Mengenal Penerima Penghargaan Bung Hatta Anti Korupsi 2015: Yoyok Riyo Sudibyo
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Yoyok dikenal tangguh dan suka mengumpat pada bawahannya
JAKARTA, Indonesia—Tak banyak yang mengenal Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo. Namun namanya sangat terkenal di provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan data penyelenggara Penghargaan Bung Hatta Anti Korupsi, ibu Yoyok adalah seorang pedagang di Pasar Bawang yang memiliki rumah di depan pasar.
Saat terpilih menjadi Bupati Batang pada 2012, Yoyok berjalan kaki dari Batang hingga Bawang yang jaraknya sekitar 20 kilometer. Sepanjang perjalanan ia berjabat tangan dengan seluruh pendukung setia yang menunggu di sepanjang jalan.
Perjalanan dimulai pada malam hari dan dia baru tiba di Bawang pada jam 7 pagi. Beberapa jam kemudian, Yoyok berbincang dengan masyarakat Batang dan pendukungnya di panggung yang terletak di depan rumah ibunya.
Pada Pilkada 2012, Yoyok menang telak dengan skor di atas 90 persen mengalahkan dua pasangan calon.
Yoyok yang pensiun dini dari karir militernya menjadi retailer pakaian sukses dan memiliki banyak distro di berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, Pekalongan, Purwokerto dan Papua. Kota terakhir ini merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar yang membuat Yoyok sukses menjadi pengusaha jual beli pakaian.
Sebelum menjabat bupati, ia dikabarkan sudah memiliki rumah di Jakarta karena usahanya.
Prestasi birokrasi Yoyok
Pada awal kepemimpinannya, Yoyok melakukan beberapa terobosan, yaitu:
- Mengarahkan surat angket Bupati Batang tidak meminta proyek atas nama perseorangan, keluarga, atau kelompok
- Membuat Pakta Integritas bagi pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Daerah dalam pencegahan dan pemberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) serta transparansi dan akuntabilitas penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
- Bekerja sama dengan Transparansi Internasional Indonesia
- Melaksanakan reformasi birokrasi bersama-sama dengan lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat
- Rayakan Pesta Anggaran. Seluruh perencanaan anggaran ditampilkan secara transparan dalam pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut, termasuk menanyakan sisa anggaran di rekening masing-masing subdinas.
- Sistem satu atap dalam pembuatan izin tanpa pungutan liar
- Pengadaan lelang dan tender tanpa dipungut biaya
- Eksperimen Pilkada ala Yoyok. Yoyok melakukan percobaan di tiga desa yaitu: Desa Kemiri Kecamatan Subah; Desa Surjo, Kecamatan Bawang; Desa Kalasari; Kecamatan Blado. Kabupaten memfasilitasi kota-kota untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah yang bebas dari politik uang. Secara keseluruhan percobaan ini dapat dikatakan berhasil, namun hanya satu desa yang menyelenggarakan pilkada dengan dua calon kepala desa. Dua kota lainnya hanya memiliki satu kandidat.
- Yoyok juga membentuk tim peningkatan kualitas pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batang. Tim ini berfungsi seperti UKP4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) yang dibentuk oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tim yang berada di bawah pengawasan langsung bupati ini terdiri atas Sekretaris Daerah, Kepala Bidang Satuan Kerja Perangkat Daerah, Asisten III Bupati, dan Wakil Bupati.
- Terhubung langsung dengan komunitas. Di bawah tim UKP4 ala Yoyok, terdapat unit yang bekerja langsung di lapangan. Keluhan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dapat disampaikan dan ditindaklanjuti langsung oleh tim ini. Baik melalui pesan singkat, telepon atau website. Permasalahan yang biasa mereka hadapi adalah kesehatan, bantuan terhadap kasus, pendidikan.
- Menolak membeli mobil dinas. Penghematan yang dilakukan Yoyok antara lain tidak mau membeli mobil dinas dan menggunakan mobil pribadi, tidak menggunakan patroli pengawal, di setiap acara pemerintah makanan yang disediakan selalu berupa singkong dan kacang rebus. Pada tahun pertama, anggaran tabungan mencapai Rp5 – 6 miliar. Setiap pagi Bupati jogging keliling rumah dinas atau naik sepeda motor bersama asistennya berkeliling Batang.
Dikenal tangguh dan disiplin
Berdasarkan temuan Bung Hatta Award, Yoyok kerap dikritik karena sikap dan perkataannya yang kasar, sebuah karakter sisa dari dinas militer.
Pejabat pemerintah di tingkat kecamatan dan kelurahan juga kerap menerima kritik Yoyok atas kebijakan yang dinilai Yoyok tidak efektif dan efisien, serta tidak memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pintu Yoyok terbuka untuk masyarakat
Pada masa kepemimpinannya, rumah dinas Bupati menjadi tempat terbuka yang bisa dikunjungi siapa pun. Gazebo yang terletak di taman sering digunakan masyarakat untuk beristirahat dan mengadakan pertemuan.
Masyarakat pun bebas bermain di halaman rumah bupati karena pagarnya selalu terbuka. Jika ingin bertemu langsung dengan Yoyok, masyarakat juga bisa melakukannya secara langsung tanpa perlu izin ribet.
Tim penghargaan Bung Hatta berhasil masuk ke halaman rumah bupati dan memotret mobil yang ada di halaman rumahnya tanpa banyak diminta oleh penjaga. Satu-satunya mobil yang tersedia di sana adalah Toyota Avanza.
Efisiensi anggaran
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan pendapatan daerah menjadi Rp 14,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara efisiensi belanja pegawai diturunkan menjadi Rp42,4 miliar, dan efisiensi pengadaan barang dan jasa naik menjadi Rp21,3 miliar.
Bahkan, selama setahun lebih pemerintahannya, nilai aset pemkab naik hingga Rp347,2 miliar. Dana ini dikembalikan untuk pembangunan bagi masyarakat.
“Kami juga berhasil meningkatkan jumlah paket lelang elektronik secara signifikan. “Dari 87 paket pada tahun 2011 menjadi 240 paket pada tahun 2012. Atau ada efisiensi hingga Rp9,66 miliar (9,14 persen) dan masuk ke kas daerah,” ujarnya kepada tim Anugerah Anti Korupsi Bung Hatta.
Karena prestasinya, Yoyok berhasil mengantarkan Pemkab Batang meraih penghargaan ISO 27001:2013 dari ACS Registrars Indonesia bidang lelang barang dan jasa Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). — Laporan tim Bung Hatta Award/Rappler.com
BACA JUGA