• November 25, 2024
Mempertaruhkan nyawa juru kamera Associated Press saat dia menangkap penembakan duta besar Rusia

Mempertaruhkan nyawa juru kamera Associated Press saat dia menangkap penembakan duta besar Rusia

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.

Ozbilici berpikir: “Saya di sini, meskipun saya terluka atau terbunuh, saya tetap seorang jurnalis dan saya harus melakukan pekerjaan saya.”

JAKARTA, Indonesia – Burhan Ozbilici tak menyangka pameran foto yang ia hadiri pada Senin malam, 19 Desember, berubah menjadi adegan pembunuhan. Bahkan, pria yang berprofesi sebagai juru kamera kantor berita Associated Press (AP) itu hanya singgah di pameran bertajuk “Dari Kaliningrad ke Kamchatka, dari Mata Wisatawan”. Omong-omong, lokasi galerinya tidak jauh dari kantor Ozbilici.

“Saat saya tiba, pidato pembukaan sudah dimulai. Saat giliran Duta Besar Rusia Andrei Karlov yang menyampaikan pidato, saya mendekatinya untuk mengambil foto. Saya pikir foto-foto itu bisa berguna untuk cerita tentang hubungan Turki dan Rusia,” kata Ozbilici menceritakan momen mengerikan itu seperti dikutip. AP.

Pada saat itu, Duta Besar Karlov berbicara dengan lembut dan ramah tentang negara asalnya, Rusia. Karlov berhenti beberapa kali untuk membiarkan penerjemah menyampaikan kalimatnya dalam bahasa Turki.

“Saya ingat betapa tenang dan rendah hati (dia) terlihat,” kata Ozbilici.

Namun tiba-tiba, terjadi insiden penembakan di depan matanya. Pengunjung yang semula tenang menjadi panik dan segera mencari perlindungan. Ozbilici mengaku tidak percaya itu adalah penembakan sungguhan.

“Ketika seorang pria berjas hitam mengeluarkan pistol, saya hanya bisa kaget dan mengira itu bagian dari pertunjukan teatrikal,” ujarnya.

Sementara itu, Duta Besar Karlov tergeletak di lantai hanya beberapa meter dari Ozbilici. Tidak ada darah yang mengalir di sekujur tubuhnya, dia mungkin tertembak dari belakang.

Ozbilici melangkah mundur dan ke kiri. Sementara itu, pelaku yang masih membawa senjata meneriaki pengunjung.

Awalnya, Ozbilici mengira penembaknya mungkin seorang militan Chechnya. Namun, baru-baru ini dia menyadari bahwa penembakan tersebut mungkin dilatarbelakangi oleh konflik Suriah. Pelaku meneriakkan kalimat agar masyarakat tidak melupakan peristiwa kemanusiaan yang terjadi di kota Aleppo.

Dia tampak marah dan kesal. Pelaku kemudian mengitari tubuh duta besar dan menghancurkan beberapa gambar yang tergantung di dinding.

Melihat hal tersebut, Ozbilici mengaku takut dan memahami betul risiko yang akan dihadapinya jika pelaku ikut menembaki dirinya.

“Namun, saya memilih untuk melangkah lebih jauh dan memotret pria tersebut saat dia mengungkapkan keputusasaannya, sehingga menarik perhatian pengunjung,” katanya.

Ozbilici menyadari dia bisa terbunuh saat mengambil gambar. Tapi kemudian dia berpikir: “Saya di sini, meskipun saya terluka atau terbunuh, saya tetap seorang jurnalis dan saya harus melakukan pekerjaan saya. Saya dapat berlari tanpa mengambil satu foto pun, tetapi saya tidak akan memiliki jawaban yang tepat jika orang bertanya mengapa Anda tidak mengambil foto acara tersebut?”

Ozbilici juga mengenang rekan-rekannya yang meninggal saat mengambil gambar di kawasan konflik selama bertahun-tahun. Perjuangannya tak sia-sia karena foto-foto yang diambilnya kini viral di media sosial dan menjadi perbincangan.

Setelah mengambil beberapa foto, ia mengikuti perintah polisi untuk meninggalkan area pameran. Tak lama kemudian, pelaku tewas dalam baku tembak. – dengan laporan AP/Rappler.com

lagu togel