Menteri Perdagangan Tom Lembong ke Australia untuk membahas impor sapi
- keren989
- 0
Dalam kunjungannya ke tiga kota di Negeri Kanguru, Menteri Perdagangan Tom Lemobong akan membahas potensi perluasan kerja sama di bidang jasa bagi pekerja Indonesia.
JAKARTA, Indonesia – Menteri Perdagangan Thomas Lembong tiba di Sydney hari ini, Selasa 15 Maret, untuk memulai kunjungan kerja selama empat hari ke Australia.
Hari ini, Tom dijadwalkan bertemu dengan perwakilan bankir investasi di sana untuk membahas kerja sama pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia.
“Menteri Perdagangan juga akan bertemu dengan perwakilan industri daging sapi untuk membahas kerja sama perdagangan,” kata Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini yang hadir dalam kunjungan tersebut.
Hubungan Indonesia dan Australia mengalami pasang surut. Keadaan semakin parah dan hubungan kerja sama pun saling terhenti, bahkan penarikan duta besar masing-masing pasca eksekusi dua tahanan asal Australia.
Hubungan ekonomi memburuk setelah terungkapnya perlakuan buruk terhadap sapi yang diimpor dari Australia di Indonesia. Kebijakan impor atau tidak impor daging sapi yang diterapkan pada pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah membuat pusing para eksportir daging sapi Australia.
Meski sarat “drama”, hubungan kedua negara tak pernah benar-benar berhenti. Setiap tahun berasal dari 10 juta dari jumlah orang asing yang datang ke Indonesia tahun lalu, sekitar 1 juta adalah wisatawan Australia. Dari jumlah tersebut, lebih dari 876 ribu wisatawan Australia berkunjung ke Bali.
Sementara itu, jJumlah pelajar Indonesia dan pelajar di Australia mencapai 17.000 pada tahun lalu.
Kunjungan Tom ke Australia dimaksudkan untuk menghidupkan kembali hubungan bisnis dan investasi kedua negara.
Tom akan bertemu Menteri Perdagangan Australia Steve Ciobo di Canberra pada Rabu, 16 Maret.
Kunjungan ini menyusul kesepakatan yang dicapai saat Perdana Menteri Malcom Turnbull bertemu Jokowi di Jakarta pada November 2015.
“Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan yang lebih luas antara Indonesia dan Australia. Saat ini hubungan kedua negara sedang harmonis. “Baik kepala negara maupun kabinetnya sama-sama berkomitmen memanfaatkan momentum ini untuk maju ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Tom dalam keterangan tertulisnya.
Dalam lima tahun terakhir (2011-2015), total perdagangan bilateral kedua negara rata-rata mengalami penurunan sebesar 4,25 persen dari 10,8 miliar dolar AS menjadi 8,5 miliar dolar AS.
Investasi Australia di Indonesia juga turun menjadi US$104,6 juta pada tahun 2015. Saat ini Australia menjadi negara investor ke-12 di Indonesia.
“Masih banyak hal yang perlu dibenahi, namun belum mendapat perhatian,” kata Tom.
Selain rekan kerjanya Steve Ciobo, selama di Australia Tom akan bertemu dengan beberapa pejabat pemerintah seperti Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce, Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Utusan Khusus Perdagangan Australia Andrew Robb, Peter Dutton, Menteri Imigrasi dan Borders, Australia, serta Mike Baird, Perdana Menteri New South Wales.
Pekan depan, Senin 21 Maret, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dijadwalkan berkunjung ke Jakarta untuk meresmikan kantor perwakilan baru Australia dan bertemu dengan sejumlah pihak.
Menurut Tom, pertemuan bilateral ini mempunyai arti penting. Kedua pihak sepakat bahwa untuk meningkatkan hubungan dagang kedua negara, diperlukan platform kerja sama baru yang lebih maju, modern dan memfasilitasi dalam berbagai aspek perekonomian seperti barang, jasa dan investasi, serta peningkatan kapasitas.
Untuk itu, Indonesia dan Australia sepakat untuk mengaktifkan kembali perundingan kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia melalui kerangka Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kata Tom.
Dijelaskannya, IA-CEPA memiliki keunikan dibandingkan kerja sama Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia dengan negara mitra lainnya. Pada IA-CEPA, yang difoto dan dikolaborasikan merupakan sektor-sektor yang sangat penting bagi kedua negara.
“Mengingat kerjasama perdagangan di bidang barang sangat tertutup Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN Australia Selandia Barumaka sektor yang dapat didorong dengan pengaktifan IA-CEPA adalah jasa keuangan, jasa pendidikan dan jasa ketenagakerjaan seperti penempatan perawat dan karir“, serta pemetik/pemanen buah asal Indonesia yang akan bekerja di Australia,” kata Tom.
Dengan diaktifkannya IA-CEPA, diharapkan dapat dijajaki hasil awal yang dapat segera diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh kedua belah pihak.
Selain pertemuan dengan pemerintah Australia, Tom juga akan melakukan beberapa pertemuan dengan para pelaku bisnis, baik dalam format forum bisnis di Sydney dan Melbourne dengan partisipasi delegasi bisnis dari Indonesia, serta pertemuan dengan para pelaku bisnis dan asosiasi serta lapangan. kunjungan ke berbagai lokasi penting bagi Indonesia. .
Rombongan pelaku usaha Indonesia berasal dari bidang perbankan, pengelolaan pangan dan peternakan, tembakau, makanan dan minuman, pertambangan, kesehatan, kecantikan dan pariwisata. —Rappler.com
BACA JUGA: