• July 7, 2025

Nuansa berbeda dari ‘Kind Giant’ ala Disney

Nuansa berbeda dari karya Roald Dahl, ‘The BFG’ yang disutradarai Steven Spielberg dan Disney.

Jakarta, Indonesia – “Jangan bangun dari tempat tidur! Jangan pergi ke jendela! Jangan mengintip ke balik tirai!”

Namun, jika Sophie kecil tidak melanggar ketiga hal ini, maka dia tidak akan bertemu dengan Raksasa Ramah (Raksasa besar yang ramah/BFG) dan bertualang ke negeri raksasa.

Setidaknya, itulah yang dituturkan sang pendongeng ulung Roald Dahl dalam novel klasiknya yang bertajuk BFG yang dirilis pada tahun 1982. Kini, 34 tahun kemudian, sutradara Steven Spielberg dan The Walt Disney Studios telah mengadaptasinya ke layar lebar.

Sementara pendatang baru Ruby Barnhill didapuk berperan sebagai Sophie, sedangkan aktor kawakan Mark Rylance berperan sebagai raksasa. Dalam film ini, Spielberg memadukan teknik aksi langsung dan efek visual yang mempesona untuk menghidupkan sosok raksasa tua bertelinga besar.

BFG adalah kisah tentang persahabatan, kisah tentang kesetiaan di mana sahabat dapat saling mengandalkan,” kata Spielberg dalam siaran persnya.

Memang film yang berdurasi 1 jam 57 menit ini menampilkan bagaimana Sophie dan BFG saling membantu menyelamatkan anak-anak di seluruh dunia dari ancaman 9 raksasa kanibal.

Antara novel dan film

Plot filmnya kurang lebih mirip dengan novel aslinya, namun dengan nuansa yang lebih ringan dibandingkan narasi Roald Dahl.

Dalam cerita aslinya, Dahl menjelaskan secara detail bagaimana para raksasa memakan anak-anak dari seluruh dunia. Bagi Sophie, BFG menjelaskan bahwa anak-anak dari Türkiye rasanya seperti kalkun; sedangkan dari Swedia rasanya “manis dan asam”; dan dari Wales rasanya seperti ikan.

BFG juga menceritakan bagaimana anak-anak raksasa berburu makanan. Metodenya kurang lebih sesuai dengan nama yang diberikan Dahl kepada mereka: Maidmasher yang suka memakan gadis kecil yang berkumpul; Muscle gulp hidup di atap bangunan perkotaan dan memakan siapa saja yang lewat di bawahnya.

Namun, detail mengerikan seperti itu tidak dimasukkan dalam film oleh Spielberg dan Disney BFG. Penonton baru mengetahui bahwa anak-anak menghilang setiap hari di seluruh dunia di akhir film, ketika Ratu Inggris bertemu Sophie dan menceritakan kisahnya dengan berita di halaman depan surat kabar.

Seperti cerita ala Disney pada umumnya, BFG menekankan perasaan ringan dan kekeluargaan. Sophie yang pemberani dan baik hati adalah karakter utama film ini. Ia menyemangati BFG yang selalu diremehkan oleh raksasa lain karena ukurannya yang kecil.

Karakter raksasa tua kita yang baik juga dibuat untuk berkembang. Ia tak lagi diam saat diperlakukan semena-mena dan berani melawan. BFG yang pada dasarnya pemalu dan rendah diri, mendobrak zona nyamannya dengan mengikuti Sophie ke Istana Buckingham untuk menemui Ratu Inggris.

Selain tampilan visualnya, penonton juga akan terkesima dengan aksi kocak para pegawai istana saat bertemu dengan BFG. Belum lagi saat mereka mencicipi minuman Frobscottles yang berwarna hijau dengan gelembung di bawah.

Mereka, termasuk anjing corgi peliharaan Ratu Inggris, juga mengeluarkan dengusan kehijauan, yang menurut BFG merupakan ekspresi kebahagiaan.

Gila Roald Dahl

Meski nuansa cerita agak diubah, Spielberg dan Disney tetap mempertahankan keunggulan karya Roald Dahl: pun. Para raksasa tidak bisa berbahasa Inggris dengan normal; mereka menyebutnya abu gobblefunk.dll.

Cukup sulit menemukan padanan plesetan gaya Dahl dalam bahasa Indonesia, seperti kalimat “kacang manusia” apa bahasa raksasa “rakyat”. Dahl hanya bermain dengan kemiripan suara, namun dalam terjemahan Bahasa Indonesia, diubah menjadi “manusia tomat”.

Terjemahan permainan kata-kata ini mungkin sulit untuk dipahami jika Anda tidak memahami bagaimana Dahl membuat para raksasa berbicara. Namun, kata lain seperti “kupu-kupu” dapat diubah dengan aman menjadi “kutu”.

Namun permasalahan penerjemahan bahasa ini bukanlah kendala yang berarti. Cerita BFG Masih sangat menghibur untuk ditonton, apalagi bagi anak-anak yang mudah senang dengan efek visual yang indah.

BFG akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 7 September 2016, bertepatan dengan 100 tahun karya Roald Dahl. Namun bagi yang ingin menonton versi 3D, bisa disaksikan di studio IMAX terdekat mulai Jumat, 2 September.

Nikmati petualangan BFG dan Sophie, kalian para tomat! —Rappler.com

Pengeluaran Sydney