Panglima TNI membantah pernah memberi tahu media tentang impor 5.000 senjata api ilegal
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pernyataan tersebut sebenarnya disampaikan Gatot dalam forum terbuka yang dihadiri media dan purnawirawan TNI
JAKARTA, Indonesia – Panglima TNI Gatot Nurmantyo akhirnya mengklarifikasi pernyataannya di hadapan purnawirawan TNI kepada media terkait isu lembaga yang membeli 5.000 pucuk senjata api ilegal. Menurut Gatot, pernyataan tersebut tidak pernah disampaikan secara resmi kepada media maupun melalui media jumpa pers.
Hal itu dikatakan Gatot, baru ia sampaikan saat acara tatap muka dengan purnawirawan TNI di Mabes TNI pada Jumat, 22 September. Meski pernyataan itu disampaikan dalam forum terbuka, Gatot menegaskan hal itu hanya untuk konsumsi internal TNI. Padahal, data yang disampaikan bersifat sensitif dan melibatkan informasi intelijen TNI.
“Jadi, saya tidak pernah merilis siaran pers. Saya tidak pernah mengulangi siaran pers. Saya baru saja memberi tahu pensiunan perwira itu bahwa berita itu sudah tersebar. Jadi, saya tidak menjawab sepatah kata pun soal itu, kata Gatot saat ditemui di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu, 24 September.
Meski demikian, ia tak menampik jika rekaman dan video yang beredar di media sosial adalah perkataannya. Namun, dia kembali enggan memastikan apakah komentar yang dilontarkannya di forum tersebut benar adanya.
“Iya benar. Itu kata-kataku yang sebenarnya. 1000 persen benar, itu kata-kataku. Tapi, aku tidak pernah jumpa pers. Jadi saya tidak perlu menanggapinya,” ujarnya.
Gatot baru akan mengklarifikasi persoalan ini jika sebelumnya ia telah menyampaikannya kepada awak media dalam konferensi pers terbuka.
“Kalau aku buat press release, kamu (hanya nanya ke aku), aku yang jawab. Waktu itu belum press release jadi aku nggak usah jawab,” ucapnya lagi.
Gatot enggan berkomentar ketika Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto akhirnya memberikan penjelasan pada Minggu pekan lalu. Wiranto mengatakan persoalan pembelian 5.000 senjata ilegal hanya soal miskomunikasi. Senjata yang dibeli totalnya hanya 500 buah, dan merupakan senjata laras pendek buatan Pindad. Rencananya senjata tersebut akan digunakan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk sekolah intelijen.
“Tanya Pak Wiranto. Ini Pak Wiranto yang bicara. “Kalau saya tekan rilisnya, saya akan jawab,” ujarnya. (BACA: Menko Wiranto: Tidak Benar Ada Penyelundupan Senjata)
Lalu apa sebenarnya yang dikatakan Gatot? Dalam forum terbuka tersebut, Gatot di hadapan para purnawirawan TNI mengatakan ada lembaga yang mengatasnamakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membeli 5.000 pucuk senjata secara ilegal.
“Situasi saat ini yang harus kita sama-sama waspadai adalah ada semacam etika politik asusila atau apa yang dikatakan di masa ABRI yang terjadi sekarang, sehingga suatu saat kita, para junior, mengambil langkah. itu di luar kepantasan para senior yaitu kita sebagai Bhayangkari. Tapi data kami pasti akurat. Ada satu institusi yang akan membeli 5.000 senjata, bukan militer, itu dia, Pak. Ada yang memaksakan, ada pula yang menghukum. Data kami akurat. Kami masuk ke ceruk inti, Pak. Tapi hanya untuk kami (data itu). Padahal, kalau pun TNI dibeli, tidak semua isinya bersih. Ada yang sudah mempunyai keinginan meraih jabatan dengan cara maksiat. Aku berjanji pada mereka, aku akan membuat mereka mengeluh, bukan hanya menangis, Pak. Karena berbahaya pak, kalau TNI terjun ke dunia politik, tamatlah negara ini. Ini adalah awal dari pertempuran, kehancuran daratan. Jadi apapun yang akan kita lakukan. Kami hanya mohon restunya saja, Pak. Mereka menggunakan nama Presiden, seolah-olah yang melakukannya adalah Presiden. Kalau informasi yang saya dapat bukan A1, saya tidak akan menyebarkannya di sini,” kata Gatot dalam forum tersebut.
Hal lain yang disampaikannya, ada penggalian di kepolisian, karena dianggap senjata yang seharusnya menjadi kewenangan TNI.
“Polisi tidak boleh punya senjata yang bisa menembak tank, menembak pesawat, dan menembak kapal. Saya akan menyerang (polisi) jika ada. Ini syaratnya,” kata Gatot.
Sejumlah pihak menilai pernyataan Gatot melampaui kewenangannya dan melanggar hukum. Apakah Anda setuju dengan pendapat ini? Tulis di kolom komentar. – Rappler.com