Pemkot Malang menyiapkan Rp12,4 miliar untuk pemberitaan dan penyiaran
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Anggaran media terus meningkat sejak tahun 2014
MALANG, Indonesia – Lembaga swadaya masyarakat Malang Corruption Watch (MCW) mengkritik pemerintah Kota Malang yang menganggarkan Rp 12,4 miliar untuk pemasangan berita dan siaran sepanjang tahun 2016.
Datanya ada di APBD 2016. Totalnya tahun ini Rp 12,4 miliar. Tahun 2014 anggaran serupa mencapai Rp 5,7 miliar dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp 10,2 miliar, kata Hayyik Ali, Wakil Koordinator Tipikor Malang. Watch (MCW) mengatakan pada Kamis, 14 April.
Anggaran ini paling besar dibandingkan anggaran APBD Kota Batu untuk pos serupa pada tahun ini yang berjumlah Rp6 miliar dan Kabupaten Malang sebesar Rp3,5 miliar, kata Hayyik.
Anggaran tersebut dilampirkan pada sejumlah pos berbeda, dengan Rinciannya: Dinas Pendapatan Rp850 juta, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Rp188 juta, Pembinaan Lembaga Penyiaran Rp9 juta, Sosialisasi Kepabeanan Rp2 miliar, dan Humas Rp6,3 miliar.
Menurut Hayyik, anggaran tersebut khusus digunakan untuk menjalin kerja sama dengan media massa.
“Ini khusus kerja sama dengan media massa, mereka juga punya anggaran lain untuk website, majalah, videotron, pamflet dan lain-lain untuk programnya sendiri,” ujarnya.
MCW menyebut angka tersebut boros. Angka tersebut lebih besar dibandingkan angka penanganan gizi buruk di Kota Malang pada tahun 2016.
Program Pencegahan Gizi Buruk mencapai Rp700 juta pada tahun 2016, sedangkan anggaran lainnya untuk Program Gizi Tambahan (SFP) berjumlah Rp2 miliar.
“Sedangkan masyarakat yang menderita gizi buruk di Malang cukup banyak. “Dari data di media massa, penderita gizi buruk di Malang menempati urutan kedua terbesar di Jawa Timur,” kata Hayyik.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Pemkot Malang Widianto tak menampik soal anggaran tersebut. Menurutnya, ada penambahan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk membiayai Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) pada awal April 2016.
“Ada peningkatan sebesar Rp2 miliar, salah satunya untuk memperkuat momentum ICCC,” kata Widianto, Kamis, 14 April. Ia menambahkan, anggaran tersebut tidak hanya untuk pelaporan tetapi juga kegiatan lain seperti protokol operasional dan dokumentasi. – Rappler.com