• November 24, 2024
Negara-negara peserta KTT OKI mempunyai satu suara untuk mendukung kedaulatan Palestina

Negara-negara peserta KTT OKI mempunyai satu suara untuk mendukung kedaulatan Palestina

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Hari pertama KTT OKI menghasilkan resolusi atau deklarasi yang tidak mengikat secara hukum

JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan seluruh negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), negara pengamat, dan kuartet menyetujui rancangan dokumen yang akan disusun pada akhir KTT OKI.

Kedua dokumen yang dihasilkan berupa deklarasi dan resolusi berisi sikap negara-negara tersebut terhadap konflik Israel-Palestina.

“Kedua rancangan dokumen, baik resolusi maupun deklarasi, dibahas di tingkat menteri dan diterima untuk diadopsi. Jadi rancangan dokumennya sudah siap untuk disampaikan pada rapat tingkat kepala negara pada Senin nanti, kata Retno saat memberikan keterangan pers di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu, 6 Maret.

Retno tak menampik memang ada beberapa usulan terkait kedua dokumen tersebut. Namun sifatnya hanya menguatkan saja.

Sementara itu, Direktur Jenderal Multilateral Kemlu RI Hasan Kleib mengatakan, draf kedua dokumen yang akan diterbitkan besok sudah diedarkan ke seluruh negara anggota OKI pada dua pekan lalu. Dalam pertemuan yang berlangsung hari ini, terjadi perundingan antar negara yang mengajukan proposal.

Mantan Wakil Tetap RI untuk PBB ini membantah adanya perdebatan alot untuk menentukan draf kedua dokumen tersebut. Selain itu, tidak ada sanksi dalam dokumen tersebut. Karena baik resolusi maupun deklarasinya tidak mengikat secara hukum.

“Debat yang ada adalah debat persahabatan. Tidak ada perdebatan yang terlalu mendalam. Hal ini lebih merupakan upaya konkrit untuk memperkuat rancangan dokumen tersebut. “Bahkan dengan adanya kesepakatan ini, desainnya semakin kuat,” kata Hasan.

Lantas apa isi draf kedua dokumen tersebut? Hasan enggan membeberkan detailnya. Dia mengatakan rancangan dokumen tersebut belum ditinjau dan diterima oleh para pemimpin negara.

“Salah satu penyelesaiannya terkait persoalan pemukiman ilegal. Kata-katanya sedikit lebih kuat dan memberi penegasan, kata Hasan membocorkan isi salah satu resolusi.

Resolusi tersebut, kata dia, merupakan pernyataan posisi Indonesia dan negara anggota OKI terhadap sikap Israel terhadap Palestina. Sementara itu, pernyataan tersebut akan membahas langkah selanjutnya yang akan diambil setelah KTT OKI berlalu.

Jangan diam saja

Lantas, apakah kedua dokumen final ini akan berdampak pada kemerdekaan Palestina? Hasan mengaku belum bisa menjaminnya.

Ia mengatakan, meski kemerdekaan Palestina diakui oleh 132 negara, namun wilayahnya masih dijajah Israel. Faktanya, wilayah yang dianeksasi Israel semakin meluas.

“Dalam kondisi seperti itu, Indonesia mempunyai dua pilihan, apakah kita ingin melakukan sesuatu atau tidak sama sekali. Indonesia memilih untuk melakukan sesuatu,” kata Hasan.

Namun, kata dia, konferensi kali ini berbeda, yakni melibatkan negara-negara yang tergabung dalam Dewan Keamanan PBB dan empat negara yang terlibat dalam proses perdamaian Israel dengan Palestina (kuartet).

Hasan menjelaskan, dengan kehadiran kedua pihak, PBB dan negara-negara Kuartet dapat mendengarkan aspirasi proses perdamaian Israel dan Palestina.

“Senin depan akan ada debat umum yang disampaikan oleh para pemimpin negara. “Jadi pandangan mereka bisa didengar langsung oleh PBB dan negara-negara Kuartet,” ujarnya.

KTT OKI akan dilanjutkan besok, Senin 7 Maret, dimana dokumen tersebut akan diratifikasi di tingkat kepala negara.—Rappler.com

BACA JUGA:

Live Result HK