Pemerintah mengerahkan massa untuk menghadiri aksi 412?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dugaan ini muncul karena beredar luas surat edaran berbagai kementerian di masyarakat yang meminta pejabat pemerintah menghadiri acara “Kita Indonesia” di Bundaran Hotel Indonesia.
JAKARTA, Indonesia – Setelah aksi 2 Desember berhasil mendatangkan ratusan ribu orang, kini muncul kegiatan lain bertajuk “Kita Indonesia”. Acara yang digagas Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat, dan berbagai partai pendukung pemerintah ini digelar pada Minggu 4 Desember di sepanjang Jalan Sudirman hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Rencananya akan didirikan 10 panggung di seluruh kawasan. Panggung akan diisi dengan pertunjukan budaya mulai pukul 08:00 hingga 11:00 WIB.
Waktu yang dipilih bertepatan dengan Car Free Day. Ketua DPP Golkar Zainudin Amali mengatakan, acara “Kita Indonesia” digelar bukan untuk menyaingi aksi damai 2 Desember di Monumen Nasional.
“Aksi kami di Indonesia tidak ada hubungannya dengan aksi yang dilakukan pada hari Jumat. “Aksi kita Indonesia ini dilakukan untuk membangkitkan atau menghidupkan kembali rasa kebangsaan yang selama ini mengganggu rasa keberagaman,” kata Zainudin saat menggelar konferensi pers di kantor DPP Partai Nasdem pada Jumat, 2 Desember dan dikutip sebagai berikut. media.
Ia memperkirakan kegiatan ini akan diikuti 500 ribu orang. Namun di saat yang sama, muncul surat edaran dari berbagai kementerian dan perusahaan yang meminta bawahannya untuk menghadiri acara tersebut.
Surat edaran itu beredar luas di masyarakat dan media sosial. Sekretaris Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial melalui surat tertulisnya mengimbau para pejabat di lingkungan direktoratnya untuk menghadiri acara “Bhinneka Tunggal Ika” yang kebetulan juga digelar di tempat yang sama.
Andi Hanindito, Plt Kepala Biro Humas Kementerian Sosial membenarkan adanya surat tersebut, namun membantah jika kegiatan tersebut berkaitan dengan motif politik.
“Kami tidak akan pergi seperti itu. Biasanya kami melakukan kegiatan saat car free day dengan mengundang karyawan. Hanya saja kali ini (dengan surat) agar lebih terkoordinasi, kata Andi, dikutip. media.
Bantahan serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Sri Agustina. Dalam surat yang ditandatangani Srie, jelas tertulis bahwa setiap unit eselon II wajib mengirimkan minimal 10 orang peserta, baik pejabat pemerintah maupun non-pemerintah.
“Acara ini hanyalah sebuah ajang olah raga hasil kerjasama Menteri dan pegawai Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan kegiatan olah raga agar badan sehat dan segar setelah seminggu bekerja yang melelahkan,” kata Srie kepada Rappler, Sabtu, Desember lalu. . 3.
Srie mengatakan, ini bukan kali pertama Kementerian Perdagangan menggelar acara serupa. Sebab, acara sederhana tersebut bisa menjadi jembatan untuk semakin membangun rasa kekeluargaan dan kebersamaan di lingkungan keluarga besar Kementerian Perdagangan.
Harus memberikan penjelasan
Surat edaran Kementerian tentang mobilisasi PNS untuk menghadiri kegiatan 4 Desember membuat bingung masyarakat. Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution menilai pemerintah harus menjelaskan kepada masyarakat mengenai surat edaran tersebut.
Khususnya mengenai surat edaran nomor 046/SJ-DA/SE/11/2016 yang diterbitkan pada 29 November dan ditandatangani Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina. Sebab jelas menghimbau agar pejabat pimpinan II mengirimkan minimal 10 orang pejabat pemerintah atau non pemerintah.
Surat lainnya juga ditandatangani Sekretaris Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial yang juga menyerukan hal serupa.
“Dua surat dari pemerintah itu langsung memicu protes. Pasalnya, surat-surat tersebut berisi mobilisasi aparatur sipil negara/ANS untuk menghadiri acara-acara tertentu yang diduga bernuansa politik, kata Maneger dalam keterangan tertulis yang dikutip sebagai berikut. media.
Masyarakat meminta pemerintah memastikan keaslian surat-surat tersebut. Benarkah surat-surat tersebut dikeluarkan oleh kementerian atau lembaga pemerintah?
Sebab jika benar demikian, maka akan muncul pertanyaan di benak masyarakat mengenai dugaan penyalahgunaan jabatan yang dilakukan pejabat pemerintah untuk kepentingan politik tertentu.
“Apakah itu melibatkan penggunaan posisi yang berimplikasi menguntungkan diri sendiri atau kelompok politik tertentu?” kata Manajer. – Rappler.com