasyhuran pada tahun 1970-an Cyril Knowles. Penampilan gemilang Cyril kerap dipuji hampir di setiap ekspresinya ‘Bagus, Cyril‘ oleh penonton Tottenham. Saat ini, ‘Bagus sekali, Sonny’ mmenjadi kalimat turunan umum penggemar berat Spurs setelah pertandingan.

Bagi Sonny, semua prestasi yang diraihnya juga merupakan hasil kerja keras ayahnya.

“Dia membangun karakter saya dan membantu saya dengan banyak masalah. Dia masih tinggal bersama saya dan selalu menonton setiap pertandingan kandang (Tottenham Hotspur). Usai pertandingan biasanya kami membicarakan situasi buruk di lapangan, hal-hal positif lainnya dan apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi lebih baik,” kata Sonny.

Acara bukti

Kata Sonny, ayahnya mengajarkan pentingnya menggunakan kedua kaki secara seimbang. Kini Sonny bahkan mengaku tendangan kaki kirinya jauh lebih keras ketimbang kaki kanannya.

Setidaknya Sonny membuktikannya pekan lalu dalam laga persahabatan antara Korea Selatan dan Honduras jelang Piala Dunia 2018 di Stadion Daegu, Seoul. Pada menit ke-61, Sonny merobek gawang Honduras dengan tendangan keras kaki kiri di luar kotak penalti. Sonny berhasil membawa Korea Selatan memenangkan pertandingan dengan skor 2-0.

Selain kekuatan tendangannya, Sonny juga dibekali kemampuan menggiring bola berkualitas. Bahkan, pria yang pernah menolak membela Korea Selatan di Piala Dunia 2014 itu kerap disebut sebagai Cristiano Ronaldo Asia karena teknik dan kecepatan yang dia tampilkan di beberapa game saat dia memimpin si kulit bundar.

Di Grup F Piala Dunia nanti, Sonny dipastikan akan menjadi salah satu abdi dalem Pelatih Shin Tae-yong dibawa ke Rusia. Sonny dan kawan-kawan harus mengatasi tantangan Jerman, Meksiko, dan Rusia jika ingin lolos ke babak delapan besar. Sekaligus, Piala Dunia akan membuktikan bahwa darah sepak bola Sonny mengalir di tubuhnya.

—Rappler.com

Singapore Prize