• November 24, 2024
Pelajar di Yogya saling menyontek lewat grup Line

Pelajar di Yogya saling menyontek lewat grup Line

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Seorang siswa sekolah negeri di Yogyakarta membeberkan kecurangan ujian nasional kepada Ombudsman melalui grup Line

YOGYAKARTA, Indonesia – Kecurangan dalam ujian nasional kembali dilakukan oleh pelajar di Yogyakarta yang ditetapkan sebagai Kota Pendidikan. Setelah pada tahun lalu ia dikejutkan dengan temuan soal UN yang disebarkan oleh kelompok Line, kini penipuan serupa kembali terjadi, juga dilakukan oleh kelompok Line.

Seorang siswa di sebuah sekolah negeri di kota Yogyakarta mengungkap penipuan tersebut. Mahasiswa tersebut melaporkan penipuan melalui grup Line ke Ombudsman DIY pada Kamis 7 April.

Ketua Ombudsman DIY, Budi Masturi mengatakan, praktik menyontek tersebut dilakukan dengan cara memotret layar komputer yang berisi soal-soal tersebut lalu mengirimkannya ke grup Line. Setelah itu, 195 anggota kelompok saling membantu untuk memberikan jawaban.

“Ini mata pelajaran bahasa Indonesia, ada empat foto yang dikirim dari CBT dan tiga foto soal PBT. Mereka kemudian saling memberi jawaban,” ujarnya kepada wartawan, Kamis, 7 April.

Foto-foto tersebut dikirimkan pada pukul 09.45 WIB tepat saat ujian berlangsung. Budi pun menduga ada siswa yang leluasa membawa ponsel ke dalam ruang ujian. Karena pada saat itu juga para anggota kelompok saling bereaksi.

“Isi kelompoknya tidak hanya mahasiswa di Yogyakarta, tapi juga di luar Yogyakarta. Reporter tersebut kebetulan juga berada dalam kelompok tersebut, namun tidak saling mengenal. Jika mereka aktif dan berbicara satu sama lain saat ujian, berarti siswa bisa menyelundupkan ponsel ke dalam ruang ujian. “Ini tidak boleh dibiarkan,” kata Budi.

Siswa yang melaporkan kecurangan tersebut mengaku baru mengetahuinya setelah ia menyelesaikan ujian dan membuka ponselnya. Ia mengaku kaget dan merasa dikhianati dengan tindakan tersebut.
Ketika dia membaca soal-soal yang dikirimkan di grup Line, dia menemukan bahwa beberapa soal sama persis dengan yang dia kerjakan saat ujian. Dia juga melaporkan temuannya ke Kementerian Pendidikan, namun tidak mendapat tanggapan.

“Setelah tidak ada tanggapan, pelapor mendatangi Ombudsman dengan membawa bukti berupa tangkapan layar. Kami juga menerimanya. Ini bukti masih ada siswa berintegritas yang berani jujur. “Hal ini menunjukkan adanya kelemahan sistem pengawasan pada saat pemeriksaan, hal ini harus diwaspadai,” kata Budi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DIY, Baskara Aji menegaskan, pihaknya melarang keras sebagian siswa peserta UN membawa ponsel ke ruang ujian. Jika temuan tersebut benar, maka akan ada sanksi berupa diskualifikasi.

“Dilarang keras, sanksi akan kami berikan jika terbukti ada yang membawa telepon genggam ke dalam ruang pemeriksaan,” tutupnya. – Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Hongkong