• October 5, 2024
MUI mendorong Indonesia menjadi penengah dalam konflik antara Iran dan Arab Saudi

MUI mendorong Indonesia menjadi penengah dalam konflik antara Iran dan Arab Saudi

Ini adalah ringkasan buatan AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghubungi Iran dan Arab Saudi dan mengatakan siap membantu.

JAKARTA, Indonesia – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin menemui Presiden Joko Widodo pada Selasa, 5 Januari 2018 di Istana Negara. Dalam pertemuan itu, Ma’ruf mengusulkan agar Indonesia menjadi penengah dalam konflik antara Arab Saudi dan Iran.

Muhyiddin Junaidi, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, menjelaskan ada beberapa alasan mengapa Indonesia cocok menjadi mediator. Selain pengalaman sebagai juru damai dalam konflik di wilayah lain, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

“Kami memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan kedua negara. Belum lagi kedua negara yang juga tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan PBB. Indonesia dan Arab Saudi juga merupakan anggota G-20, sehingga sangat tepat untuk menjadi mediator,” kata Muhyiddin yang dihubungi Rappler melalui sambungan telepon, Rabu, 6 Januari 2020.

Muhyiddin menegaskan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran harus segera diselesaikan. Karena jika terus berlarut-larut akan merugikan aspek ekonomi dan budaya kawasan Timur Tengah. Dia percaya bahwa jika konflik menyebar, musuh Islamlah yang akan diuntungkan.

Muhyiddin juga menyebut Jokowi menolak gagasan menggelar konferensi terbatas dengan beberapa negara terkait dan mencari solusi. Namun, Jokowi tidak merinci rencana tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir yang membenarkan adanya rencana konferensi itu, tak banyak berkomentar.

“Apapun rencana presiden, pasti akan kami dukung. Kalau (konferensi) bisa diadakan, akan diadakan,” kata Arrmanatha yang dihubungi melalui telepon.

Indonesia siap membantu

Menlu Retno Marsudi menghubungi Menlu Iran dan Saudi pada Senin siang, 4 Januari 2018. Arrmanatha mengatakan, Retno menyampaikan keprihatinan atas perkembangan hubungan kedua negara.

“Menlu meminta kedua belah pihak untuk menahan diri, mengurangi ketegangan dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi, tidak hanya untuk kepentingan kedua negara, tetapi juga untuk kepentingan bersama umat Islam,” kata Arrmanatha.

Indonesia, kata diplomat yang bertugas di Jenewa dan New York itu, siap memberikan bantuan untuk mencari solusi terbaik. Namun, dia tidak menyebutkan apakah bantuan yang diberikan termasuk bertindak sebagai mediator.

“Namun, kedua negara belum menyampaikan bantuan apa yang mereka butuhkan. Kedua Menlu mengucapkan terima kasih atas perhatian Indonesia,” kata diplomat yang biasa disapa Tata itu.

Upaya rekonsiliasi kedua negara juga dilakukan dengan menghubungi Sekjen OKI dan Menlu Rusia. Kantor berita TASS melaporkan bahwa seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa negara Beruang Merah sebenarnya siap bertindak sebagai mediator. Bahkan, Rusia siap menjadi tuan rumah dialog antara Iran dan Arab Saudi.

“Jika mitra kami Arab Saudi dan Iran menunjukkan mereka siap dan bersedia (untuk bertemu), inisiatif kami masih terbuka,” kata sumber itu seperti dikutip AFP.

Rappler.com

BACA JUGA:

Keluaran Sydney