Militer Filipina masih belum bisa menyelamatkan sandera Abu Sayyaf
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Militer Filipina tidak menemukan sandera yang disandera Abu Sayyaf di Pulau Jolo. Mereka dipindahkan ke lokasi lain.
JAKARTA, Indonesia – Angkatan Bersenjata Filipina kembali menyerang tempat persembunyian kelompok milisi Abu Sayyaf, pada hari Kamis, 28 April. Namun kali ini penyerangan dilakukan di Pulau Jolo, tempat diduga Abu Sayyaf menyandera puluhan orang.
Saat pesawat dan helikopter terbang rendah, pasukan militer Filipina menghujani kawasan pegunungan Pulau Jolo.
Akibat serangan tersebut, pasukan militer berhasil merebut kembali beberapa tempat yang sebelumnya dikuasai Abu Sayyaf. “Mayat (Ridsdel) juga ditemukan di lokasi itu,” kata juru bicara militer Filipina Kolonel Noel Detoyato.
Detoyato mengatakan berdasarkan laporan warga, sekitar 14 anggota kelompok Abu Sayyaf tewas dalam penyerangan tersebut. Namun, tidak ada satu pun jenazah yang ditemukan sehingga angka tersebut belum dapat diverifikasi.
Menurut dia, jika dilihat dari operasi militer yang dilakukan Kamis pekan lalu, dinilai berhasil. Sebab, dalam penyerangan Pulau Basilan beberapa waktu lalu, Angkatan Darat Filipina kehilangan 19 personelnya.
Dalam operasi ini, mereka juga menyasar Panglima Abu Sayyaf, Radullan Sahiron.
“Yang penting di sini adalah kami akan melanjutkan operasi dan perlahan mulai menguasai beberapa wilayah. “Pasukan kami akan memutuskannya nanti,” kata Detoyato.
Lalu bagaimana dengan keberadaan para sandera yang diduga ditahan di pulau tersebut, termasuk WNI? Dia mengatakan tidak ada sandera yang tersisa di daerah tersebut. Anggota Abu Sayyaf terlihat melarikan diri dan mengungsi ke tempat lain.
Saat ini mereka masih menahan 14 pelaut Indonesia dan 4 pelaut Malaysia yang diculik di perairan selatan Filipina dalam dua bulan terakhir. Selain itu, mereka juga masih menyandera 3 warga negara asing asal Kanada, Norwegia, dan Belanda. Faktanya, WN Belanda telah diculik sejak 2012.
Operasi militer terhadap Abu Sayyaf semakin intensif setelah Presiden Filipina, Benigno Aquino III, memberikan instruksi untuk menyelamatkan sandera asing yang diancam akan dieksekusi. Instruksi ini menjadi lebih ketat setelah Abu Sayyaf mengeksekusi seorang sandera Kanada, John Ridsdel, pada hari Senin 25 April.
Kepalanya yang terpenggal ditemukan terbungkus kantong plastik di dekat Balai Kota Jolo. Kelompok militan tersebut mengeksekusi pria berusia 68 tahun tersebut karena tuntutan tebusan mereka dari pemerintah Kanada tidak dipenuhi.
Benigno mengatakan selain mengincar turis dan pelaut, Abu Sayyaf juga mengincar petinju Manny Pacquiao dan keluarganya untuk diculik.
Pacquiao yang kini berkampanye menjadi senator mengaku terkejut. Ia berharap Presiden Aquino tidak menyampaikan informasi tersebut ke publik.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan, kondisi 14 WNI tersebut saat ini dalam kondisi baik. Arrmanatha menjelaskan, lokasi penahanan 14 WNI tersebut dan sandera asal Kanada yang dieksekusi berbeda.
Kelompok ini telah berhasil mengumpulkan jutaan dolar dari penculikan orang asing dan penduduk lokal sejak tahun 1990an. Meski sudah berjanji setia kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menurut analisis, mereka hanya fokus pada penculikan yang mendatangkan uang tebusan ketimbang membangun kekhalifahan Islam. -Oleh laporan AFP/Rappler.com
BACA JUGA: