
Paus Fransiskus: Islam bukanlah teroris
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Hampir di semua agama selalu ada sekelompok kecil orang yang fundamentalis. Bahkan, di agama Katolik juga ada kelompok itu.”
JAKARTA, Indonesia – Paus Fransiskus mengatakan Islam tidak bisa disamakan dengan aksi terorisme dan ia juga memperingatkan Eropa bahwa mereka mendorong generasi mudanya untuk jatuh ke tangan ekstremis.
“Tidak benar dan tidak tepat (mengatakan) Islam adalah teror,” kata Paus Fransiskus pada Ahad, 31 Juli, di dalam pesawat resmi yang digunakan Paus, sekembalinya dari kunjungan 5 hari ke Polandia.
“Saya rasa tidak pantas menghubungkan Islam dengan tindakan kekerasan,” ujarnya lagi.
Dia juga bersikeras untuk tetap menepati janjinya, bahkan ketika dia mengutuk pembunuhan brutal seorang pastor Katolik di Prancis pada 26 Juli. Ia tidak menyebut Islam sebagai penyebab kejadian tersebut, meski kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku sebagai dalang kejadian brutal tersebut.
“Hampir di semua agama selalu ada sekelompok kecil orang yang fundamentalis. Padahal di agama Katolik juga ada kelompok ini, ujarnya lagi.
Ia mengatakan, jika ingin berbicara tentang tindakan kekerasan terkait Islam, Paus Fransiskus juga harus membahas tindakan kekerasan terkait agama Kristen.
“Setiap hari di surat kabar saya melihat aksi kekerasan di Italia. Ada yang membunuh pacarnya, sedangkan di kejadian lain ada yang membunuh ibu mertuanya. Mereka semua adalah umat Katolik yang dibaptis,” katanya.
Hukuman ini dijatuhkan Paus Fransiskus setelah beberapa umat Islam menghadiri misa Katolik di gereja Saint-Etienne-du-Rouvray dekat Rouen, Prancis, Minggu lalu. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan duka pasca terbunuhnya pendeta Jacques Hamel.
Dua pelaku pembunuhan menggorok leher Hamel di altar gereja yang dipimpinnya. Paus Fransiskus mengatakan agama bukanlah kekuatan pendorong di balik tindakan kekerasan. Faktanya, dunia ekonomi memuja uang sebagai Tuhan.
“Terorisme tumbuh subur ketika tidak ada pilihan lain dan selama perekonomian dunia hanya fokus pada penyembahan uang sebagai Tuhan dan bukan pada sosok tertentu,” ujarnya lagi.
Ia kemudian bertanya kepada para pemimpin negara-negara Eropa berapa banyak anak muda yang berhasil menjalani kehidupan ideal.
“Mereka tidak punya pekerjaan, sehingga beralih menggunakan narkoba, alkohol, bahkan bergabung dengan kelompok fundamentalis,” ujarnya. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com
BACA JUGA: