• November 24, 2024
Pemain basket Siliwangi Club disetujui oleh Perbasi dan IBL

Pemain basket Siliwangi Club disetujui oleh Perbasi dan IBL

BANDUNG, Indonesia – Ferdinand Damanik mengaku kaget dengan sanksi yang dijatuhkan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dan Liga Bola Basket Indonesia (IBL). Kedua organisasi bola basket profesional tersebut memberikan skorsing kepada para pemain Klub Bola Basket Siliwangi Bandung karena terlibat dalam pengaturan skor atau match-fixing.

Namun saat dikonfirmasi, Ferdinand mengaku tidak tahu menahu soal tudingan tersebut.

“Kalau soal pengaturan pertandingan, saya tidak tahu apa-apa. Saya pun kaget melihat beritanya. Silakan saja ditanyakan ke Perbasi secara detail, kata Ferdinand melalui pesan singkat, Jumat malam, 24 November.

Perbasi menjatuhkan skorsing selama lima tahun kepada atlet basket berusia 29 tahun itu. Sementara IBL memberikan sanksi yang lebih berat. Pemain berposisi power forward itu mendapat sanksi berupa larangan seumur hidup untuk terlibat di IBL.

Sanksi berat tersebut mengacu pada Peraturan Pelaksana IBL Bab 4 Pasal 7 Ayat 2 yang berbunyi “Apabila ada salah satu staf klub IBL yang terbukti melakukan pengaturan permainan (score setting), maka staf klub IBL tersebut dikenakan sanksi” ‘ sanksi minimal Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan tidak boleh mengikuti seluruh kegiatan PT BBI seumur hidupnya.”

Tak hanya Ferdinand, Perbasi juga menjatuhkan sanksi kepada 7 pemain Siliwangi Bandung lainnya, termasuk salah satu ofisial tim. Melalui surat pemberitahuan bernomor 508/XI/PP/2017, pelaku pengaturan skor diganjar hukuman percobaan mulai dari dua tahun hingga lima tahun.

Mereka adalah Gian Gumilar, Tri Wilopo, Haritsa Harlusdityo, Fredy, Vinton Nolan Surawi, Untung Gendro Mayono, Robertus Riza Raharjo, dan Zulhilmi Fatturohman, ofisial tim. Sanksi tersebut mulai berlaku pada 31 Oktober lalu.

Ferdinand menjadi pemain yang mendapat larangan terlama. Sedangkan Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa, dan Untung divonis empat tahun penjara.

Sedangkan Fredy, Vinton, dan Robertus mendapat sanksi skorsing selama tiga tahun. Sanksi paling ringan yang dikenakan kepada Zulhilmi adalah skorsing selama dua tahun.

Manajemen menderita

Menanggapi sanksi tersebut, manajemen Siliwangi Bandung musim 2016, PT Bandung Utama Raya mengaku tidak mengetahui adanya praktik flirting.

“Di luar pengetahuan kami,” kata Direktur Utama PT Bandung Utama Raya Dennis Depriadie saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat, 24 November.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, kata Dennis, delapan pemain dan satu ofisial tim terbukti melakukan pengaturan pertandingan dengan bukti yang sangat valid. PT Bandung Utama Raya, kata Dennis, merasa kecewa dengan perilaku nakal pemainnya. Akibatnya, manajemen mengalami kerugian dalam banyak hal.

“Sangat kecewa dengan kejadian ini, karena dampaknya begitu kompleks kerugian bisnis untuk kita. Sponsor kami menghilang karena kami seharusnya lolos ke babak playoff, kami tidak lolos dan sebagainya. Hal ini sangat merugikan dari segi bisnis dan lain-lain. Bagaimana klub ini masih stabil dan lain-lain. “Itulah pokoknya, kami sangat kecewa,” ujarnya.

Melalui rilis yang disampaikan kuasa hukumnya, manajemen Klub Bola Basket Siliwangi Bandung musim 2016 pun membantah anggapan banyak pihak terkait motif pengaturan skor yang dilakukan pelaku. Rumor yang beredar menyebutkan, motif pelaku melakukan aksi tidak sportif tersebut karena pihak manajemen gagal membayar gaji pemain setiap bulannya.

“Hal tersebut tidak benar. Kami ingin tegaskan bahwa gaji seluruh pemain telah dibayarkan setiap bulannya hingga berakhirnya musim kompetisi IBL 2016-2017, sehingga tidak benar jika isu ini dan isu lainnya dijadikan sebagai bahan tertawaan. ‘ pembenaran atas kinerja pertandingan ini. -tindakan korektif,” demikian bunyi rilis yang ditandatangani. kuasa hukum Martinus dan Bobby H. Siregar.

Dalam rilis tersebut juga disebutkan bahwa manajemen Siliwangi Bandung musim 2016 sangat mengapresiasi dan mendukung surat yang dikeluarkan PP Perbasi terkait sanksi yang dijatuhkan kepada 8 pemain dan satu ofisial tim. Pihak manajemen menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam pengaturan skor yang tidak dapat dibenarkan secara hukum dengan alasan apapun.

“Maka dengan ini kami akan menindaklanjuti secara tegas secara hukum dengan melihat perkembangan terkait insiden pengaturan skor yang dilakukan oleh beberapa pemain dan ofisial Klub Bola Basket Siliwangi Bandung 2016-2017 pada ajang Liga Bola Basket Indonesia (IBL) musim 2016. kompetisi. -2017,” katanya.

Lalu bagaimana nasib para pelaku pengaturan skor?

Manajer Siliwangi Bandung musim 2017, Romy Tanaka Pattipeilohy mengatakan, delapan atlet yang terlibat pengaturan skor saat ini sudah tidak terdaftar lagi sebagai pemain di Siliwangi Bandung. Romy mengungkapkan, manajemen Siliwangi Bandung yang kini berganti dari PT Bandung Utama Raya menjadi Neosport Maung Internasional telah memindahkan seluruh pemainnya karena kasus tersebut.

“Sebenarnya dari delapan pemain itu, ada beberapa pemain yang ingin dipakai kembali. Namun karena berkaitan dengan kasus tersebut, maka tidak digunakan lagi. Jadi semuanya kita renovasi, kata Romy melalui telepon, Jumat pekan lalu.

Ia pun menegaskan, kedelapan pemain tersebut saat ini tidak ada kaitannya dengan Klub Bola Basket Siliwangi Bandung. Mereka tidak lagi terikat kontrak. – Rappler.com

Pengeluaran SGP hari Ini