Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna meminta pelaku pungli di Lapas Pekanbaru divonis hukuman penjara
- keren989
- 0
Polisi masih mencari 182 narapidana yang masih buron.
JAKARTA, Indonesia – Personil polisi masih mencari sekitar 200 narapidana Rutan Kelas IIB Sialang Bungkuk Pekanbaru yang melarikan diri usai kerusuhan terjadi pada Jumat, 5 Mei. Berdasarkan data Mabes Polri, masih ada 182 orang yang masih buron.
Sebelumnya, ada 442 orang yang berhasil kabur dari lapas. Sisanya 260 berhasil ditangkap kembali oleh personel polisi.
Kabid Humas Polda Riau Kompol Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru mengatakan, polisi baru saja menangkap pria bernama Supriadi saat berpatroli di Jalan Pinang Merah, Kecamatan Bukit Raua. Kisah penangkapan para narapidana memiliki beberapa cerita.
Ada yang langsung dibawa kembali ke Rutan oleh keluarganya, kedapatan tak menunggak makan di warung makan, hingga kedapatan naik taksi dan menyeberang ke daerah lain.
Kisah terakhir yang disebutkan terjadi hari ini. Dua narapidana bernama Nasri dan Bandi Afriadi tertangkap saat petugas polisi menghentikan taksi yang diketahui hendak menuju Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Karena curiga terhadap taksi tersebut, mereka menghentikannya. Salah satu penumpang justru berusaha bersembunyi di balik kursi pengemudi.
Keduanya diperiksa petugas polisi. Awalnya mereka tidak mengaku sebagai narapidana yang kabur dari Lapas Sialang Bungkuk. Namun kesaksian mereka bertentangan dengan kesaksian dua tahanan lain yang telah ditangkap sebelumnya.
Mereka langsung saling berhadapan, hingga terungkap penumpang taksi tersebut adalah narapidana yang kabur dari Sialang Bungkuk, kata Kapolsek Kampar AKBP Edy Sumardi di Pekanbaru, Minggu, 7 Mei.
Nasri dan Bandi dinyatakan bersalah dalam kasus narkoba dengan hukuman masing-masing 5 dan 6 tahun penjara.
Ditangkap karena tidak membayar makanan
Berbeda dengan kisah Lokot Nasution yang ditangkap saat dalam perjalanan menggunakan bus menuju Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Setelah bus melintas, polisi menyelidiki penumpang tersebut dan berhasil menangkap satu orang yang diduga merupakan narapidana yang melarikan diri.
Penangkapan dilakukan Minggu dini hari sekitar pukul 01.20 WIB saat polisi melakukan penggerebekan di simpang jalan lingkar kilometer 4 depan RS Surya Insani Rokan Hulu.
“Awalnya diperoleh informasi dari masyarakat Ujung Batu bahwa ada satu orang narapidana yang bercirikan kaos hitam lengan panjang. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Kanit Reskrim Polri AKP M. Wirawan Novianto ke lokasi, kata Kabid Humas Polda Riau Kompol Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru.
Sementara itu, seorang narapidana ditangkap Sabtu pekan lalu karena terlambat makan di warung makan. Pemilik toko justru curiga dengan gerak-gerik pelaku.
Saat membeli makanan di warung tersebut, pelaku mengaku tidak punya uang, malah meminta makanan lagi.
“Dari kelihatannya dia berpura-pura bodoh, lalu meminta makanan dan saya memberinya sesuatu yang tidak untuk dijual. Tapi, dia tanya lagi, ada yang tidak beres, kata Lina, salah satu penjual makanan di Desa Wonorejo, Pekanbaru.
Akhirnya, kejadian tersebut memicu adu mulut dengan pengunjung toko. Warga pun berdatangan ke lokasi.
Saat itu ada anggota Brimob setempat yang hadir. Pelaku makan tanpa membayar ditangkap dan dibawa ke kantor Kepala Desa Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai.
“Anggota Brimob datang dan mengambil gambar. Ternyata benar, dia narapidana, kata Lina.
Beritahu kami rasanya
Beberapa tahanan yang kembali ditangkap polisi mengaku melarikan diri sebagai bentuk protes karena tidak mendapat layanan memadai di rutan. Belum lagi narapidana menjadi korban pungutan liar yang dilakukan petugas lapas dan warga binaan lainnya.
Pengaduan tersebut kemudian didengar oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yasonna Laoly yang mengunjungi rutan di Pekanbaru. Yasonna meminta pegawai yang melakukan pungli di Rutan Kelas II B Pekanbaru dihukum karena perbuatannya tidak manusiawi.
“Kami tidak menoleransi pemerasan dan pengambilan uang semacam itu. Mudah-mudahan cukup bukti, terserah polisi bagaimana caranya. “Saya juga ingin menunjukkan kepada mereka bagaimana rasanya di penjara, agar mereka tahu seperti apa rasanya,” kata Yasonna.
Ia mengatakan, kejadian di Lapas Pekanbaru ini menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia agar aparat terkait memperhatikan kondisi Lapas yang saat ini sedang bermasalah. Dia meminta seluruh kepala rutan dan lapas memeriksa keamanan agar tidak ada orang lain yang memeras uang. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com