• April 20, 2025
Mulailah Jakarta yang damai dari tahap debat

Mulailah Jakarta yang damai dari tahap debat

JAKARTA, Indonesia – Debat publik final antara dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta diharapkan bisa meredam tensi ibu kota yang sedang tinggi akibat isu tersebut. Beberapa momen dalam acara tersebut menunjukkan komitmen kedua kandidat untuk memastikan Jakarta tetap damai pasca pilkada usai.

Debat kemarin diakhiri dengan pernyataan penutup dari kedua kandidat yang mendesak masyarakat untuk tetap damai. Dalam kesempatan itu, calon gubernur petahana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama malah meminta maaf.

“Pertama, saya ingin membaginya dengan Pak. Djarot dan kami keluarga, kepada Bpk. Agus dan Ny. Sylvi dan keluarga mereka pindah. Juga kepada pasangan nomor 3 dan keluarganya. “Dalam debat ini kita petahana, kita mengartikulasikan apa yang telah kita lakukan, sehingga terkesan kadang kita batalkan apa yang diucapkan pasangan nomor urut 1 dan nomor urut 3. Sekali lagi kami mohon maaf,” ujarnya di sesi terakhir debat di Jakarta. Jakarta pada Rabu, 12 April.

Rekan Ahok, Djarot Saiful Hidayat pun mengatakan pihaknya akan menerima apapun hasil yang dipilih masyarakat pada 19 April mendatang. Ahok-Djarot akan segera menetapkan pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno setelah hasilnya diumumkan, menang atau kalah.

Jika petahana menang, Djarot pun berjanji akan bekerja sama dengan siapapun lawan politiknya di pilkada. Termasuk tokoh masyarakat yang blak-blakan menyerang atau mengkritik mereka.

“Nanti kami juga akan datang ke Jakarta untuk menenangkan diri. Karena Jakarta milik kita bersama, kata mantan Bupati Blitar itu.

Hal serupa juga dijanjikan calon gubernur nomor urut 3, Anies Baswedan. Ia menyatakan akan menjadi pemimpin yang adil dan tidak diskriminatif jika terpilih menggantikan Ahok.

“Saat kami memimpin Jakarta, kami untuk semua orang. Apapun pilihannya kemarin, tidak masalah. “Kami adalah gubernur untuk semua orang, lintas agama, lintas etnis, lintas bahasa, setiap orang mempunyai kesempatan dan hak untuk diperlakukan sama,” ujarnya.

Pemilu, lanjutnya, selalu diwarnai perbedaan. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat masyarakat Indonesia yang terus berjuang melawan kejahatan seperti korupsi.

“Kami melakukannya karena tanggung jawab, bukan hanya karena tugas gubernur,” ujarnya.

Mengurangi stres

Salah satu panelis, Gun Gun Haryanto mengatakan permintaan maaf tersebut memang merupakan permintaan timnya. Dengan diumumkannya permintaan tersebut diharapkan dapat meredam ketegangan yang ada di masyarakat.

“Karena di depan, panggung depan“Kalau bisa, mereka akan meminta maaf kepada masing-masing pasangan calon yang tersinggung,” ujarnya. Cara tersebut merupakan bagian dari komitmen pasangan calon untuk menjaga pilkada tetap damai.

Pada masa ini terjadi beberapa peristiwa. Mulai dari beredarnya video provokatif dan berbau SARA di media sosial, hingga aksi nyata seperti menolak masuk jenazah di berbagai tempat.

Tujuan tersebut tampaknya akan tercapai secara bertahap. Misalnya saja interaksi Djarot dan Sandi yang sangat fleksibel dan bersahabat. Di atas panggung, keduanya tak keberatan menunjukkan kemesraan dengan berjabat tangan, berpelukan, atau berpelukan.

Bahkan, saat sesi debat, mereka mengawalinya dengan mencium pipi kiri dan kanan. Sesi kompetisi pertunjukan berlangsung santai dan tanpa ketegangan, seperti dua sahabat lama yang mengobrol di kedai kopi. Saat sesi berakhir, Sandi dan Djarot berpegangan tangan dan menghadap penonton sebelum kembali ke tempat duduknya.

Sayangnya, kehangatan serupa tak terlihat dalam sidang Anies dan Ahok. Keduanya terlihat begitu kaku dan enggan saling berpandangan. Saat menjawab pertanyaan, keduanya kerap menatap ke arah penonton atau moderator Ira Koesno yang memimpin debat. Begitu sidang berakhir, baik Ahok maupun Anies langsung kembali ke tempat duduknya tanpa berjabat tangan.

Calon wakil gubernur bisa dikatakan merupakan sosok yang menjembatani hubungan dua pasangan. Misalnya saja saat jeda sidang, Djarot menghampiri Anies dan Sandi lalu ngobrol ramah dengan mereka. Ahok memilih menunggu di belakang panggung.

Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot Ace Hasan Syadzily pun mengakui sejuknya suasana debat kali ini. Menurutnya, selain tegasnya moderator dalam menegur pendukung yang melakukan provokasi, juga terjadi interaksi antar pasangan calon.

“Pak Anies tidak menyerang secara pribadi dan Pak Ahok juga tidak emosi, jadi itu bagus,” ujarnya saat debat. Menurut dia, kinerja Ahok-Djarot sangat bagus karena sangat menguasai materi yang diminta.

Di akhir perdebatan, suasana menjadi sangat cair dan memanas. Ahok dan Anies berjabat tangan, sedangkan Djarot dan Sandi kembali ke cipika cipiki. Sandi juga terlihat mendekat dan berjabat tangan dengan pendukung Ahok-Djarot sambil diiringi lagu. Bendera yang dibawakan oleh Kamasean Matthews sebagai seniman.

Lantas, apakah suasana damai dan kinerja maksimal ini bisa meningkatkan elektabilitas Ahok? Dia mengaku tidak mengetahuinya. “Begini, laporkan padaku nanti,” candanya.

Debat publik ini merupakan kali terakhir kedua pasangan calon saling berhadapan untuk saling bersaing. Masa kampanye akan segera berakhir, yakni 15 April. Sebagian besar pemilih sudah memutuskan kandidat mana yang paling cocok memimpin Jakarta, dan semua hanya bisa menunggu hingga hasilnya diumumkan pada 19 April.

Akankah Ahok tetap mempertahankan jabatannya di DKI 1 atau harus menyerahkan kursinya kepada Anies? – Rappler.com


HK Hari Ini