Menag mengajak umat Islam Indonesia mendoakan umat Muslim Rohingya di Myanmar
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Setidaknya dalam sebulan terakhir, 69 Muslim Rohingya menjadi korban konflik kemanusiaan
JAKARTA, Indonesia — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Islam di Indonesia untuk mendoakan umat Islam Rohingya seiring dengan semakin banyaknya orang yang menjadi korban konflik di Rakhine, Myanmar.
“Kami semua sangat prihatin dengan konflik ini. Semoga jumlah korbannya tidak terus bertambah. Mari kita doakan mereka dengan doa qunut Nazilah dan doa tak kasat mata untuk orang yang meninggal,” kata Lukman dalam siaran persnya, Senin, 21 November.
Menurutnya, kedua amalan tersebut merupakan ajaran para ulama sebagai tindakan spiritual dengan mengedepankan perdamaian.
Qunut Nazilah adalah doa yang dibaca setelahnya saya pasang shalat rakaat terakhir. Amalan ini disunnahkan ketika umat Islam mengalami ancaman.
Sedangkan salat gaib merupakan salat yang mendoakan jenazah sesama umat Islam sebagai wujud solidaritas.
Lukman mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi tokoh agama Islam dan Budha serta akademi sosial perguruan tinggi agama negeri untuk menyelesaikan permasalahan Muslim Rohingya. Ia mengatakan, ada sejumlah tokoh dan akademisi yang berpengalaman dalam penyelesaian konflik.
“Kami terus memantau dengan cermat perkembangan situasi Rakhine. Jika diperlukan, kami siap membantu. “Saya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri yang berada di garda depan untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Indonesia tidak tinggal diam
Lukman mengatakan pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam atas penderitaan umat Islam di Myanmar.
Sejauh ini, pemerintah telah melakukan serangkaian upaya untuk membantu kelompok minoritas Muslim di Myanmar sebagai bentuk menjaga kemanusiaan dan mewujudkan perdamaian.
Upaya tersebut, kata dia, dilakukan di lingkungan domestik Myanmar dan forum internasional. Selain itu juga mencakup berbagai aspek seperti bantuan fasilitas pendidikan dan kesehatan.
“Indonesia telah dan terus melaksanakan banyak program terkait penderitaan kelompok minoritas Muslim di Myanmar. Mari kita bantu kerja nyata ini dengan sikap spiritual yang benar. “Kita semua saling mendukung untuk bertindak strategis,” ujarnya.
Konflik sosial di Rakhine kembali memanas dalam beberapa hari terakhir. Rumah-rumah warga Rohingya dihancurkan dan dibakar. Setidaknya dalam sebulan terakhir, 69 kematian juga terjadi.
Pemerintah Indonesia tidak berbicara soal diplomasi
Sementara itu, senada dengan Lukman, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan terkini di Rakhine.
“Kami memantau dengan cermat semua perkembangan di Rakhine. Kami juga mengirimkan khawatir tentang situasi keamanan,” ujarnya dalam siaran pers.
Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak mengungkapkan apa yang dilakukannya untuk membantu menyelesaikan masalah kemanusiaan ini.
“Ini diplomasi kita kan? diplomasi megafon. “Dalam artian kalau kita melakukan sesuatu, lalu kita menyombongkannya, tidak,” ujarnya.
“Tetapi dengan tidak menyiarkan hal-hal yang sudah lama kita lakukan, bukan berarti diplomasi kita tidak berhasil. “Kami melanjutkan diplomasi kami untuk mengembangkan Rakhine secara inklusif,” ujarnya. —Rappler.com