Menanggapi panggilan tersebut, Setya Novanto membantah dirinya terlibat korupsi E-KTP
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Novanto mengaku tidak pernah meminta mantan anggota DPR Ganjar Pranowo tidak agresif membahas anggaran KTP elektronik.
JAKARTA, Indonesia – Setelah beberapa kali mangkir, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto menjawab panggilan menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi dengan t.Terdakwa Andi Agustinus dalam Sidang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Jumat, 3 November 2017.
Novanto yang datang bersama Sekjen Golkar Idrus Marwan menjadi saksi pertama yang memberikan kesaksian pada sidang Jumat itu.
Dalam kesaksiannya, Novanto Mengaku mengenal Andi Agustinus pada medio 2009 sebagai pemasok kaos dan merchandise Pilpres, namun membantah bertemu dengan terdakwa untuk berdiskusi. anggaran KTP elektronik.
“Dia (Andi) itu pemasok T-shirt dan barang pemilu presiden. Saya bertanya berapa. Tapi saat itu harganya belum sesuai, kata Setya, Jumat, 3 November 2017, di Gedung Pengadilan Tipikor, Jakarta.
Setya mengaku bertemu Andi di Tee Box Cafe, Jakarta. Andi memang memperkenalkan dirinya sebagai pemasok kaos dan barang pemilu presiden saat itu.
Sebelumnya, dalam keterangan Irman, salah satu tersangka kasus korupsi KTP elektronik yang divonis 7 tahun penjara, Irman mengatakan, ada pertemuan yang dilakukan Andi Agustinus dan Setya Novanto di ruang Fraksi Golkar. digelar untuk membahas anggaran KTP elektronik. Novanto membantahnya.
“Kami tidak mengizinkan transaksi dengan pihak swasta,” ujarnya. Ia mengaku sama sekali tidak memperbolehkan perusahaan melakukan kegiatan “cawe-cawe” dalam proyek KTP elektronik.
Novanto juga membantah keterangan politikus Partai Golkar Ade Komarudin di pengadilan tipikor 17 Oktober 2017 yang menyebut dirinya (Ade Komarudin) Novanto dipanggil kembali oleh Aburizal “Ical” Bakrie karena keterlibatan Novanto dalam kasus korupsi.
“Dia menyampaikan kebijakan partai, dia ketua (Fraksi Golkar), termasuk Pak Ketum (Ical) yang menyampaikan, mengingatkan, dan dia (Novanto) bilang: ‘Aman, Beh. masalah (proyek e-KTP),” Akom menirukan ucapan Novanto.
Saat ditanya hakim soal teguran tersebut, Setya membantahnya.
Ia juga membantah pernah bertemu dengan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ganjar Pranowo saat menjadi anggota DPR pada 2011 hingga 2012. Saat ini Ganjar menjabat Gubernur Jawa Tengah.
“Saudara (Novanto) saat itu pernah bilang ke Pak Ganjar: ‘Pak, kalau kita bahas proyek E-KTP, jangan terlalu agresif’,” kata hakim kepada Novanto menirukan keterangan Ganjar Pranowo.
“Tidak pernah. Dibuat-buat,” kata Novanto.
Hakim sebelumnya sempat mengingatkan Novanto bahwa dirinya bersaksi di bawah sumpah. Meski demikian, Novanto tetap setia pada pernyataannya.
Selain itu, Novanto juga membantah mengetahui sejumlah nama seperti Johannes Marliem, Paulus Tannos, Anang S. Sudihardjo, dan Diah Anggraeni. – Rappler.com