• November 29, 2024
Pelatihan pilot yang buruk menjadi penyebab jatuhnya Air Asia

Pelatihan pilot yang buruk menjadi penyebab jatuhnya Air Asia

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Hal ini dapat merugikan Air Asia secara keseluruhan.”

JAKARTA, Indonesia—Temuan terkini terkait penyebab jatuhnya pesawat Air Asia di Laut Jawa tahun lalu menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh buruknya pelatihan pilot saat menangani situasi darurat.

Laporan terbaru Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang dirilis Selasa 1 Desember 2015 menyimpulkan kegagalan sistem dalam mendeteksi kerusakan pesawat menjadi penyebab utama kecelakaan yang menewaskan 162 orang tersebut.

Namun, pakar penerbangan Universitas Manajemen Singapura, Terence Fan, mengatakan penyebab kecelakaan itu adalah pelatihan pilot yang buruk.

“Penjelasan itu hanyalah skenario yang selalu terjadi pada kecelakaan udara sebelumnya,” kata Fan kepada AFP.

“Pilot terganggu oleh kegagalan sistem atau tidak memperbaiki masalah yang terjadi dan banyak hal lain yang terjadi pada saat bersamaan.”

Apakah citra Air Asia semakin buruk?

Peristiwa yang terjadi pada penerbangan QZ8501 ini merupakan kecelakaan besar pertama yang dialami maskapai asal Malaysia tersebut. Para pengamat menilai temuan baru ini bisa merusak citra Air Asia yang telah dibangun selama 13 tahun.

“Hal ini dapat merugikan Air Asia secara keseluruhan karena temuan ini dipublikasikan pada saat penjualan Air Asia menurun drastis pada kuartal ketiga yang baru diumumkan pekan lalu,” kata Shukor Yusof, analis Endau Analytics di Malaysia. .

“Citra Air Asia akan tercoreng karena laporan tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak dapat merawat pesawatnya dengan baik dan kualitas awak kabinnya tidak memadai,” kata Shukor.

Dalam pengumuman KNPT, penyidik ​​Nurcahyo Utomo mengatakan pilot Air Asia tidak dilatih untuk mengemudikan Airbus dalam kondisi stabil karena tidak direkomendasikan oleh pabrikan Airbus.

Namun mantan kepala otoritas penerbangan Perancis (BEA) yang membawahi Airbus di Perancis mengatakan Air Asia tidak mengikuti prosedur pelatihan yang diwajibkan perusahaan.

BEA mengeluarkan peraturan baru bagi pilot menyusul tragedi hilangnya pesawat Air France dalam perjalanan dari Rio de Janeiro, Brasil menuju Paris, Prancis pada tahun 2009 di Samudera Atlantik, dalam kondisi serupa dengan Air Asia.

“Beberapa rekomendasi BEA mengenai pelatihan pilot jelas tidak diterapkan oleh maskapai tersebut,” kata mantan direktur BEA Jean-Paul Troadec kepada AFP.

Gerry Soejatman dari konsultan penerbangan CommunicAvia yang berbasis di Jakarta mengatakan bahwa kecelakaan Air Asia dan AF447 keduanya terjadi karena masalah teknis yang diikuti dengan kegagalan mesin pesawat.

“Semua penjelasan ada di manual, namun dalam dua kasus ini menunjukkan bahwa pilot tidak mengambil langkah yang benar dalam mencoba memperbaiki mesin,” kata Gerry kepada AFP.

“Tampaknya mereka tidak menyadari bahwa mesin pesawat telah rusak atau tidak memiliki cukup pelatihan tentang cara memulihkan diri dari keadaan darurat di ketinggian.” —Laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sidney