• April 18, 2025
Mengapa ISIS menyerang klub malam Reina di Türkiye?

Mengapa ISIS menyerang klub malam Reina di Türkiye?

Pelaku menggunakan 4 magasin peluru untuk menembak pengunjung Reina Club, Istanbul pada Minggu 1 Januari dini hari.

JAKARTA, Indonesia – Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab pada Senin, 2 Januari, atas insiden penembakan di klub malam Reina di Istanbul, Turki dua hari lalu. Pelaku yang disebut-sebut terdiri dari dua orang, melepaskan tembakan membabi buta dan menewaskan 39 orang.

Dalam pernyataan yang beredar di media sosial, kelompok jihad tersebut menyebut pelaku penembakan di klub malam Reina adalah “pasukan khalifah” mereka. Kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi menuduh Turki, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, mengabdi pada agama Kristen. Masyarakat menduga maksud pernyataan ISIS tersebut terkait dengan keikutsertaan Turki dalam aliansi dengan Amerika Serikat untuk menghancurkan ISIS di Irak dan Suriah.

Ini adalah pertama kalinya ISIS mengeluarkan klaim yang jelas dan tidak bertentangan atas serangan teroris yang terjadi di Turki. Meskipun ISIS sebenarnya dianggap bertanggung jawab atas beberapa serangan teroris besar di Istanbul dan kota-kota lain dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka juga menegaskan bahwa penyerangan kelab malam Reina merupakan bentuk pembalasan atas campur tangan tentara Turki dalam perang di Suriah. Tentara Turki dan koalisi pimpinan Amerika terus melakukan pengeboman di beberapa kota di Suriah untuk melenyapkan kelompok ISIS.

Tentara Turki menghadapi perlawanan sengit di kota Al-Bab dalam beberapa pekan terakhir. Militer mengatakan pesawat tempur Turki melancarkan serangan udara baru di sekitar kota Al-Bab untuk melemahkan ISIS.

Kronologi kejadian

Penembakan terjadi 75 menit setelah warga Turki memasuki Tahun Baru 2017 pada Minggu, 1 Januari dini hari.
Berdasarkan informasi kepolisian Turki, pelaku tiba di tempat hiburan malam Reina dengan menggunakan taksi.

Pelaku kemudian terlihat membawa senjata diduga Kalashnikov. Mereka langsung menembak mati seorang petugas polisi dan seorang warga sipil di pintu masuk klub.

Harian Turki Hurriyet memberitakan, pelaku menembakkan 4 magasin peluru dengan total 120 peluru hingga menghabisi penonton klub. Beberapa dari mereka memilih bersembunyi di balik meja bar. Bahkan ada yang langsung terjun ke Bosphorus karena letak klubnya di pinggir laut.

Pelaku kemudian berganti pakaian dan meninggalkan tempat hiburan malam. Polisi gagal menangkap mereka. Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan pada hari Minggu bahwa upaya intensif telah dilakukan untuk memburu pelaku penembakan.

Pada Minggu malam, polisi langsung bergegas ke distrik Kurucesme, Istanbul, setelah mendapat informasi dugaan keberadaan pelaku. Namun, operasi tersebut tidak membuahkan hasil.

“Bahayanya masih terus berlanjut, karena selama para teroris ini tidak tertangkap, kita tidak akan tahu kapan dan di mana pembunuhan lain akan terjadi,” kata kolumnis Hurriyet, Abdulkadir Selvi.

Kantor berita Dogan menyebutkan, polisi antiteror sejauh ini berhasil menangkap 8 tersangka. Namun, tidak ada indikasi hubungan langsung mereka dengan pelaku penembakan.

Hurriyet mengatakan para penyelidik yakin penembaknya mungkin berasal dari Asia Tengah, seperti Kyrgyzstan atau Uzbekistan. Pelaku mungkin terkait dengan sel yang sama yang melakukan tiga pemboman dan serangan terhadap Bandara Ataturk pada Juni lalu. Berdasarkan catatan Hurriyet, tragedi tersebut menewaskan 47 orang.

Ada pula yang menulis bahwa Turki sebenarnya telah diperingatkan oleh data intelijen AS pada 30 Desember tentang risiko teror yang dilakukan ISIS di Istanbul dan Ankara pada malam tahun baru.

27 orang asing juga tewas

Stasiun televisi NTS menyebutkan, dari 39 korban tewas, 27 di antaranya merupakan warga asing. Jenazah mereka diserahkan kepada keluarga pada Senin lalu setelah mereka diidentifikasi. Ke-27 WNA tersebut antara lain satu warga negara Turki yang juga berkewarganegaraan Belgia, 3 warga negara Lebanon, 2 warga Yordania, 3 warga Irak, masing-masing 1 warga Jerman, Kanada, Rusia, dan seorang remaja Arab Israel.

Media Turki juga menyebutkan laporan bahwa 7 warga negara Saudi juga tewas dalam insiden penembakan tersebut. Namun, pemerintah Saudi belum mengonfirmasi hal tersebut. Selain itu, 12 warga Turki juga tewas.

Aksi penembakan ini mengingatkan kembali kejadian serupa di Paris pada November 2015. Saat itu, kelompok jihad ISIS melepaskan tembakan dan bom di berbagai titik di ibu kota Paris. Akibatnya, 130 orang, termasuk 90 penonton konser di Bataclan, meninggal dunia.

Para pemimpin dunia, termasuk pemerintah Indonesia, juga mengecam penembakan di klub malam Reina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sulit membayangkan kejahatan yang lebih sinis daripada pembunuhan warga sipil saat merayakan Tahun Baru. – Stuart Williams, AFP/Rappler.com

lagutogel