Pemerintah memperkenalkan paket ekonomi ke-9
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam beberapa pidatonya mengaku menerima keluhan pemadaman listrik yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal inilah yang membuat Jokowi dorong penuh proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt. “Ini bukan data berdasarkan keinginan, tapi berdasarkan kebutuhan,” kata Jokowi juga saat menanggapi kritik anggota kabinetnya.
Kabinet Jokowi kemarin meluncurkan Paket Ekonomi jilid 9, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus mencapai rasio elektrifikasi hingga 97,2 persen pada tahun 2019. Paket Kebijakan Ekonomi kali ini fokus pada upaya percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Dalam paket ekonomi ini, pemerintah juga telah menerbitkan peraturan baru mengenai kebijakan mengenai penyediaan hewan ternak dan/atau produk hewani dalam hal tertentu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan hingga tahun 2015, kapasitas terpasang listrik di Indonesia mencapai 53 gigawatt, dengan energi yang terjual mencapai 220 TWH (terra watt jam). Rasio elektrifikasi saat ini sebesar 87,5 persen
“Untuk mencapai rasio elektrifikasi hingga 97,2 persen pada tahun 2019, diperlukan pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sekitar 8,8 persen per tahun. “Ini berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen per tahun dengan asumsi elastisitas 1,2,” kata Darmin kepada wartawan saat peluncuran paket kebijakan ekonomi Jilid 9, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (27/1) malam. .
Untuk mencapai target tersebut, kata Darmin, diperlukan kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa penugasan kepada PT PLN (Persero). Terbitnya Peraturan Presiden Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan yang merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi 9 memberikan landasan hukum yang kuat bagi PLN untuk mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
“Pemerintah akan mendukung berbagai langkah PLN seperti jaminan pasokan energi primer, kebutuhan pendanaan berupa penyertaan modal negara, fasilitas pengembangan energi baru terbarukan (EBT), penyederhanaan perizinan melalui perizinan terpadu satu pintu, penyelesaian konflik tata ruang, penyediaan lahan dan penyelesaian permasalahan hukum, serta pembentukan badan usaha tersendiri untuk menjadi mitra PLN dalam penyediaan tenaga listrik,” kata Darmin.
Selain didukung kemudahan, Darmin menegaskan PLN juga wajib mengutamakan penggunaan barang dan jasa rumah tangga melalui proses pengadaan yang inovatif, misalnya pengadaan online. Buka bukumemberikan preferensi harga kepada pemasok barang dan jasa dengan tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi, serta melaksanakan pengadaan yang memungkinkan produsen lokal memasok komponen untuk sistem pembangkit listrik.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir saat ditemui redaksi media pekan lalu mengatakan, pihaknya memperketat persyaratan lelang pengadaan listrik. “Kami hanya ingin berurusan dengan investor yang bonafid. “Performance bond atau surat utang yang sebelumnya hanya 1 persen dari total biaya proyek, kami tingkatkan menjadi 10 persen,” kata Sofyan Basir.
Menstabilkan pasokan dan harga daging sapi
Selain listrik, Paket Ekonomi Jilid 9 juga mengatur kebijakan mengenai penyediaan hewan ternak dan/atau produk hewan dalam hal tertentu. “Kebijakan ini didasari oleh kebutuhan daging sapi dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. “Pada tahun 2016 misalnya, kebutuhan nasional sebesar 2,61 per kapita, sehingga kebutuhan nasional tahunan mencapai 674,69 ribu ton atau setara 3,9 juta ekor sapi,” jelas Darmin.
Menko Perekonomian mengakui kebutuhan tersebut belum bisa dipenuhi oleh peternak dalam negeri, sebab produksi sapi baru mencapai 439,53 ribu ton per tahun atau setara 2,5 juta ekor sapi. Sehingga terjadi defisit pasokan sebesar 235,16 ribu ton yang harus dipenuhi melalui impor, jelasnya.
Menurut Darmin, pemerintah sebenarnya sudah mengambil langkah untuk meningkatkan pasokan atau produksi daging sapi di dalam negeri. Antara lain melalui upaya peningkatan jumlah penduduk, pengembangan logistik dan distribusi, perbaikan sistem tata niaga sapi dan daging sapi, serta penguatan kelembagaan melalui Sentra Peternakan Rakyat (SPR). Namun karena upaya ini memerlukan waktu, maka harus dibarengi dengan pasokan dari luar negeri untuk menutupi kekurangan yang ada.
Mengingat terbatasnya jumlah negara pemasok, lanjut Darmin, pemerintah Indonesia harus memperluas akses dari negara dan zona tertentu yang memenuhi persyaratan kesehatan hewan – yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Internasional (OIE) – untuk meningkatkan sumber alternatif pasokan hewan dan produk hewan. .
Untuk itu Menteri Pertanian akan menyebutkan negara atau zona dalam suatu negara, unit usaha atau peternakan untuk melakukan impor hewan ternak dan/atau produk hewan berdasarkan analisis risiko dengan tetap memperhatikan ketentuan AMDAL.
Jadi, tegas Darmin, impor hewan ternak dan produk hewani tetap bisa dilakukan dalam keadaan tertentu, seperti dalam situasi bencana, kurangnya ketersediaan daging, atau saat harga daging naik yang dapat menyebabkan inflasi dan mempengaruhi stabilitas harga.
Jenis ternak yang dapat diimpor adalah sapi bakalan atau kerbau, sedangkan produk hewani yang dapat diimpor adalah daging sapi dan/atau kerbau tanpa tulang.
“Kebijakan ini diharapkan dapat menstabilkan pasokan daging dalam negeri dengan harga terjangkau dan kesejahteraan peternak terus meningkat,” kata Darmin.
Presiden Jokowi Ingatkan Stabilisasi Harga Pangan
Terkait kenaikan harga pangan yang terjadi belakangan ini, Jokowi telah menginstruksikan Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengambil langkah-langkah untuk membuat strategi besar atau grand plan terkait masalah pangan.
“Presiden meminta Menteri Perdagangan bersama Menteri Pertanian menjaga harga benar-benar wajar, yang bisa menguntungkan petani tapi juga tidak merugikan produsen,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung kepada wartawan usai menggelar rapat terbatas di kantor Presiden. Jakarta, Rabu (27/1), jelang peluncuran Paket Ekonomi 9.
Pramono Anung mengatakan, Presiden mengingatkan agar tidak memberikan keuntungan terlalu besar kepada perantara atau orang tengah. “Karena saat ini masyarakat yang mendapat untung terlalu besar terkait dengan kenaikan harga pangan perantara, yaitu antara produsen dan konsumen,” kata Pramono.
Pramono mengatakan, apa yang dimaksud dengan orang tengah Hal ini tidak boleh diartikan kecil, namun mereka adalah pemain-pemain besar yang memegang kendali dan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan keuntungan kumulatif para petani.
Sebelumnya, dalam pembukaan rapat kerja Kementerian Perdagangan, Tom Lembong menegaskan pesan Presiden adalah menjaga keseimbangan antara produsen, konsumen, dan pedagang. “Jadi jangan sampai ada pihak yang terlalu diunggulkan atau diunggulkan secara tidak proporsional. “Seperti yang dijelaskan pada pembukaan, tentu bukan hal yang mudah, namun kami akan terus berusaha,” kata Tom (27/1)
Diakui Tom, selama ini Indonesia terlalu bergantung pada sumber impor. Modernisasi kebijakan mengenai zona diharapkan dapat memberikan relaksasi, membuka alternatif lain yang dapat mendiversifikasi sumber impor dan mengurangi ketergantungan, serta menciptakan persaingan antar importir.
Menurut Tom Lembong, logistik juga menjadi salah satu aspek utama dalam rantai pasok yang panjang. Ia berharap upaya yang dicanangkan Menko Perekonomian ini dapat meningkatkan persaingan di bidang transportasi dan pengiriman barang.
“Jadi kesimpulannya tentu saja kenaikan harga pangan. “Telur, ayam, dan daging sapi khususnya tentu menjadi perhatian pemerintah dan kami aktif berkoordinasi secara internal bagaimana cara segera menyelesaikan masalah ini,” kata Tom. — Rappler.com
BACA JUGA