• November 10, 2025
Mengenakan pakaian seksi bukan berarti ingin berhubungan seks

Mengenakan pakaian seksi bukan berarti ingin berhubungan seks

Berfoto seksi tak membuat wanita mudah tidur dengan pria mana pun

Seorang teman baik saya menulis komentar tentang gaya menggambar salah satu ilustrator Indonesia dengan mengacu padatanda namaku ada di dalamnya. Ilustrasi tersebut memperlihatkan seorang wanita bertelanjang dada.

Sebagai seseorang yang suka menggambar ilustrasi, menurut saya karyanya erotis, autentik, dan orisinal. Tapi teks di bawah gambar membuatku terlonjak.

“Buat laki-laki yang suka mengirim pesan pribadi yang berisi gambar alat kelaminnya atau menanyakan apakah saya suka berhubungan seks, hiperseks, “Hai, ayo phone sex atau chat sex,” jangan buang waktu Anda dengan hal-hal seperti di atas. bukan.

Teks ilustrator membuat saya teringat pada beberapa kejadian yang saya alami. Beberapa waktu lalu saya aktif melakukan latihan fisik di pusat kebugaran (baca artikel saya tentang budaya gimnasium). Setiap selesai berolahraga, saya mengambil beberapa foto untuk diunggah ke akun Instagram saya. Saya melakukan ini seminggu sekali untuk melihat seberapa jauh perubahan bentuk tubuh saya selama berolahraga.

Namun sayangnya ada beberapa pria yang mengirimkan pesan pribadi dan mengajak saya berhubungan seks. Beberapa teman laki-laki juga sering bercanda, “Duh, seksi sekali! Kita bisa tidur bersama selama satu malam, kan?”

Kejadian lain yang tak kalah marahnya adalah ketika saya memutuskan untuk berkencan dengan seorang kenalan laki-laki. Malam itu aku memakai kemeja hitam bermotif rusa dan pejantan di bagian kerah, serta celana kain hitam sepanjang mata kaki.

Pakaian yang cukup formal untuk kencan, kencan yang sangat-sangat formal menurutku. Kami kemudian memutuskan untuk berkencan di sebuah villa di kawasan Batu. Kami berhubungan seks pada kencan kedua dan terus keluar secara teratur setelah itu.

Lalu suatu hari aku memutuskan untuk berpakaian lebih sesuai dengan kepribadianku pada kencan kami yang kesekian kalinya. Malam itu aku mengenakan celana bermotif bunga dan kaos longgar berwarna abu-abu. Sekali lagi kami berhubungan badan, namun ada yang berbeda setelah itu.

“Lain kali kamu memakai pakaian yang sopan, oke? “Aku tidak mau sejauh itu karena aku melihatmu mengenakan pakaian yang terlalu provokatif,” ucapnya. Sejak saat itu aku memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi.

Caraku berpakaian bukan untuk menarik perhatian kalian para pria. Dengan mengenakan pakaian yang menonjolkan lekuk tubuhku, aku tidak memberi label “Silahkan! Kamu bisa tidur denganku kapan saja tanpa syarat apa pun.”

Seperti yang saya tulis sebelumnya, hubungan intim pertama saya dengan teman kencan saya terjadi saat saya berpakaian formal. Tentu saja, bukan cara saya berpakaian yang membuat kami berhubungan seks, tapi libido kami yang merangsang kami untuk melakukannya.

Selain itu, saya suka mengambil foto setelah melakukan latihan fisik yang memperlihatkan perut dan bagian tubuh lainnya karena alasan yang masuk akal: Saya ingin melihat sejauh mana perubahan bentuk tubuh saya setelah berolahraga..

Perubahan bentuk tubuh, penampakan otot dan pengecilan lingkar tubuh menjadi tolok ukur keberhasilan latihan saya. Beginilah cara saya mengagumi dan menghargai kerja keras saya di gym, tanpa mencari perhatian atau persetujuan dari laki-laki.

Perempuan mempunyai hak untuk merasa bebas mengenai tubuh dan hasrat seksualnya. Sebagian besar perempuan, khususnya di Indonesia, masih memegang keyakinan bahwa perempuan yang terlalu banyak mengungkapkan auratnya, berarti perempuan mempunyai nilai rendah di mata laki-laki.

Bagi saya, perempuan tidak perlu merasa malu untuk berekspresi dengan berpakaian sesuai keinginannya dan berpakaian sesuai karakter dan kepribadiannya. Perempuan juga tidak boleh malu mengungkapkan keinginan dan keengganannya berhubungan seks dengan laki-laki. Gender tidak membatasi kita untuk mengekspresikan identitas kita di ruang publik.

Menggambar ilustrasi erotis tidak menjadikan kita hiperseksual; mengambil foto seksi tidak memudahkan seorang wanita untuk tidur dengan pria mana pun; membicarakan seks di media sosial tidak membuat kita menjadi gila dan haus akan seks.

Sensualitas merupakan cara perempuan mengekspresikan diri, bukan sebagai tanda bahwa dirinya adalah kelompok yang hanya bisa menonjolkan sisi seksualnya.

Bagi para wanita, jangan ragu untuk mengatakan tidak jika tidak ingin berhubungan seks dengan pria yang tidak Anda sukai, atau lebih parah lagi, pria asing yang Anda kenal dari media sosial atau situs kencan online.

Berpakaianlah sesuka Anda. Jangan terjebak dalam anggapan bahwa wanita sensual adalah wanita murahan.

Sensualitas tidak hanya sebatas pada vagina dan ukuran payudara, sensualitas merupakan salah satu bentuk ekspresi diri seorang wanita. Tubuh Anda adalah otoritas Anda. —Rappler.com

Gambar Amelia Rachmadani adalah INFP berusia 24 tahun yang suka berbagi ilmu dengan orang lain, menyukai musik independen, menyukai menggambar dan latihan beban. Twitter: @ctramelia

Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di Magdalena.co.

HK Pool