• September 30, 2024
Menyulam benang sejarah tragedi 1965 untuk generasi muda

Menyulam benang sejarah tragedi 1965 untuk generasi muda

Musikant Frau mengenang saat ia harus menonton film propaganda ‘Pengkhiantan G30S/PKI’ saat Soeharto masih berkuasa

JAKARTA, Indonesia — Rambut tidak ditata, tanpa dandandan gaun batik menjadi ciri khas Frau alias Leliani Hermiasih, musisi asal Yogyakarta yang terkenal dengan lagu-lagunya Mesin Tenun Hujan Ini.

Namun Minggu malam, 6 Desember, di rumah kaca taman Menteng, Frau dan Oskar – begitu ia disapa piano – tidak memainkan satu pun lagu di album pertamanya.

Malam itu tangannya memainkan not-not lagu yang diciptakan antara tahun 1960an hingga 1970an.

Ia tidak sendirian, melainkan bersama Dialita, kelompok paduan suara yang beranggotakan perempuan penyintas tragedi 1965, kini berusia lebih dari 50 tahun.

Lagu-lagu yang mereka nyanyikan antara lain Saya melihat ke langit oleh Tur Koesala Soebagyo. Lagu ini diciptakan oleh Soebagyo saat berada di penjara Salemba pada tahun 1965.

Soebagyo dipenjara karena alasan yang tidak diketahui dirinya. Ada ratusan ribu orang lainnya yang mengalami nasib yang sama dengannya saat itu.

“Jenazahnya memang ada di penjara, tapi dia masih membuat lagu,” kata Suci, salah satu ibu korban selamat, saat hendak memperkenalkan lagu tersebut.

Frau berkata: “Saya merasa terhormat bisa tampil bersama para wanita ini.”

Ia melanjutkan penampilannya, jari-jarinya menari di atas piano di tengah derasnya hujan yang mengguyur Taman Menteng malam itu.

Petir menyambar dan cahayanya menembus rumah kaca yang berkapasitas 150 orang itu.

Hujan, kilat, dan kilat bagaikan instrumen pelengkap dalam permainan piano Frau dan suara nyaring ibu-ibu penyintas.

Lagu-lagu lainnya antara lain juga menyusul Lebih Banyak Anggota dibuat oleh Sudharnoto untuk menyemangati mahasiswa yang berdemonstrasi untuk menggulingkan Soeharto pada tahun 1998. Sudharnoto adalah pencipta lagu-lagu Garuda Indonesia.

Lagu lain menyusul, Tessebuah lagu yang ditulis di penjara oleh seorang yang selamat.

Namun ibu-ibu yang masih hidup menyanyikannya sambil tersenyum. Tak jarang mereka juga menertawakan penonton yang rata-rata berusia 18-25 tahun.

Di akhir pertunjukan, Frau dan Dialita tampil Viva Ganefo. Dengan irama yang berdebar-debar, para perempuan ini menyanyikan lagu ciptaan Asmoro pada tahun 1963 untuk mengenang keterlibatan Indonesia dalam The Games of the New Emerging Forces (GANEFO).,acara olahraga pada waktu itu di negara-negara berkembang.

Setelah menyanyikan sedikitnya lima lagu, mereka berpamitan, dengan satu pesan, “Masa depan akan datang, kami pasti akan kembali.”

Nyonya: Anak muda harus mencari tahu

Usai penampilan, Frau mengaku kepada Rappler bahwa dirinya baru mengenal Dialita saat mereka tampil di Biennale Yogyakarta baru-baru ini. Ia kemudian tertarik untuk bekerja sama.

Apa alasannya? Ia ingin membantu menyebarkan “berita” tentang para penyintas tersebut. Sebab, kata dia, korban sebenarnya adalah generasi muda masa kini.

Dengan baik, saya pikir mungkin salah satunya,” katanya. “Kami belum diberitahu,” katanya lagi merujuk pada kebenaran tragedi 1965.

Kapan dia pertama kali mengetahui tragedi pembantaian ini?

“Tentang sekolah menengah. “Tidak banyak informasi yang saya tahu,” kata perempuan berusia 25 tahun ini.

Ia masih ingat dipaksa menonton film propaganda Pengkhianatan G30S/PKI setiap tanggal 30 September oleh guru sekolah dasarnya.

Sayangnya, dia belum menggali lebih dalam. Namun setelah mengenal para penyintas dan orang-orang yang diduga mengetahui tragedi ini, baru pada tahun 1965 ia memahami akar permasalahannya.

Tak hanya dirinya, ia yakin banyak generasi muda yang belum mengetahui dan mengetahui peristiwa tersebut.

“Generasi kita lebih buruk dibandingkan generasi sebelumnya karena kita tidak mendapat informasi,” ujarnya.

Paling tidak, kata Frau, generasi sebelumnya mengalami masa “indoktrinasi”.

“Kalau masyarakat diindoktrinasi, disuruh A, selalu ada kemungkinan mencari Z. Kalau tidak diberitahu, mereka tahu apa,” ujarnya.

Oleh karena itu, dalam waktu dekat ia akan meluncurkan lagu kolaborasi bersama Dialita untuk menjangkau generasi muda.

“Ini adalah langkah kecil yang bisa kita ambil. Mungkin itu yang bisa dilakukan Frau. “Paling tidak memancing mereka untuk mencari tahu sendiri,” ujarnya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Result SDY