• November 23, 2024
Pemakaman bayi gajah di Pidie Aceh

Pemakaman bayi gajah di Pidie Aceh

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Mungkin mati 5-6 hari yang lalu, tapi karena terendam air sungai, pembusukannya melambat.”

GEUNIE, Indonesia – Dua orang pria sedang mencangkul tanah. Tak jauh dari mereka, puluhan warga berkumpul mengelilingi bangkai bayi gajah liar yang mulai membusuk. Ulat dan lalat menggerogoti daging dan kulitnya.

“Di sini kami menguburkan bangkai anak gajah tersebut,” kata seorang pria. Kuburannya pun tak jauh, hanya lima meter dari alur sungai tempat tergeletaknya bangkai bayi gajah tersebut.

(Membaca: Bayi gajah liar ditemukan mati di Pidie Aceh)

Bangkai tersebut ditemukan Senin pekan lalu di Dusun Alue Kaye Unoe Geunie, Desa Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Pidie, Aceh. Letaknya di tengah alur sungai kecil. Jaraknya sekitar dua kilometer dari rumah warga.

Sembari menunggu penggalian kuburan, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memeriksa bangkai tersebut untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.

Bangkai gajah tersebut dibolak-balik beberapa kali. Batangnya yang mulai memutih diukur. Hasilnya sebesar dua jengkal tangan pria. Kulitnya mulai mengelupas. Ulat dan lalat menutupi bagian luar bangkai.

“Mungkin 5-6 hari yang lalu mati, tapi karena terendam air sungai, pembusukannya tertunda,” kata Nurdin, salah satu tim BKSDA sambil mengangkat kaki kiri bangkai gajah tersebut.

Tali pusar belum dilepas dari perutnya. Artinya gajah ini masih sangat kecil. Kepada BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan jika dilihat dari tali pusarnya, usia anak gajah tersebut masih sekitar tiga minggu.

Tiga pekan lalu, seekor induk gajah liar melahirkan pada 13 April di Desa Kandang, Kecamatan Sakti, Pidie. “Kemungkinan anak sapi tersebut lahir di Kecamatan Sakti,” kata Sapto kepada Rappler, Rabu, 3 Mei 2017.

Sapto memperkirakan anak sapi tersebut mati setelah terjatuh ke alur sungai atau terpisah dari kawanan induknya, sehingga ketika hendak mengikuti jalur induknya, anak tersebut tidak dapat menahannya lagi.

“Karena pada bangkai gajah tersebut kami tidak menemukan adanya indikasi diracun, dijebak, atau ditembak,” pungkas Sapto. “Selain itu, anak gajah tersebut belum makan, jadi kecil kemungkinannya untuk keracunan.”

Lubang tersebut dikeruk hingga kedalaman satu meter. Dengan kantung yang dipotong memanjang, bangkai anak sapi tersebut diangkat menjadi satu. Kemudian ditaruh di kubur. Tanahnya hancur dan menutupi bangkai bayi hewan yang seharusnya dilindungi. —Rappler.com⁠⁠⁠⁠

Keluaran Sydney