Para pemimpin dunia mengingatkan Indonesia akan bahaya merokok
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Gro Harlem Brundtland masih tampil gesit di usianya yang sudah 78 tahun. Di kalangan pemimpin dunia, khususnya di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gro disebut-sebut ibu dari pembangunan berkelanjutan. Wanita yang menjabat Perdana Menteri Norwegia dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama tiga periode itu berada di Indonesia selama tiga hari pada pekan lalu.
“Kami hadir untuk menyampaikan apresiasi atas kebijakan dan prestasi pemerintah Indonesia dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” kata Gro yang berlatar belakang pendidikan di bidang kesehatan masyarakat. Norwegia selalu masuk dalam 10 besar negara dengan tingkat kemakmuran tertinggi. Negara Skandinavia punya sistem kesehatan terbaik.
Gro datang bersama Ernesto Zedillo, mantan presiden Meksiko dan sejumlah staf Para Sesepuh sebuah organisasi independen yang didirikan pada tahun 2007 oleh Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Selama di Indonesia, delegasi Elders yang beranggotakan mantan pemimpin dunia bertemu dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan juga mengunjungi Puskesmas di Jakarta. Mereka juga bertemu dengan media dan aktivis sipil. Dalam pertemuan dengan Sesepuh tersebut, Jokowi juga didampingi Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek.
Para tetua kini dipimpin oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan. Organisasi non-pemerintah yang beranggotakan mantan pemimpin dunia ini peduli terhadap sejumlah isu penting dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
“Setelah mencermati sejumlah persoalan, mulai dari hak asasi manusia, kemiskinan, hingga tujuan pembangunan berkelanjutan, kini kami fokus memantau pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh warga negara atau biasa disebut. Cakupan Kesehatan Universal,” kata Gro saat bertemu dengan Rappler dan sejumlah jurnalis, di sebuah hotel di Jakarta, usai bertemu dengan Presiden Jokowi.
Menaikkan pajak rokok
Saat bertemu dengan Jokowi dan Menteri Keuangan, Gro dan Ernesto membahas pentingnya peningkatan kapasitas pembiayaan jaminan kesehatan nasional. “Praktik yang dilakukan di banyak negara adalah meningkatkan basis pajak, termasuk mengenakan pajak yang lebih tinggi pada industri rokok,” kata Gro. Mereka mendiskusikannya dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menurutnya, ada beberapa peraturan di Indonesia yang tidak sesuai dengan harapan penurunan konsumsi rokok di masyarakat. “Perusahaan rokok masih mempunyai pengaruh besar di negara ini, masih banyak iklan rokok, dan pajak rokok masih rendah,” kata Gro yang disetujui Ernesto.
Pajak rokok yang tinggi diterapkan di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dan menyebabkan penurunan pembelian rokok secara signifikan. Iklan tentang rokok juga telah dihapus. “Pajak yang tinggi membuat perusahaan rokok tidak bisa berkembang,” kata Ernesto.
Pekan lalu, aktivis antirokok di AS berhasil mendapatkan keputusan pengadilan federal AS yang mewajibkan produsen rokok untuk mengiklankan bahwa merokok itu mematikan. Berjuang Kampanye anti-rokok berlangsung selama 11 tahun.
Semua produsen rokok tembakau tanpa kecuali wajib memasang iklan di televisi dan media cetak selama satu tahun, dan dibiayai oleh perusahaan rokok.
“Cobalah untuk mengganti tanaman tembakau dengan tanaman lain yang bermanfaat bagi petani,” kata Ernesto menjawab pertanyaan tentang dilema yang terjadi di Indonesia selama ini. Banyak petani yang mencari nafkah dengan menanam tembakau, dan hal ini selalu menjadi alasan mengapa produsen rokok beroperasi dengan aman. Pemerintah juga melihat kontribusi pajak dan cukai cukup besar.
Masalahnya, dampaknya terhadap kesehatan itu mahal.
“Beban biaya khususnya penyakit tidak menular akibat paparan asap rokok sangat tinggi. “Jantung, ginjal, stroke, itu semua menghabiskan lebih dari 70% dana yang dikelola BPJS Kesehatan,” kata staf ahli Menteri Hukum Kesehatan Tritarayati pada kongres ekonomi kesehatan di Yogyakarta, 28 Juli 2017.
Lokasi Kompas mengacu pada data klaim Indonesia case-based groups (INA-CBGs) sampai dengan bulan pembayaran Januari 2016, penyakit jantung memerlukan biaya pengobatan paling banyak yaitu jantung Rp. 6,9 triliun. Kemudian disusul kanker Rp. 1,8 triliun, stroke Rp. 1,5 triliun triliun, ginjal Rp 1,5 triliun, dan diabetes Rp 1,2 triliun.
Defisit BPJS Rp 9 triliun
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, selain pentingnya dukungan pendanaan, The Elders menyampaikan tiga hal kepada Presiden Jokowi, yaitu Indonesia dipandang sebagai salah satu keberhasilan JKN, Indonesia memiliki kebijakan yang tepat untuk kesehatan masyarakat, oleh karena itu Indonesia dianggap sebagai pemimpin dunia dalam JKN.
Pujian dari The Elders datang ketika masyarakat dihebohkan dengan tersebarnya informasi bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berencana tidak menanggung biaya 8 penyakit katastropik, termasuk kanker. Masyarakat protes, dan keberatan datang dari BPJS.
Direktur Utama BPJS Fachmi Idris mengatakan pendanaan delapan penyakit ini cukup besar yakni 20 persen dari total pendanaan rumah sakit. Rata-rata hampir Rp 20 triliun, ujarnya.
Tidak hanya itu, media melaporkan, Badan Pemeriksa Keuangan (FAA) menemukan data 61 juta peserta BPJS Kesehatan tidak valid. Temuan tersebut tertuang dalam laporan BPK setelah memeriksa 51 entitas yang terdiri dari rumah sakit umum pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta BPJS Kesehatan.
Juru Bicara BPK Raden Yudi Ramdan Budiman mengatakan BPJS Kesehatan tidak tertib dalam mengelola data kepesertaan. Jika permasalahan ini tidak diatasi, BPK memperkirakan BPJS akan terus mengalami kerugian. “Banyak ditemukan data rangkap atau tidak ditemukan alamat sehingga pembayaran iuran bermasalah,” kata Raden kepada Tempo, 3 Desember 2017.
Pada akhir September 2017, manajemen BPJS menyebutkan empat bulan menjelang akhir tahun, BPJS mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 9 triliun. Hal ini berpotensi mengakibatkan BPJS Kesehatan gagal membayar klaim rumah sakit karena kekurangan Rp 9 triliun.
Informasi mengenai keadaan BPJS tentu mengkhawatirkan, terutama bagi kelangsungan pelayanan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat kelas bawah. Program JKN-KIS diklaim memberikan kontribusi yang cukup menggembirakan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni Rp 152,2 triliun.
Program yang berjalan sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini disebut-sebut sebagai bentuk kepedulian negara terhadap rakyatnya.
Indonesia tertinggal
Gro dan Ernesto mengatakan pemerintahan Jokowi harus segera bertindak. “Alokasi dana sakit yang ada saat ini tidak cukup menjamin keberlangsungan JKN,” kata Gro.
Berdasarkan persentase terhadap total anggaran, anggaran kesehatan mengalami peningkatan menjadi 5% sejak APBN tahun 2016 dari 3,75% pada APBN Perubahan. Terakhir, pemerintah melaksanakan amanat Undang-Undang (UU) No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengalokasikan 5% APBN untuk kesehatan.
Saat memaparkan kebijakan strategis dalam RAPBN 2018, Jokowi menjelaskan belanja pemerintah pada tahun 2018 direncanakan sebesar Rp2.204,4 triliun yang terutama ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan serta mewujudkan masyarakat berkeadilan, meningkatkan efektivitas program perlindungan sosial, meningkatkan pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam meningkatkan anggaran kesehatan masyarakat. Berbeda dengan Thailand dan Tiongkok, yang telah meningkatkan anggaran kesehatan masyarakatnya secara signifikan selama satu dekade terakhir, belanja kesehatan di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yang minimal. Hampir datar.
Belanja anggaran kesehatan meningkat sebesar 3-5% antara tahun 2014-2016, jauh lebih kecil dibandingkan alokasi anggaran untuk infrastruktur yang ditetapkan sebesar 15% dan pendidikan sebesar 20%.
Lagipula, The Elders melihat Indonesia punya niat baik. “Di negara Anda, pembangunan berkelanjutan adalah isu sentral, sementara masih banyak negara lain yang tidak peduli.” kata Gro.
Untuk rokok, ada upaya lain. Pemerintah memutuskan menaikkan tarif cukai rokok sebesar 10,04%. Kenaikan ini mulai berlaku pada 1 Januari 2018. Keputusan kenaikan harga cukai rokok diambil dalam rapat internal yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 Oktober 2017.
Keputusan ini disampaikan Jokowi berdasarkan berbagai pertimbangan.
“APertimbangannya banyak, ada petani tembakau, buruh pabrik rokok, ada sisi kesehatan, ada rokok ilegal. “Ini perhitungan yang kita temukan tadi,” kata Jokowi di Hotel Borobudur, Jakarta, 23 Oktober 2017, dalam acara di Hotel Borobudur, Jakarta. Sebuah langkah yang bagus, namun masih jauh dari cukup.
– Rappler.com