Mitos dan fakta tentang HIV dan AIDS
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Mitos: HIV dan AIDS hanya menjadi masalah bagi kaum homoseksual dan pengguna narkoba. Faktanya?
JAKARTA, Indonesia — Berbagai mitos masih menyelimuti HIV dan AIDS. Kesalahpahaman mengenai HIV dan AIDS telah mendorong sejumlah perilaku yang justru menyebabkan semakin banyak orang tertular penyakit tersebut.
Apa mitos paling umum tentang HIV dan AIDS? Simak uraiannya di Sketsa Cerita Rappler Indonesia.
Mitos #1: HIV sama dengan AIDS
Padahal, HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama virus penyebab penyakit imunodefisiensi.
Sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan diagnosis lanjutan setelah virus HIV berhasil menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga orang tersebut dapat terserang penyakit sistem kekebalan tubuh tertentu.
Mitos #2: HIV dan AIDS hanya menjadi masalah bagi kaum homoseksual dan pengguna narkoba
Faktanya, hubungan seks tanpa kondom antara sesama jenis dan penggunaan jarum suntik narkoba merupakan faktor umum penyebab HIV. Namun, hubungan seks penetrasi antara lawan jenis juga merupakan penyebab umum penularan HIV.
Mitos #3: Anda bisa tertular HIV jika tinggal bersama pengidap HIV dan AIDS
Faktanya, beberapa penelitian membuktikan bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan, air mata, keringat, atau pertukaran air liur.
HIV hanya dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh tertentu yang mengandung antibodi HIV konsentrasi tinggi, seperti darah, sumsum tulang belakang, air mani, cairan vagina dan anus, serta air susu ibu (ASI). HIV ditularkan ketika salah satu cairan ini memasuki selaput lendir, luka terbuka, atau cakaran seseorang yang tidak terinfeksi HIV.
Mitos #4: HIV dan AIDS adalah hukuman mati
Pada kenyataannya, pada tahun-tahun awal epidemi, angka kematian akibat HIV dan AIDS sangat tinggi. Namun sejak berkembangnya ilmu pengetahuan modern, obat retroviral telah memungkinkan ODHA untuk memiliki umur yang lebih panjang, normal, dan tetap produktif.
Mitos #5: Tanda dan gejala virus HIV mudah dilihat
Faktanya, Anda bisa menjadi HIV positif selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda positif HIV adalah dengan melakukan tes darah. —Rappler.com
Sketsatorial adalah kolom mingguan Rappler tentang isu-isu penting yang dibahas menggunakan sketsa video, yang dibuat oleh Iwan Hikmawan. Ikuti Iwan di Twitter @Sketgram.
BACA JUGA: