• December 5, 2024
Mudik rawan bencana, itu yang perlu diwaspadai

Mudik rawan bencana, itu yang perlu diwaspadai

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mudik tahun ini akan diwarnai dengan bencana seperti tanah longsor dan angin puting beliung. Hal inilah yang perlu Anda perhatikan demi keamanannya.

JAKARTA, Indonesia – Idul Fitri tahun 2016 akan diwarnai dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan pemudik yang pulang akan diiringi hujan ringan hingga lebat.

KKepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat yang hendak mudik ke kampung halaman masing-masing untuk waspada. “Ancaman bencana pada mudik lebaran Juni-Juli 2016 masih tinggi, terutama banjir, tanah longsor, dan puting beliung akibat anomali cuaca, kata Sutopo di kantornya, Kamis, 30 Juni.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan pemudik saat lebaran:

1. Memperhatikan peta risiko bencana

BNPB menyediakan peta titik rawan bencana yang dapat diakses di situs resminya. Sutopo mengingatkan, beberapa daerah di Jawa, Bali, dan Sumatera rawan banjir, tanah longsor, dan letusan gunung berapi.

Setidaknya ada 13 lokasi yang berpotensi macet dan rawan banjir serta longsor di Pulau Jawa. Ketiga belas titik tersebut adalah Merak, Cikampek dan sekitarnya, Nagrek dan sekitarnya, Cirebon, Pejaban, Brebes, Tegal Pekalongan, akses Tol Semarang-Ungaran, Ambarawa, Broncong (Tuban), Babat (Lamongan), Porong dan Sidoarjo.

Sedangkan untuk erupsi gunung berapi, ada 1 yang masih berstatus peringatan, yaitu Sinabung di Sumatera Utara; 1 peringatan adalah Gunung Lokon di Sulawesi Utara; dan 17 gunung berapi dalam status siaga. Salah satunya Gunung Bromo di Jawa Timur yang mengeluarkan lapisan abu tipis pada Rabu, 29 Juni. “Radius 1 kilometer dari kawah merupakan zona terlarang,” ujarnya.

2. Posko bencana dan istirahat

BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun sudah melakukannya Posko Penanggulangan Bencana yang siaga 24/7. Mereka juga memberikan bantuan logistik dan peralatan disiagakan di gudang BNPB dan BPBD untuk diberikan kepada masyarakat ketika terjadi bencana.

Tak hanya itu, BPBD juga mendirikan Posko Mudik di setiap kabupaten dan kota untuk memberikan informasi kondisi daerah kepada masyarakat. Posko peristirahatan ini bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Daerah.

“Kami juga menyediakan nomor telepon dan alamat BPBD di Indonesia,” ujarnya.

3. Waspada di kampung halaman

Tiba dengan selamat di tempat tujuan bukan berarti pelancong terbebas dari bencana. Beberapa daerah seperti Semarang diduga akan dilanda banjir pada 6 Juli atau hari Idul Fitri.

Sebab, tingginya curah hujan akibat La Nina menyebabkan banjir rob akan melanda sejumlah tempat. Mereka harus memperhatikan sosialisasi dan imbauan dari BPBD setempat jika terjadi bencana alam.

“KKepala BNPB memerintahkan BPBD untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan terkait penguatan La Nina yang berpotensi menyebabkan peningkatan banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, ujarnya.

Kekhawatiran ini bukannya tidak beralasan. BBerdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada tahun 2011 hingga 2015, jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada H-7 hingga H+7 hari raya mencapai 3.361 orang.

Jadi, rata-rata atau dalam kurun waktu 16 hari (H-7 hingga H+7) yang meninggal sebanyak 727 orang, kata Sutopo. Dalam dua tahun terakhir terjadi tren penurunan

Data korban bencana yang dihimpun BNPB menunjukkan pada tahun 2014 terdapat 622 orang yang meninggal dunia. Kemudian pada tahun 2015 sebanyak 276 orang. Namun jangan sampai meningkat lagi karena kendala cuaca pada tahun ini, ujarnya. – Rappler.com

BACA JUGA:

HK Hari Ini