Mengenal Ketupat, Makanan yang Beragam Arti
keren989
- 0
YOGYAKARTA, Indonesia – Ketupat identik dengan sajian khas saat Idul Fitri tiba. Terbuat dari anyaman daun kelapa dan diisi nasi, makanan ini biasa disantap dengan opor ayam.
Namun dibalik rasanya yang nikmat, ketupat juga mempunyai filosofi tersendiri. Bentuk ketupat yang berbeda mempunyai arti yang berbeda pula.
Sedangkan (bentuk ketupat) jumlahnya mencapai puluhan, kata seniman Yogyakarta Asep Maulana Hakim yang ditemui Rappler pada pertengahan Juni lalu.
Selama bertahun-tahun, pria lulusan ISI Yogyakarta tahun 2012 ini mempelajari berbagai jenis ketupat. Sebagai pemula, Asep menyarankan agar Anda bisa belajar membuat ketupat lebaran.
Ketupat Idul Fitri berbentuk seperti jajar genjang. Biasanya pada diamond jenis ini terdapat 6 sudut. Uniknya, saat lebaran banyak orang yang menyajikan Ketupat Bawang. Disebut demikian karena bagian bawah mempunyai bentuk lebih besar dibandingkan bagian atas.
Belah ketupat bawang mempunyai 7 sudut. Dua sudut masing-masing di kanan-kiri bawah dan satu sudut di atas.
Asep mengkategorikan kedua jenis ketupat ini sebagai ketupat khas upacara atau ketupat hari raya. Peristiwa ini tidak hanya sebatas hari besar umat Islam, namun juga budaya yang berkembang di masyarakat.
Selain ketupat lebaran dan ketupat bawang, terdapat 5 jenis ketupat lainnya yaitu ketupat luar 1 dan 2, sinto, salamt dan kepel.
Ketupat Luar 1, Luar 2 dan Sinto berasal dari Pulau Jawa. Ketupat bagian luar bentuknya memanjang. Bedanya, ketupat Luar 1 berukuran lebih besar dibandingkan dengan Luar 2. Ketupat ini biasanya digantung di depan pintu rumah bagi orang yang mengucapkan nazar.
Ketupat Sinto juga biasanya digantung di depan pintu rumah, namun sebagai tanda bahwa pemilik rumah baru saja melahirkan seorang bayi.
Sedangkan ketupat Salamet dan Kepel memiliki fungsi yang sama. Ketupat ini juga digantung di depan rumah. Salamet artinya memohon keselamatan, sedangkan Kepel menandakan sumpah pemilik rumah.
Yang berbeda, kedua jenis ketupat yang dikembangkan masyarakat Sunda ini hanya menggunakan potongan daun kelapa saja.
Darimana Asep menguasai ilmu membuat ketupat? Diakuinya, ilmu itu didapatnya saat bekerja sebagai tukang pijat, pekerjaan paruh waktu yang ia lakukan sambil kuliah.
Sembari memijat para pelanggannya, ia kemudian mengajak mereka ngobrol dan mencari tahu cerita tentang ketupat tersebut.
“Orang yang lebih tua biasanya bisa membuat satu atau dua jenis ketupat,” ujarnya.
Kini ia terampil membuat berbagai jenis ketupat. Selain tujuh ketupat upacara dan pesta, ia juga menguasai puluhan variasi ketupat. Dari yang bentuknya seperti katak, kepala kerbau, burung merpati, burung kolibri, hati, angsa, hingga yang mirip candi Borobudur.
Kebanyakan jenis dan varian ketupat konon berasal dari Bali.
“Ada 40 jenis anyaman ketupat di sana,” ujarnya.
Bukan makanan biasa
Lalu bagaimana dengan Anda yang juga ingin belajar cara membuat ketupat? Asep kemudian menyarankan untuk bergabung bengkel membuat ketupat di Tirana House Yogyakarta. Bengkel itu dimulai dari 18 Juni hingga 18 Juli.
“Kami ingin memperkenalkan kembali sejarah ketupat dan jenis-jenisnya,” kata manajer Tirana Nouse Yogyakarta, Nunuk Ambarwati.
Berikut ini video cara membuat berlian:
Ia mengatakan, ketupat secara umum merupakan budaya nasional di Asia Tenggara. Selain orang Indonesia, orang Malaysia, Singapura, dan Brunei juga mengenal makanan ini. Di Filipina, orangnya bugnoy, mirip dengan ketupat, namun dengan pola tenun yang berbeda.
Di Indonesia, ketupat dikenal disajikan dalam berbagai makanan. Tahu kupat di Sunda, ketupat-hok di Banjar, lotek dan gado-gado di Jawa, hingga Coto Makassar. Sedangkan ketupat disebut tipat di Bali.
Di Indonesia, ketupa sudah dikenal jauh sebelum Islam masuk ke nusantara. Saat itu masyarakat Pulau Jawa menguasai seni menganyam daun kelapa untuk kebutuhan sehari-hari.
Tradisi ini terlihat pada bunga mayang, rangkaian bunga, dan anyaman daun kelapa yang menghiasi acara pernikahan. Tradisi ini masih dapat kita jumpai hingga saat ini.
Namun tradisi pembuatan ketupat dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Mereka percaya bahwa nilai-nilai agama dapat dipelajari melalui akulturasi budaya.
Sunan Kalijaga lah yang pertama kali menggunakan ketupat untuk menyebarkan dakwah Islam. Rumitnya menenun ketupat justru dimaknai sulitnya meminta maaf. Warna putih saat berlian dibelah menggambarkan hati yang bersih setelah saling memaafkan. Sedangkan butiran beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa menjadi simbol kebersamaan – Rappler.com
BACA JUGA: