Misteri meninggalnya Bahrumsyah di Suriah sulit dipastikan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kementerian Luar Negeri mengatakan sulitnya memverifikasi kematian Bahrumsyah karena ia tidak pernah melapor ke KBRI saat hendak pindah ke Suriah.
JAKARTA, Indonesia – Berita: Panglima Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kawasan Asia Tenggara, Bahrumsyah kembali dikabarkan tewas dalam perang di Suriah. Informasi ini pertama kali ditulis oleh media independen Al-Masdar Al-Arabi pada hari Senin, 13 Maret.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Al-Masdar, seorang pelaku bom bunuh diri ISIS berencana beraksi dengan menyasar pasukan militer Suriah dan Arab (SAL). Pelaku mengendarai mobil berisi alat peledak lalu mendatangi pasukan SAA.
Namun menurut sumber Al-Masdar, mobil tersebut meledak sebelum mencapai titik sasaran. Hasilnya, tidak ada satupun target yang terbunuh karena timing yang tidak tepat. Namun, ISIS mengklaim pengeboman tersebut.
Al-Masdar juga menuliskan nama pelaku bom bunuh diri adalah Abu Muhammad Al-Indonesi alias Bahrumsyah dan masih memiliki paspor Indonesia. Namun apakah informasi ini benar?
Pemerintah Indonesia mengaku sulit memastikan kebenaran informasi tersebut. Kadiv Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar mengaku tak bisa begitu saja percaya Bahrumsyah meninggal tanpa bukti yang jelas.
“Kami masih menunggu klarifikasi lebih lanjut. Kami belum mempunyai keberanian untuk mengatakan ya. Informasinya ada, namun dilakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap sumbernya, kata Boy yang ditemui Rabu, 15 Maret di Jakarta, di Mabes Polri.
Untuk itu, kata Boy, Polri mengandalkan kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri. Namun, untuk tiga uang itu juga sulit diverifikasi oleh Kementerian Luar Negeri.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, sebelumnya belum ada satu pun WNI yang melaporkan niatnya ke Suriah kepada pihak yang berwenang.
“Itulah sebabnya mereka tidak terdaftar pada otoritas yang berwenang, baik di imigrasi, polisi, atau KBRI. Jadi kami tidak bisa memverifikasi apakah mereka mati atau tidak. Di sinilah letak permasalahannya, kata Arrmanatha saat memberikan keterangan pers di Jakarta hari ini.
Diplomat yang bertugas di New York dan Jenewa itu mengatakan, wajar jika WNI tidak melapor ke perwakilan Indonesia di Suriah. Sebab, apa yang mereka lakukan dengan bergabung dalam kelompok teroris adalah tindakan ilegal.
Berbeda ceritanya dengan WNI yang berangkat ke sana untuk bekerja secara legal dan melaporkan diri ke KBRI. Jadi kalau terjadi sesuatu kita bisa dengan mudah melacaknya dan menularkannya ke keluarganya di Indonesia, kata Arrmanatha lagi.
Sementara itu, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), Sidney Jones mengaku sempat meragukan isi laporan tersebut.
Masih banyak orang lain yang bernama Abu Muhammad. Namun kami masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai hal ini, kata Sidney kepada Rappler melalui pesan singkat.
Sosok Bahrumsyah mulai terkenal setelah ia tampil dalam video propaganda ISIS yang dirilis pada 22 Agustus 2015. Dalam video tersebut, digambarkan sekelompok tentara berwajah Melayu dan senjata laras panjang.
Mereka berada di sebuah kamp di hutan Suriah. Bendera ISIS terlihat dikibarkan. Ia terlihat memberikan pidato untuk membangkitkan semangat perjuangan anggota ISIS. – Rappler.com