• November 25, 2024
Para ahli meragukan temuan “lengan bionik” Wayan

Para ahli meragukan temuan “lengan bionik” Wayan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Ada keanehan dalam penemuan “lengan bionik” Wayan, namun bukan tidak mungkin untuk disadari.

BALI, Indonesia – Nama I Wayan Sumardana kini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Itu semua karena ia mengaku mampu merakit “lengan bionik” yang bisa digerakkan oleh sensor otak di kepalanya.

Pria yang akrab disapa Tawan ini merakit “lengan bionik” karena tiba-tiba tangan kirinya tidak bisa digerakkan enam bulan lalu. Menggunakan alat dan besi tua serta sensor otak yang dibelinya dari situs jual beli on line, Tawan berhasil membuat tangan palsu. Dia bisa bekerja kembali untuk menghidupi keluarganya.

“Lengan bionik” Tawan kemudian mendapat perhatian publik. Ada yang memberikan pujian, namun tak sedikit juga yang mengejek. Bahkan, ada pula yang menyebut temuan tersebut hanya sekedar kebohongan atau hoax.

Lantas apa pendapat para ahli tentang “lengan bionik” Tawan?

Pakar robotika dari STMIK Primakara Bali, Nur Khakim, pun mengaku menemukan keanehan pada “lengan bionik” Tawan. Ia menilai desain sambungan tangan tidak memenuhi persyaratan mekatronik lengan robot karena sambungannya kendor.

“Itu terlihat ketika dia mengangkat tangannya. Namun anehnya respon gerakan tangan cepat, pasti dan tanpa kesalahan gerakan. Gearbox lengan robot Tawan tidak terkunci, dapat dibongkar dan dirakit, bahkan pada kecepatan putaran tertentu dapat dilepas dan dilompati. “Gerakannya cepat, halus dan biologis, tidak memperlihatkan gerakan robot mekanis,” jelas Khakim kepada Rappler, Sabtu, 23 Januari.

Khakim menilai sensor Electroencephalography (EEG) yang diklaim Tawan dapat menggerakkan lengan robotnya tidak lebih dari motherboard CD ROM bekas. Papan utama dipasang di bagian belakang kepalanya. Papan utama yang dikatakan sebagai pusat kendali utama ini terbuat dari papan utama pemutar MP3 bekas dan mouse bekas.

Selain itu, masih banyak kejanggalan lain yang belum bisa diungkapkannya saat ini.

Ide cemerlang

Meski begitu, Khakim tetap menganggap Tawan adalah sosok yang menarik. Ia tetap semangat melawan stroke yang menyebabkan tangan kirinya lumpuh.

Anehnya, hanya berbekal informasi dari internet dan ilmu yang didapat selama bersekolah, Tawan mencoba merakit tangan robot dengan menggunakan bahan seadanya dari barang bekas, kata Khakim memuji.

Ide Tawan, lanjut Khakim, akan bermanfaat bagi banyak orang jika berhasil diwujudkan. Itu sebabnya Khakim masih menganggap ide “lengan bionik” Tawan brilian. Maka Inkubasi Bisnis STMIK Primakara Bali tertarik membantu ide “lengan bionik” Tawan menjadi tangan robot sungguhan.

Alat ini dapat bermanfaat bagi banyak orang yang kebetulan mengalami masalah yang sama.

“Kami bersedia membantu mendesain ulang tangan robot Tawan dengan menggunakan beberapa motor servo, gearbox yang disesuaikan dengan posisi sendi bahu, pergelangan tangan, siku, dan jari yang diperkuat dengan penyangga hidrolik. Alat tersebut juga akan kami lengkapi dengan sensor akselerometer Gyroscope untuk mengontrol pergerakan lengan ke sumbu X, Y, Z. “Myo-sensor untuk mengontrol pergerakan gerakan lengan dan mikrokontroler untuk mengontrol seluruh fungsi tangan robot,” janjinya.

Dana untuk mengembangkan ide ini juga disediakan langsung oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Khakim mengaku sudah dihubungi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi soal pendanaan untuk mengembangkan ide tersebut. – Rappler.com

BACA JUGA:

SDY Prize