Napi yang kabur dari Lapas Pekanbaru itu diserahkan keluarganya
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kapasitas penjara yang penuh sesak diduga menjadi penyebab terjadinya kerusuhan pada Jumat sore, 5 Mei.
JAKARTA, Indonesia – Seorang narapidana yang buron dan kabur dari Rumah Tahanan (Rutan) Sialang Bungkuk Kelas II-B, Pekanbaru, Provinsi Riau, ternyata diserahkan ke polisi oleh keluarganya sendiri. Buronan berinisial SHW diserahkan ke Polsek Kampar oleh ayahnya pada Jumat malam, 5 Mei.
“Tahanan tersebut diserahkan langsung kepada kami oleh bapaknya tadi malam,” kata Kapolsek Kampar AKBP Edy Sumardi, Sabtu 6 Mei di Pekanbaru.
SHW alias Hadi merupakan satu dari 200 lebih Lapas Sialang Bungkuk yang kabur usai bentrok dengan petugas pada Jumat sore, 5 Mei lalu. Edy menjelaskan, Hadi telah menjadi narapidana selama tiga tahun dalam kasus pencurian berat. Saat kabur, ia berusaha kembali ke rumah orang tuanya di Kabupaten Kampar setelah kabur dari penjara.
Ia berjalan puluhan kilometer dan mencari beberapa wahana hingga akhirnya tiba di rumah orangtuanya pada Jumat malam.
“Dari ujian itu dia mandi, salat, dan makan malam di rumah orang tuanya. “Kemudian orang tuanya membujuknya untuk kembali ke rutan melalui polisi,” ujarnya.
Hadi mengaku baru kabur setelah ratusan rekannya bentrok dengan petugas dan kabur menjelang salat Jumat. Hadi tidak menjelaskan bagaimana tabrakan itu bisa terjadi.
Sementara itu, personel polisi menduga bentrokan dan kaburnya narapidana akibat kepadatan rutan. Idealnya, rutan hanya mampu menampung 561 orang. Faktanya, penjara tersebut dihuni oleh lebih dari 1.800 narapidana.
Selain itu, polisi menemukan kendala ketersediaan air, makanan, dan pungutan liar di rutan tersebut. Polisi juga mendapat laporan bahwa sikap arogan petugas lapas menjadi salah satu pemicu kerusuhan.
“Tadi kita sudah negosiasi, mereka bilang diperlakukan tidak manusiawi. Harapan saya, tuntutan wajar mereka dapat diakomodasi. “Kalau pindah blok, tidak boleh ada rasa percaya,” kata Kapolda Irjen Pol Zulkarnain saat mengunjungi rutan, Jumat malam.
Dia menegaskan, polisi siap membantu menyelesaikan masalah ini. Untuk itu, dia meminta keterbukaan informasi kepada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau. Hingga kini, mereka masih enggan memberikan informasi kepada awak media.
Dari data yang dihimpun Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Sabtu pagi, terdapat 195 narapidana yang ditangkap atau diserahkan kepada aparat keamanan. Mayoritas ditangkap di Pekanbaru, namun ada pula yang ditemukan di Pelalawan, Siak, Kampar, dan perbatasan Sumbar. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com